Keadilan Sosial

0
752

Oleh: Galatia Chandra

 

Di sebuah hutan di pinggiran sungai. Seekor bebek betina sedang asyik mengerami telur-telurnya dan perkiraannya adalah pada hari itu telur-telur tersebut akan menetas. Dan… Benar saja, tidak berapa lama kemudian, satu persatu, telur itu pecah dan seekor anak bebek keluar dari cangkangnya. Demikianlah telur-telur itu berubah menjadi anak-anak bebek, satu persatu. Hingga telur terakhir menetas.

Namun sang induk bebek terkejut bukan kepalang, melihat seekor anak bebek yang besar keluar dari cangkang yang terakhir. Bentuk badannya aneh dengan paruh hitam yang aneh serta warna bulunya juga abu-abu…

Semua mentertawakannya sebagai bebek aneh. Ketika ia bertumbuh, ia pun seringkali di bully bukan hanya oleh teman-temannya. Melainkan juga oleh saudara-saudaranya sendiri.

Dia punya banyak julukan. Mulai dari si kaki galah karena kakinya yang lebih jangkung dari saudara-saudaranya, si blacky head, karena mulai dari paruhnya yang hitam hingga lehernya warnanya pun hitam. Badannya yang kombinasi putih dan abu-abu mengakibatnya ia juga punya julukan si kusam.

Akhirnya ia tidak tahan lagi, ia pun pergi meninggalkan keluarga dan teman-temannya. Ketika ia sedang asyik berjalan di pinggiran sungai. Tiba-tiba mendaratlah beberapa ekor angsa (goose) yang terbang dari tempat yang jauh dan ingin beristirahat. Si bebek aneh tersebut terkejut karena “bebek aneh yang bisa terbang itu” ternyata bentuk rupanya persis seperti dirinya.

Barulah ia menyadari bahwa dirinya sesungguhnya adalah seekor angsa. Entah bagaimana ceritanya ketika ia masih di dalam telur, ia bisa nyasar berada di tumpukan telur bebek. Beberapa ekor Angsa yang cantik mendekatinya seraya berkata: “Hai tampan, mengapa aku tidak pernah melihat dirimu di antara kelompok kita?”

Sang bebek yang merupakan seekor Angsa yang tampan pun berkata: “Selama ini saya berada di habitat yang salah. Apakah saya boleh mengikuti kalian dan menjadi bagian dari kelompok kalian?

Social justice atau Keadilan Sosial merupakan sebuah terminology bahwa setiap manusia atau individu harus mempunyai Hak, kewajiban, kesempatan, perlakuan yang sama. Tidak peduli dengan gender, status sosial (miskin, kaya), Agama, Golongan, Ras, Warna Kulit dan lain-lain. Semua harus dianggap sama.

Kita tidak boleh memandang sesuatu yang berbeda dari kita itu buruk. Barangkali perbedaan-perbedaan yang ada itu justru memperkaya kita.

Tidak boleh seseorang yang warna kulitnya berbeda, agamanya berbeda diperlakukan secara berbeda. Itu artinya tidak adil secara sosial.

Begitu juga dengan masalah kekayaan. pemerintah dalam suatu negara haruslah menjadi wasit yang adil agar semua *Warga Negara* dari Suku, Agama, Ras, Golongan manapun mempunyai *kesempatan* yang sama untuk berusaha dan mencari nafkah.

Jika ada pemerintah yang menghibahkan tanah hanya pada orang tertentu tanpa memberikan kesempatan yang sama pada warga lainnya terutama yang berdiam di daerah tersebut. Hal itu sesungguhnya menyalahi sila ke 5 Pancasila yaitu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hari ini diseluruh dunia memperingati “The World Day of Social Justice” mari kita juga menjadi pendorong dan pelaku terjadinya Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

_”Striving for social justice is the most valuable thing to do in life.”_ – Albert Einstein

Have a Great Day! GC

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here