Oleh: P. Adriyanto
*”Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya, ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap penuh kepercayaan kepada Tuhan.”*
*Mazmur 112:1,7*
Pada tahun 1998, Indonesia telah dilanda krisis moneter yang menghancurkan banyak perusahaan. Revenue macet, piutang tidak tertagih dan suku bunga pada waktu itu mencapai 80%.
Perusahaan dimana tempat saya bekerja juga mengalami kesulitan antara mati dan hidup. Setiap pagi karyawan yang pengikut Kristus harus bergumul dengan doa, dan setiap pukul 17:30 ~ 22:00, saya sebagai Vice President harus mencari jalan keluar agar dapat tetap survive. Dengan bersatunya hati atas anugerah Tuhan, semua karyawan bersedia turun ke lapangan untuk menagih piutang yang macet dan dari pintu ke pintu menjual barang-barang mulai dari blender sampai barang-barang elektronik seperti kulkas, TV, gas range, mesin cuci dan lain-lain, walaupun kami semua bukan sales people.
Setiap sore mulai pukul 17:OO ~ 23:00 kami berjualan di Monas dan Parkir Timur Senayan dan kesemuanya itu adalah untuk menggugah para karyawan di seluruh cabang untuk melakukan hal yang sama, di samping untuk menjaga likuiditas perusahaan terutama untuk pembayaran gaji karyawan.
Syukur, puji Tuhan, kami dapat survive, bahkan pada tahun 1999 perusahaan telah berkembang secara luar biasa, jauh melebihi sebelum krisis moneter.
Kejadian di atas adalah merupakan bukti bahwa Tuhan pasti menolong kita dan kita tidak perlu takut kepada khabar celaka.
0leh sebab itu, kita harus rajin membaca Firman sebagai landasan yang kokoh bagaikan batu karang bagi iman kita. Kita dapat nengusir kecemasan yang selalu dihembuskan oleh iblis.
Sekaranglah waktunya bagi kita untuk membangun landasan tersebut untuk menghadapi berbagai krisis. Masuklah firman dalam hati kita, sehingga ketika kita membutuhkan, firman tersebut akan mengalir dengan penuh kuasa.
Amin.