IMAN WALAUPUN, BUKAN OLEH SEBAB (FAITH OF EVEN THOUGH, NOT BECAUSE OF)

0
1609

Oleh: Christian T

 

*Renungan BGA ( Baca Gali Alkitab )*

*Kamis, 23-11-2017*

*Bacaan Alkitab : Daniel 3:8-18*

 

 

*Syallom, sahabat-sahabat setia pembaca BGA ( Baca Gali Alkitab) yang terkasih dalam Kristus Yesus,*

 

Banyak kali kita dalam mengikut Tuhan Yesus lebih suka melihat, mendengar dan mengalami hal-hal yang spektakuler, hal-hal yang dahsyat, dan sesuatu yang sangat kita inginkan seperti penyembuhan, kesuksesan dalam pekerjaan dan usaha, dan sebagainya yang bersifat luar biasa. Memang tidak salah bagi yang sungguh-sungguh sedang mengalami hal-hal tersebut yang sangat membutuhkan  pertolongan dan jawaban atas doa-doanya. Namun pertanyaannya bagaimana kalau hal-hal itu tidak terjadi, misalnya tidak kunjung sembuh bagi yang kena penyakit parah dan bahkan kematian yang diterimanya, usaha tidak berhasil dan bahkan semakin terpuruk, tidak menerima kenaikan gaji atau kenaikan pangkat bahkan kenyataan yang dialaminya adalah sebaliknya dan bahkan terjadi pemutusan hubungan kerja, keadilan yang diharapkan dan diperjuangkan justru sebaliknya yang dihasilkan yaitu ketidakadilan, hukuman yang diterima tidak sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya atau bahkan seharusnya dibebaskan, penganiayaan dan penyiksaan yang dialami akibat memperjuangkan dan mempertahankan kebenaran, dan lain sebagainya.

 

*Sahabat BGA yang terkasih dalam Yesus,*

Melanjutkan kisah Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, seperti kita ketahui bahwa raja Nebukadnezar telah melupakan akan Allahnya Daniel, yang sudah diakuinya sebagai Allah Yang Hebat, Allah Yang mengatasi segala allah. Nebukadnezar telah membuat patung emas setinggi enam puluh hasta ( tujuh belas meter ) dan lebar enam hasta ( hampir dua meter ) [ditafsirkan bahwa patung ini adalah diri Nebukadnezar itu sendiri ]. Tatkala bunyi-bunyian musik diperdengarkan, maka seluruh pemangku jabatan dari para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasehat raja, para bendahara negara, para hakim, para ahli hukum, dan semua kepala daerah dari segala bangsa dan suku bangsa dan bahasa yang hadir pada  upacara pentahbisan itu harus menyembah patung emas yang didirikan  itu sebagai sebuah simbol penyatuan kekuasaan  Dan sebagai  konsekuensinya bagi yang tidak patuh akan dihukum dengan dilemparkan ke dalam dapur api yang menyala-nyala (1-7).

Maka didapatilah (12), oleh sebab itu setelah diinterogasi oleh raja, bahwa benar atas laporan dan tuduhan beberapa orang Kasdim, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang telah dipercayai dan diberi kekuasaan untuk memerintah wilayah kekuasaan Babel tidak mematuhi perintah untuk menyembah patung emas itu. Lalu akhirnya raja geram atas hal tersebut, akhirnya diputuskanlah untuk menghukum ketiga orang Yahudi ini, yakni Sadrakh , Mesakh, dan Abednego dengan melemparkannya ke dalam peleburan api yang menyala-nyala.

 

*Sobat yang terkasih,*

Ada satu hal yang menarik yang harus kita perhatikan dan cermati baik-baik, yakni pernyataan dari ketiga orang muda Yahudi ini pada ayat 17 dan 18 ini :

 

*” Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;*

*tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”*

 

Sungguh luar bisa iman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego ini, yang tidak mau berkompromi dan tetap konsisten sekalipun di hadapannya adalah seorang raja yang sangat berpengaruh dan berkuasa menentukan nasib orang, dan bahkan menentukan ajal seseorang, tidak hanya tidak menyayangkan kedudukan yang sangat tinggi itu, melainkan bersedia menyerahkan nyawanya.  Mereka tetap tidak mau menyembah patung emas itu, maka sebagai konsekuensinya akhirnya mereka dilemparkan ke dapur api.(21)

 

Mereka memiliki iman *walaupun ( even though )*, yakni walaupun Allah yang disembahnya tidak meluputkan atau menyelamatkannya, mereka tetap tidak akan memuja dewa yang disembah raja Nebukadnezar dan tetap tidak akan menyembah patung emas yang didirikannya

 

*Sobat, bagaimana dengan kita ?*

Mungkin saat ini kita sedang menghadapi hal-hal yang tidak sama persis yang dialami oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego, namun tantangan yang kita hadapi saat ini tidak kalah tragisnya dan tidak kalah bahayanya.

 

Diantara kita mungkin sedang menghadapi resiko pemutusan hubungan kerja, keterpurukan ekonomi dan keuangan yang mungkin sudah tidak bisa bangkit kembali,  kematian akibat penyakit yang kritis dan sudah divonis oleh dokter, kehancuran rumah tangga, ancaman vonis peradilan yang sangat berat dan bahkan ancaman hukuman mati, dan ancaman-ancaman kesulitan dan tantangan lainnya. Mungkin juga tawaran-tawaran kenikmatan dunia atau perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum negara maupun hukum TUHAN.

 

*Sobat,*

*Apakahkita mau berkompromi atau meninggalkan iman kita kepada Tuhan Yesus, walaupun kenyataan yang kita hadapi, alami, dan terima tidak sesuai dengan harapan ?*

 

*Apakah dalam mengikut Tuhan Yesus atau baru mau mengikut Yesus dengan memiliki dan mengajukan syarat jikalau, yakni jikalu TUHAN menjawab sesuai dengan keinginan kita, jikalau ini dan jikalau itu ?*

 

*Jikalau tidak sesuai dengan yang kita inginkan dan harapkan, maka kita tidak mau dan tidak akan mengikut TUHAN. Dengan kata lain iman yang kita miliki adalah iman yang bersyarat sesuai dengan keinginan kita, bukan sesuai kehendak-NYA.*

 

*Marilah kita meneladani iman Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yakni iman yang walaupun; walaupun TUHAN tidak menolong atau tidak menjawab, yang walaupun kenyataan hidup kita tidak sesuai yang kita harapkan dan inginkan, tetap iman kita tidak goyah, tetap tidak mau berkompromi dan tetap konsisten mentaati perintah-NYA.*

 

Kiranya Tuhan Yesus menolong, memampukan, dan menghibur kita semua dalam menjalani kehidupan iman kepada Tuhan Yesus di akhir zaman ini. Amin

 

Salam dan doa

Christian T

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here