Bertumbuh dan Berbuah

0
8244

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

 

Kolose 2:6-7

(6) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. (7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

 

Sebuah gereja bisa mengalami pertambahan anggotanya secara pesat dalam waktu dekat. Mungkin karena khotbah pendetanya yang selalu menarik, mungkin juga karena pendekatan majelisnya yang dilakukan dengan gencar setiap saat. Ini hal yang baik sekali. Tetapi jangan pikir, dan jangan dijadikan ukuran, bahwa pertambahan jumlah anggota adalah tanda pertumbuhan gereja.

Bisa saja gereja tambah besar, tambah kaya, anggotanya tambah banyak, tetapi belum tentu ia tambah dewasa. Iman anggotanya masih pada tingkat TK. Inilah yang dikritik Paulus dalam Ibrani 5:12: “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.”

Karena itu, dalam hal bergereja, kita jangan cuma bicara tentang pertambahan kuantitas. Yang tidak kalah pentingnya adalah pertumbuhan kualitas. Dalam dunia bisnis segala sesuatu diukur dari kuantitas. Namun, gereja bukanlah lembaga bisnis. Yang dipentingkan Tuhan dari gereja adalah kualitas! Dalam Lukas 18:8 Yesus berkata: “… Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”

Kuatintas tentu penting, tapi yang terpenting adalah kualitas. Kualitas akan menopang kuantitas. Tapi tidak sebaliknya. Kuantitas belum tentu menjamin kualitas gereja. Dalam Kisah Para Rasul 2:47 dikatakan: “Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” Ayat ini memperlihatkan pengaruh kualitas terhadap kuantitas. Ungkapan disukai banyak orang mencerminkan kualitas. Mereka tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain, bahkan mereka menjadi berkat bagi orang lain. Hasilnya? Tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka. Singkatnya: karena kualitas mereka baik, orang tertarik. Kuantitas pun bertambah.

Jadi kita harus bertumbuh (berkualitas), jangan cuma bertambah! Bagaimana kita harus bertumbuh? Ayat 6-7 bacaan kita hari ini mengatakan: “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Dimulai dengan awal yang baik, yaitu: telah menerima Kristus. Apakah ini suatu hal mudah? Ternyata tidak! Banyak orang Kristen, namanya saja Kristen, tapi tindak-tanduknya tidak mencerminkan bahwa dia menerima Kristus.

Selanjutnya: hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Ada konsistensi hidup dalam Kristus. Yang penting di sini adalah bertahan. Iman yang teguh adalah iman yang terus berserah kepada Yesus dalam situasi apa pun.

Langkah berikutnya adalah: hendaklah kamu berakar di dalam Dia. Pohon yang baik adalah pohon yang bertumbuh dan juga memiliki akar yang kuat. Sebagai orang Kristen, di manakah kita harus berakar? Akar kita adalah pada Kristus. Kalau akar kekristenan kita tidak kuat, maka kita mudah tumbang. Kita harus berpaut lebih erat pada-Nya. Ya, seperti ungkapan Paulus: Kristus di dalam aku, aku di dalam Kristus.

Sekanjutnya apa lagi? Kita dibangun di atas Dia dan bertambah teguh dalam iman. Dibangun, artinya kita mengalami peningkatan. Kita semakin punya nilai lebih. Makin hari bukan makin mundur, tapi makin maju dan semakin baik.

Dan akhirnya: hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Ini adalah ukuran kedewasaan yang penuh. Kita selalu bersyukur. Bersyukur di sini bukan sekedar memuji Tuhan yang telah memberkati kita, tapi juga kita menjadikan diri kita sebagai berkat bagi sebanyak mungkin orang. Jadi kita tidak hanya mengharapkan berkat, tapi juga membagikan berkat. Point terakhir ini mengarahkan kita untuk menjadi berguna bagi orang lain, termasuk orang-orang (masyarakat) di sekitar kita. Kita harus ke luar untuk bersaksi!

Gereja kita jangan sekedar menjadi kelompok yang hanya menyenangkan dan memuaskan dirinya saja. Bersaksi dan berdaya guna bagi dunia di sekitar kita adalah juga bagian dari proses pertumbuhan gereja. Adakah kita berada dalam pertumbuhan seperti ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here