HAK UNTUK MENDAPAT KEADILAN DAN KEBENARAN

0
1071

 

Keluaran 5:10-23

Maka mengertilah para mandur Israel, bahwa mereka ada dalam keadaan susah, karena dikatakan kepada mereka: “Kamu tidak boleh mengurangi jumlah batu bata pada tiap-tiap hari.” (Kel. 5:19)

Lord Acton mengatakan, “Kekuasaan yang mutlak, mutlak berujung pada korupsi.” Dengan itu, ia menegaskan bahwa semakin seseorang memiliki kekuasaan yang besar, dengan mudah ia mengabaikan apa-apa yang benar dan patut, karena menghendaki kekuasaannya langgeng. Orang seperti itu memahami dirinya sebagai pemilik kekuasaan tertinggi.

Firaun sangat ingin mengambil untung sebanyak-banyaknya dari tenaga umat Israel. Keinginan Israel untuk bebas dari perbudakan ditanggapi dengan ‘unjuk kekuatan’ dan tekanan dengan kebijakan yang keji. Firaun sudah mengabaikan keadilan dan kebenaran. Sebenarnya Firaun tidak sedang menyakiti umat Israel saja, melainkan juga sedang melawan Allah yang menghendaki keadilan, kebenaran dan kasih dijunjung tinggi. Umat menyampaikan penindasan itu kepada Musa sambil memohon solusi yang bijaksana darinya dan dari Allah.

Penindasan hak azasi, perilaku tidak adil dan tidak benar, bukan saja terjadi pada zaman Musa. Sampai saat ini, ada banyak bentuk-bentuk ketidakadilan yang kita saksikan. Saat memiliki kuasa dalam mengambil kebijakan, orang dapat jatuh ke dalam dosa egoisme dan menggantikan Allah dengan berlaku sewenang-wenang kepada yang lain demi mendapat keuntungan dengan ‘membungkam’ hak-hak azasinya. Kita tidak boleh diam saat menyaksikan hal itu. Upayakan langkah-langkah penyadaran. Segeralah mencari solusi.

REFLEKSI: Saat Allah menjadi Raja hidup, keadilan, kebenaran dan kasih harus nyata di dalam segenap aspek hidup.

Mzm. 91:1-2, 9-16; Kel. 5:10-23; Kis. 7:30-34

Pdt. Essy Eisen

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here