Tetap Bersukacita di Tengah Kesesakan

0
1292

*”Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.”  2 Korintus 8:2*

Adalah pekerjaan mudah bagi kita untuk bersukacita dan memuji-muji Tuhan ketika keadaan kita sedang baik, tidak ada masalah, kondisi sehat (tidak sakit), usaha lancar, anak-anak berhasil dalam studi dan sebagainya.

Sebaliknya jika sedang dalam masalah dan pergumulan yang berat, terbaring lemah karena sakit, kita gampang mengeluh, mengomel, bersungut-sungut, murung sepanjang hari dan putus asa, rasa-rasanya kita sudah tidak berpengharapan lagi.

Lalu kita mungkin akan berkata, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang.” (Mazmur 22:2-3).

Berbeda dengan jemaat Makedonia. Walaupun berada dalam pencobaan dan penderitaan yang berat mereka tetap mampu bersukacita, bahkan sukacita mereka meluap. Bagaimana mungkin?

*Karena mereka percaya bahwa “…Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28).*

Tetapi bisa mengucap syukur di segala keadaan membuktikan bahwa jemaat Makedonia bukanlah jemaat ‘kanak-kanak’ melainkan jemaat yang dewasa rohani. Mampukah kita seperti mereka?

*Rasul Paulus menasihati, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18).*

*Belajarlah mengucap syukur dan berhentilah untuk mengeluh, karena dalam segala perkara Tuhan turut bekerja!*

_Selamat soredan Selamat Beraktifitas. JBU -dm_

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here