PDT. WEINATA SAIRIN: *KITA BERJUANG MENGUBAH NIHIL MENJADI BERHASIL*

0
835

_”De nihilo nihil, in nihilum nil posse reverti. Dari yang tidak ada, tidak akan dihasilkan apa-apa, (sebaliknya) dari yang kosong tidak akan ada yang hilang”._

Kata “nihil” acapkali memiliki kandungan makna yang bernuansa pesimistis. Kata tersebut lembut, diucapkan tidak menggebu-gebu sebagaimana layaknya orang mengucapkan kata “merdeka”. Seseorang biasanya datang kepada kita dengan wajah kuyu, lemas tanpa kelihatan bersemangat lalu mengucapkan kata amat pelan bahkan nyaris tak terdengar : _nihil_! Lalu orang itu biasanya dengan suara yang terbata-bata bercerita bahwa ia baru saja dari kantor sebuah bank, ia mengajukan permohonan pinjaman dana untuk renovasi rumah, sudah sekian bulan diajukan namun karena surat-surat tidak komplit, maka permohonan itu ditolak. Nihil, nihil, nol, tiada berhasil!

Nihil diartikan kosong, tidak ada apa-apanya, acapkali juga dimaknai sebagai “tidak berhasil”. Tuhan Yang Maha Esa pada awal mula menciptakan alam semesta, langit, bumi dengan segala isinya, dari sesuatu yang nihil, kosong dan takada apa-apanya sama sekali. Hal itu dibahasakan dengan _creatio ex nihilo_, mencipta dari kenihilan, mencipta dari ketiadaan, kekosongan. Hanya Tuhan yang melaksanakan “creatio ex nihilo”.

Istilah “mencipta” ( Ibrani : *bara*) adalah juga sesuatu yang amat khas, unik, tak ada duanya. Aktivitas “mencipta” adalah aktivitas yang bertolak dari ketiadaan, dari kenihilan. Tak ada ‘modal dasar’, kosong, nihil. Itu berbeda dengan misalnya _membuat_, _merakit_, _meracik_ aktivitasnya dilakukan berdasarkan benda-benda yang sudah ada yang tersebar dimana-mana. Membuat tas, misalnya, pengrajin tas di Tanggulangin Surabaya itu sudah menyiapkan bahan-bahan mulai dari kulit hewan, lem, benang dan sebagainya yang kemudian dikerjakan dalam jangka waktu tertentu sehingga akhirnya terwujudlah sebuah tas bermerk dan dibanggakan oleh daerahnya.

Demikian juga dalam aktivitas merakit dan atau meracik, semua bahan sudah tersedia, bukan dari _kekosongan_ atau _kenihilan_. Tentu saja ada perbedaan bahan dasar (juga motivasi) antara merakit mobil, pesawat dengan merakit bom. Merakit bom untuk menangkap ikan di Pangandaran misalnya akan berbeda bahan dan motivasinya dengan merakit bom untuk menimbulkan ketakutan kepada khalayak dan memaksakan sebuah ideologi. Dari contoh diatas memang jelas ada perbedaan signifikan antara kata “mencipta” dengan “membuat”.Para komponis yang telah berhasil melahirkan lagu-lagu, baik lagu kerohanian maupun lagu nasional atau lagu pop biasa disebut _pencipta lagu_.

Kita manusia, makhluk ciptaan Allah yang paling mulia, dilengkapi dengan akal budi, pikiran, intelektualitas diutus oleh Tuhan Yang Maga Esa untuk mengelola isi bumi ini dengan sebaik-baiknya sehingga bermanfaat bagi umat manusia dari zaman ke zaman. Kita diamanahkan untuk menghadirkan sebuah dunia yang berkeadaban, yang hidup makhluknya itu saling mengasihi dan sekaligus mereka juga beriman dan mengasihi Tuhan, Allah Pencipta. Kita selalu berjuang agar seluruh upaya dan kerja keras itu berbuah lebat, bukan nihil, bukan kosong. Seluruh sektor kehidupan kita pada frame ‘ipoleksosbudhankam’ itu tak boleh nihil, takboleh kosong, tak boleh nol, tak bisa zero. Karya juang kita tak boleh nihil karena kita mempunyai modal yang kuat, modal sosial, kekayaan alam, demografis, SDM yang jika dikelola secara profesional, berkeadilan, semangat persatuan bangsa yang kuat solid tangguh, maka kenihilan hanyalah sebuah mimpi.

Pepatah yang dikutip dibagian awal tulisan ini memberikan pengingatan bahwa dari yang tidak ada takakan dihasilkan apa-apa, dari yang kosong tidak akan ada yang hilang. Sebagai umat yang beragama dan berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kita semestinya “melawan” kenihilan, apalagi Nihilisme, filsafat yang digagas Nietzsche, yang anti Tuhan itu kita harus menentangnya untuk masuk dalam ranah kehidupan praktis. Kita harus berhasil dan tidak nihil, kita harus melahirkan produk yang _bernas_ bukan yang kosong yang tiada punya makna.

Selamat Berjuang. God Bless.

*Weinata Sairin*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here