Oleh: Pdt.L.H.M. Simanjuntak
(Kejadian 39:1-10)
Setiap orang pasti menginginkan kesuksesan, terlebih dalam pekerjaan dan pendidikan. Demikian juga semua orang pasti ingin terkenal, karena kepintaran, karena jabatan atau karena kebaikan dan lain sebagainya.
Tetapi apapun itu, kita harus sadar dan yakin bahwa keberhasilan dan keterkenalan seseorang bukan harus menunggu pintar ataupun hebat, namun tergantung kepada tingkat kesungguhan kita untuk setia kepada Allah. Di dalam Alkitab ada banyak nabi dan tokoh yang dikatakan berhasil dan sukses bukan karena kepintaran secara akademis, bukan pula karena kehebatannya melainkan karena ketaatan mereka kepada Allah.
Dalam perikop khotbah Hari Minggu ini, kita diperhadapkan kepada sebuah kisah hidup seorang atau tokoh yang sangat terkenal dalam Alkitab, yaitu Yusuf. Keterkenalan Yusuf bukan karena ia pintar dan hebat, namun karena ketaatannya kepada Allah.
Semua kita mengetahui dan menyadari bahwa keberhasilan Yusuf untuk menjadi orang yang terkenal adalah karena kejujurannya di dalam hidupnya. Yusuf dikenal sebagai orang yang hidup kudus karena selalu berupaya untuk melibatkan Allah dalam setiap tindakannya.
Hanya karena kedekatan hati Yusuf kepada Allahlah sehingga Yusuf dibuat Allah berhasil dibanyak tempat. Bukan karena kehebatan atau kepintaran Yusuf ia berhasil, namun melulu karena Allah menyertai, menolong dan menyanggupkannya menjadi berhasil.
Kalaupun Yusuf memang pintar dan hebat, semua itu dapat terjadi karena Allah yang membuatnya pintar dan hebat. Karena Yusuf yang dalam hidupnya selalu mengandalkan Allah, itu pulalah yang membuat Allah selalu menyertai perjalanan hidup Yusuf.
Kadang orang yang selalu setia kepada Allah justru sering mendapatkan tantangan hidup atau malah mengalami kegagalan. Tetapi Ingat, tantangan dan kegagalan itu, tidak akan dapat mengubah rencana baik Allah kepada orang yang setia kepadaNya.
Ketahuilah, Allah pasti selalu memperhatikan langkah kehidupan setiap orang yang setia dan taat kepadaNya. Bukankah Allah selalu menyertai Abraham di dalam perjalanan kehidupannya? Mengapa? Karena Abraham selalu berusaha untuk hidup taat dan tekun melakukan perintahNya.
Demikian halnya dengan Yusuf, kesetiaannya kepada Allah tidak pernah luntur apalagi hilang hanya karena menghadapi masalah.
Ia selalu menunjukkan sikap moral yang tepat ketika menghadapi masalah di dalam hidupnya.
Kita mungkin berkata bohong hanya karena ingin bebas dari berbagai persoalan hidup. Atau mungkin lari dari kenyataan hidup karena tidak mau direpotkan oleh berbagai kesulitan hidup.
Tidak demikian dengan Yusuf, ia hadapi semua persoalan hidupnya dengan penuh ketenangan tanpa pernah mengandalkan pikirannya. Semua isi hati dan isi pikiran Yusuf hanya dipusatkan kepada Allah saja.
Ketika Yusuf menghadapi masalah besar, dimana istri Potifar menggodanya, dengan tegas Yusuf menjawabnya bahwa dia tidak memiliki wewenang atas istri tuannya itu.
Memang karena kepolosan hati Yusuf dan tentu juga karena ketulusan hatinya untuk terus mengikuti perintah Allah, akhirnya membuat suasana kehidupannya nampak indah tanpa “noda”.
Kekudusan hidup Yusuf dilandaskan kepada rasa bahagianya akan berkat-berkat Allah yang dilihat dan diterimanya.
Yusuf akhirnya lepas dari godaan istri potifar, karena Allah menyertai dia. Untuk itu marilah kita jalani hidup ini dengan penuh rasa sukacita sambil meyakini bahwa orang yang hidup dalam penyertaan Allah pasti akan mendapat pertolongan dari Allah, amen.
SELAMAT HARI MINGGU
DAN
SELAMAT BERIBADAH
(Pdt.L.H.M. Simanjuntak-Jkt)