LUAPAN SUKACITA HATI

0
1020

Mazmur 98:4-9

Oleh: Reinhard Samah Kansil

Semoga mulutku bernyanyi dan memuji Engkau, dan bibirku bersorak bermadah kepada-Mu. Alleluya.

Bersorak-sorailah.

Nas kita hari ini berisi ajakan untuk menaikkan puji-pujian, dimana pendirian kerajaan Kristus diketengahkan sebagai pokok sukacita dan pujian. Biarlah semua anak-anak manusia bersorak-sorai karenanya, sebab mereka semua memiliki, atau dapat memiliki, keuntungan di dalamnya. Di sini, lagi dan lagi, kita dipanggil untuk mengungkapkan sukacita kita melalui segala cara dan sarana yang mungkin dan untuk memuji Allah karenanya: Bersorak-sorailah, sebagaimana sebelumnya. Bersorak-sorailah, sebagaimana orang-orang yang hatinya melonjak oleh karena kabar gembira dan begitu rindu mengajak orang lain demikian juga dengan kabar gembira itu. Bergembiralah dan bermazmurlah, nyanyikan Hosana, nyanyikan Haleluya.

Biarlah lagu-lagu suci dimainkan bagi Sang Raja baru: “Bermazmurlah bagi TUHAN dengan lagu yang nyaring. Ungkapkan sukacitamu. Kumandangkan sukacitamu dengan cara seperti itu sehingga sukacita itu semakin melimpah-limpah dan menular kepada orang lain.”

Biarlah semuanya ini diiringi dengan musik yang kudus, bukan hanya dengan nada-nada lembut dan merdu dari kecapi, tetapi juga biarlah suara nafiri dan sangkakala yang nyaring (ay. 6) membahana untuk mengelu-elukan Sang Raja Pemenang yang kemuliaan-Nya layak dirayakan, yang maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Biarlah seluruh sukacita ini diarahkan kepada Allah dan diungkapkan dengan cara yang khidmat: Bersorak-soraklah bagi TUHAN(ay. 4).

Bermazmurlah bagi TUHAN (ay. 5). Lakukan itu di hadapan Raja, yakni TUHAN. Kenikmatan daging merupakan musuh sukacita yang kudus ini. Saat Daud menari-nari di depan tabut, dia membela diri dengan berkata bahwa ia melakukannya di hadapan TUHAN.

Dan kesalehan serta bakti dari tujuan itu tidak hanya membenarkan apa yang ia lakukan, tetapi juga mendatangkan pujian baginya. Kita harus bersukaria di hadapan TUHAN ketika kita datang mendekati-Nya. Di hadapan Tuhan Yesus, dan di hadapan-Nya, bukan hanya sebagai Juruselamat, tetapi juga sebagai Raja, Raja di atas segala raja, Raja jemaat dan Raja kita.

Von Trapp Bermazmur.

Bakat menyanyi muncul secara alami pada diri keempat anak von Trapp. Mereka adalah cicit dari Kapten Georg von Trapp, yang kisah cintanya dengan istri keduanya, Maria, menginspirasi pembuatan film The Sound of Music pada tahun 1965.

Setelah kakek mereka, Werner von Trapp, terkena stroke, empat bersaudara yang tinggal di Montana itu merekam CD album pertama mereka untuk membuat sang kakek gembira. Tak lama setelah itu, mereka mengadakan pertunjukan keliling dunia. Stefan, ayah anak-anak itu, berkata, “Musik telah mendarah daging di dalam diri mereka.”

Hati Pemazmur juga penuh dengan nyanyian. Ia berseru kepada orang lain untuk turut bersamanya menyanyikan “nyanyian baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib”. Ia memuji Allah yang telah memberi keselamatan, pembenaran, belas kasihan, dan kesetiaan-Nya. Hati sang pemazmur sedemikian penuh dengan puji-pujian, sehingga ia mengajak seluruh bumi bernyanyi, sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai (ay. 4, 8).

Kita pun memiliki banyak hal untuk disyukuri, hadiah-hadiah yang indah dari Allah berupa keluarga, sahabat, dan kecukupan yang disediakan-Nya setiap hari atas segala kebutuhan kita. Dia memelihara kita, anak-anak-Nya, dengan setia.

Mungkin kita tidak dapat menyanyi dengan merdu. Namun, tatkala kita mengingat semua yang Allah sediakan dan lakukan bagi kita, tak ada yang lebih baik untuk kita lakukan selain bersorak-sorai bagi-Nya.

BERMAZMUR BERKIDUNG MEMUJI-NYA ADALAH MANIFESTASI LUAPAN HATI YANG PENUH SUKACITA

#Salam_WOW

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here