Kita adalah Surat Kristus. Jangan Menjadi Batu Sandungan.

0
6222

 

Oleh: Stefanus Widananta

 

 

Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh baru, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

2 Korintus 3;3

 

Sekarang sudah menjadi tren, orang atau organisasi menyampaikan  pesan atau mengajak masyarakat untuk berbuat sesuatu dengan menuliskannya di kaos.

Berbagai “tagar” yang berupa pesan ditukis dengan huruf yang besar agar mudah dilihat dan dibaca orang lain.

 

Paulus mengatakan bahwa kita ini adalah surat Kristus yang terbuka, yang juga bisa dilihat dan dibaca orang.

Bahkan kata Paulus, ditulisnya bukan dengan tinta, seperti kaos-kaos dengan tagar yang provokatif, yang dicetak atau disablon dengan tinta, melainkan ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup.

 

Sebagai surat Kristus, kita menyatakan apa yang menjadi pikiran dan perasaan Kristus, yang membawa terang, bukan sesuatu yang provokatif melainkan membawa damai, seperti yang Yesus katakan, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”.

 

Namun sayang, kita seringkali justru menutupi surat Kristus dalam diri kita dengan kemunafikan, dengan hal-hal yang menuruti daging kita, sehingga hidup kita tidak menjadi kesaksian yang baik melainkan menjadi batu sandungan.

Gandhi pernah mengatakan bahwa dia mengagumi Kristus, namun dia membenci kekristenan karena umat Kristiani tidak seperti Kristus.

 

Hidup kita adalah kesaksian bagi orang di sekitar kita, supaya mereka bisa melihat dan menerima Kristus dalam hidup mereka, oleh karena itu, marilah kita menyadari bahwa kehidupan kita dibaca oleh orang lain dan kita harus mencerminkan kemuliaan Kristus dalam setiap langkah hidup kita.

 

Tuhan Yesus memberkati

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here