Oleh: Pdt Martunas P. Manullang
Selamat pagi dan salam damai sejahtera bagi kita semua.
AKU BERDOA, TUHAN MEMBERIKAN. Atau: DOAKU DIJAWAB TUHAN.
Inilah ungkapan singkat dari Hana, saat dia menyerahkan anaknya menjadi hamba TUHAN.
Selengkapnya berbunyi sebagai berikut: Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.” (1 Samuel 1:27).
Inilah ayat renungan kita hari ini.
Seperti kita ketahui, Hana, adalah istri Elkana. Elkana dan Hana adalah orang yang takut akan Allah. Lama menikah dengan Elkana, Hana belum mendapatkan seorang anak. Elkana pun mengambil lagi seorang perempuan, bernama Penina, menjadi istri kedua baginya. Penina melahirkan anak, tetapi Hana, belum (1:1-2).
Bagi Hana, sebagai seorang perempuan yang menikah, kemandulan dirinya membuat dia merasa hina.
Suatu hari, Hana datang ke rumah ibadah, menyampaikan doa permohonan kepada TUHAN, agar dia diberi anak oleh TUHAN.
Dalam doa permohonannya itu, Hana menyerukan secara khusus kepada TUHAN, agar kiranya dia dianugerahi seorang anak laki-laki, yang kelak akan dipersembahkan kepada TUHAN sejak masa kanak-kanak (1:11).
TUHAN mendengar doa Hana, dia dianugerahi seorang anak laki-laki. Anak ini dinamai Samuel. Memenuhi janji atau nazarnya, setelah Samuel tidak menyusui lagi dan disapih (disunat), Hana pun mengantarkan anaknya ke rumah TUHAN di Silo, dan duserahkan kepada imam Eli.
Untuk merespon keheranan (tanda tanya) imam Eli, maka Hana menjelaskannya sbb:
“Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN (26). Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya (27). Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.” Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN (28).
Kesaksian Hana ini menjadi amat menarik untuk kita renungkan, apa yang dijatakan Hana pada ayat 20: “Aku telah memintanya dari pada TUHAN”…. dan dibuktikan pada pelaksanaannya di ayat 28: “Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN..”.
Hana telah minta dalam doanya anak tersebut. TUHAN mendengar doa Hana. Dan Hana pun menyerahkan kembali anak itu kepada TUHAN, sebagai pemenuhan janjinya.
Bagi kita orang percaya yang hidup di zaman ini, marilah kita merenungkan beberapa hal, antara lain:
1. Hana, seorang perempuan, seorang istri, yang memiliki beban hidup.
Untuk dapat menjalani kehidupan sedemikian ini, Hana benar-benar memerlukan kasih karunia dari TUHAN.
Beban dan kesedihan dalam hidup, dapat mendorong kita untuk memohon kasih karunia TUHAN.
2. Hana, memang terbeban dengan keadaannya yang mandul. Tetapi, keadaannya itu tidak membuat dia menyerah, malahan membuat imannya terbangun. Pengharapannya bertumbuh. Dia optimis dan bermohon kepada TUHAN.
Hal-hal sedih dan perih yang kita alami, dapat dipakai TUHAN untuk mendorong kita datang sujud pada-Nya dan memohon anugerah-Nya. Kesedihan karena beban hidup dapat menggugah kesadaran kita utk berpaling, dan tertuju hanya kepada TUHAN.
3. Hana, dengan sadar menerima keadaannya yang sedang mandul. Namun demikian, dengan penuh pengharapan dia bermohon kepada TUHAN, agar TUHAN membawa dia keluar dari keadaannya yang lama (seorang istri) dan menuju suatu keadaan yang baru (seorang ibu yang melahirkan anak).
“Berbuat, berdoa, mendengar, mengimani, berharap, menunggu, taat,…” inilah yang tidak terpisahkan dari diri Hana, dan telah menjadi irama hidupnya. Irama hidup hariannya. Irama hidup rohaninya.
Menjadi individu atau pribadi yang berdoa (seorang pendoa) adalah suatu yang harus semakin digiatkan masa kini dan ke masa depan. Hana, menjadi contoh, bukan hanya bagi semua perempuan, tetapi bagi semua orang.
4. Ketaatan Hana, saat ia membawa anaknya Samuel ke rumah TUHAN dan melalui imam Eli, diserahkan kepada TUHAN untuk menjadi hamba-Nya. Seakan Hana – dalam rasa sukacita yang mendalam dan rasa syukur yang meluap – berkata: “TUHAN, ini kupersembahkan kepada-Mu, apa yang TUHAN telah berikan padaku.” Atau: ” TUHAN, kini kupersembahkan bagi-Mu apa yang telah ENGKAU berikan padaku.”
5. Doa seorang istri yang dijawab TUHAN menjadikannya seorang ibu; dorongan semangat dari seorang suami kepada istri, kasih karunia dan rahmat dari TUHAN, menghadirkan seorang anak, mengubah nasib satu keluarga, bahkan satu bangsa.
Selamat merenungkan dan memperoleh hikmat TUHAN dari firman-Nya ini.
Selamat beraktivitas di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Pdt Martunas P. Manullang