Pdt. Weinata Sairin: Tatkala Minggu-minggu Advent Menjamah Ramah

0
1907

 

“Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaanNya dan kemuliaanNya”(Markus 13:26)

 

Tatkala angin sejuk bulan Desember hadir menerpa, mengaliri ruang waktu, di tingkah gerimis mengusap bumi, maka Gereja-gereja dan umat Kristen mulai memasuki minggu-minggu Advent. Minggu Advent (Latin : adventus = kedatangan) adalah rangkaian waktu selama 4 minggu sebelum tiba hari raya Natal, yang secara khusus dipersiapkan oleh Gereja-gereja, agar umat memasuki hari raya Natal dengan lebih terfokus dan penuh penghayatan. Liturgi, pembacaan Alkitab, tata ruang gedung Gereja ditata sedemikian rupa agar umat dikondisikan memahami Advent sebagai pintu untuk memasuki hari raya Natal.

 

Suasana Advent tahun 2017 ini makin terasa kekhasannya oleh karena bersamaan dengan hadirnya badai siklon Cempaka dan Dahlia, banjir dan longsor yang terjadi di beberapa wilayah di Tanah Air, erupsi gunung Gunung Agung di Bali, yang telah mengakibatkan berbagai dampak dan kerugian termasuk korban jiwa.

 

Sesuai dengan Tahun Gereja, maka Minggu Advent yang pertama jatuh tanggal 3 Desember 2017 yang diakhiri dengan Minggu Advent IV tanggal 24 Desember 2017. Suasana adventus memang dibangun selama 4 minggu ini melalui liturgi, nyanyian gereja, pembacaan Alkitab dan ornamen Gereja sehingga pemaknaan advent, terasa bagi umat. Dari segi praktis dan pengalaman empirik ternyata ada beberapa lembaga Kristen (Protestan) yang sudah melaksanakan perayaan Natal bahkan sejak tanggal 1 Desember. Kondisi ini menghadirkan pemikiran yang distortif-kontradiktif dikalangan umat yang pada waktu-waktu mendatang tidak memiliki makna kontributif dalam mengembangkan sikap teologis umat yang sepatutnya.

 

Saudara-saudara umat Katolik telah sejak lama dengan konsisten merayakan Natal dimulai tanggal 25 Desember dan berlangsung sampai dengan minggu pertama bulan Januari. Ada baiknya PGI bersama lembaga-lembaga Gerejawi tingkat nasional berembug bersama untuk membicarakan hal ini, agar pada waktu mendatang umat dengan lebih fokus dan khusuk memasuki dan menghayati minggu-minggu Advent sebagai bagian dari pemantapan pertumbuhan spiritualitas mereka.

 

Sikap konsisten terhadap rangkaian Tahun Gereja seperti yang dilakukan oleh Saudara-saudara kita umat Katolik menjadi sesuatu yang penting baik dari segi teologis maupun dari segi praksis. Kita harus berupaya bersama untuk meniadakan dan atau memperkecil adanya semacam gap antara ‘yang teologis’ dengan ‘yang praksis’.

 

Ada beberapa hal yang dilakukan dalam praksis berjemaat yang tidak sejalan dengan pandangan teologi Gereja (mainstream/arus utama). Contohnya tentang pelaksanaan kebaktian pemberkatan/peneguhan perkawinan. Sidang MPL PGI 1989 di Kinasih Bogor secara tegas menyatakan bahwa keabsahan perkawinan warga Gereja berada pada Negara. Gereja memberkati perkawinan *sesudah* dilakukan pencatatan oleh petugas Kantor Catatan Sipil. Namun karena UU No 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa “perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu” (Pasal 2 ayat (1) maka pemerintah dhi petugas Catatan Sipil meminta agar ada Surat Pemberkatan Nikah lebih dulu baru bisa dicatat oleh petugas Catatan Sipil. Kebaktian Pemberkatan Nikah dianggap pemerintah sebagai pelaksanaan Pasal 2 ayat (1) UU No 1 Tahun 1974. Dan sebagian Gereja mengikuti saja apa yang diinginkan Catatan Sipil dan itu berarti bertentangan dengan faham teologi Gereja tentang perkawinan sebagaimana telah dirumuskan dalam Keputusan Sidang MPL PGI 1989.

 

Ada baiknya lembaga-lembaga Gereja tingkat nasional secara bersama menyampaikan kepada pemerintah usul-usul revisi terhadap UU No 1 Tahun 1974 tentang pokok keabsahan perkawinan, perkawinan berbeda agama dan hal lain yang dianggap penting berdasarkan pengalaman di lapangan.

 

Sebenarnya terminologi _kedatangan_ pada kata advent tidak melulu mengacu pada pengertian kedatangan Yesus pada hari Natal tetapi juga menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua kali, yaitu *parousia*, yang diyakini iman Kristen sebagai akhir sejarah. Itulah sebabnya hal fundamental yang tak bisa diabaikan pada pemberitaan firman di minggu-minggu advent, adalah aspek ganda, _dualitas_, yaitu kedatangan dalam konteks Natal sekaligus kedatangan dalam konteks _parousia_.

 

Memang terdapat perbedaan signifikan kedatangan Yesus pada peristiwa Natal, dengan kedatangan Yesus dalam parousia, saat Ia datang kedua kali. Pada kedatangan pertama, Ia datang dalam kesederhanaan dan kehinaan : lahir di kandang domba, di desa kecil, tidak ada tanda kemewahan. Pada kedatangan kedua, saat parousia Ia datang dalam _kuasa_ dan _kemegahan_!

 

Bagian Alkitab yang dikutip di awal tulisan ini menyajikan narasi tentang Yesus yang akan datang dalam *awan* dengan segala kuasa dan kemuliaanNya. Kedatangan dalam _awan_ menunjuk pada kemuliaan (Mat 24:30, Mrk 13:26; Why 1:7). Pengertian awan yang menunjuk pada *kemuliaan* berakar dari Perjanjian Lama. Dalam Keluaran 19 diceritakan bahwa Allah turun dalam awan diatas gunung dan Musa bertemu Allah di gunung itu. Yehezkiel dan Mazmur juga bicara tentang kemuliaan Allah yang datang melalui awan (Yeh 10.:1 dst; Maz 104: 1 dst).

 

Paul Minear teolog yang terkenal menyatakan: “Anak Manusia yang datang dengan awan menandakan bahwa kedatanganNya merupakan peristiwa yang menentukan dalam relasi Allah dan manusia.Awan itu adalah wahana kemuliaan Allah, yang dalam cara yang unik mengandung kebesaran dan kemuliaan Allah. Awan itu juga tanda dari kerajaan surgawi dan kekuasaan abadi yang Allah berikan kepada Anak Manusia”

 

Selama 4 minggu berturut-turut kita akan berupaya menghayati apa makna Advent bagi umat manusia di era digital, bagi generasi milenial  di zaman Now. Mari fikirkan dengan mendalam dan cerdas makna kedatanganNya yang pertama dan kedua ; datang melalui kelahiran di kandang domba, dan datang dalam kemuliaan dan powerfull lewat awan-awan. Buka hati dan siapkan akal budi untuk menyambut kedatanganNya.

 

Selamat Merayakan Advent I. God bless.

 

*Weinata Sairin.*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here