Janganlah Memfitnah Orang Lain

0
3067

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

Yakobus 4:11-12
(11) Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. (12) Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?

Banyak persahabatan yang sudah lama terjalin akhirnya hancur karena fitnah. Persis seperti ungkapan terkenal yang pernah diungkapkan oleh Coleridge mengenai persahabatan:

Sayang! Mereka berkawan sejak masa muda,
Tetapi hancur karena bisikan penuh bisa (fitnah).

Fitnah bukan cuma menghancurkan persahabatan, tapi juga dapat menghancurkan rumah tangga, usaha dan kehidupan masyarakat atau pun jemaat. Fitnah dalam bahasa Yunaninya menggunakan juga kata diabolos. Kata ini berarti pemfitnah. Selain untuk menjelaskan pemfitnah, kata ini juga dipakai untuk menjelaskan iblis. Coba lihat, pemfitnah dan iblis mempunyai tempat yang sejajar dalam kata diabolos. Cukup masuk akal memang jika dua hal ini disejajarkan. Pemfitnah suka menyebarkan kata-kata bohong, dan ini tergolong sifat utama dari iblis. Mereka menyebarkan kebohongan agar orang lain dirugikan.

Karena fitnah adalah dosa maka Luther memberikan nasihat: “Jangan berikan tempat kepada pemfitnah dalam hidupmu!” Lebih lagi, kita harus menjauhkan fitnah dari hati dan pikiran kita. Faktor terbesar yang mendorong orang melakukan fitnah adalah iri hati. Selama iri hati bercokol dalam diri seseorang maka orang itu tidak akan pernah berhenti untuk melakukan fitnah. Hal ini bisa terjadi dalam hubungan suami-istri, para pelayan, dsb.

Dalam pembacaan kali ini dikatakan bahwa memfitnah orang berarti mencela hukum. Fitnah adalah mengatakan sesuatu tentang orang lain yang belum tentu benar. Sementara yang paling tahu tentang manusia sampai kepada hal yang paling detail hanyalah Tuhan. Jadi kita tidak boleh menyampaikan sesuatu tentang orang lain, apalagi kalau hal itu adalah hal yang negatif, sebelum kita tahu hal yang sesungguhnya. Kalau tidak, maka kita telah mendahului Tuhan dan sekaligus merugikan orang. Bagi Tuhan inilah adalah dosa yang harus kita jauhi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here