Oleh: P. Adriyanto
“Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya mendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”_*
*Yakobus 1:22*
55 tahun yang silam, ketika saya mengikuti masa prabakti mahasiswa di Universitas Sawerigading (kemudian berubah menjadi Universitas Merdeka, di mana sampai saya mendapat ijazah sarjana muda yang disamakan) saya merangkap kuliah di Universitas Brawijaya). Para senior mengajarkan lagu *_”Gaudeamus Igitur, juvenes dum sumus”_* . Jangan kan mahasiswa baru, para seniorpun nggak tahu apa artinya. Ketika saya bertanya apa artinya, bukannya saya mendapat penjelasan tapi dampratan dan saya diminta jangan cerewet, telan saja! kata mereka.
Saya baru semalam tahu apa arti dan makna dari lagu tersebut yang dikirim oleh Dr. Bambang Hadi, SE (ex mahasiswa dan staf saya ketika saya masih bekerja di perusahaan BUMN).
Setelah saya baca liriknya dalam bahasa Inggris, ternyata lagu tersebut adalah merupakan suatu *Credo* atau mirip doa syafaat di mana setiap mahasiswa harus menjadi *pelaku* dari Credo/doa syafaat tersebut bagi kepentingan negara, bangsa dan civitas academica.
Gaudeamus Igitur, juvenes dum sumus berarti *_Let’s be happy, while we are young._*
Sama halnya, kita tidak mungkin dapat menjadi *pelaku firman* bila kita hanya mendengar saja dan tidak pernah memahami firman Tuhan.
Di samping itu, diumpamakan bahwa seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia lupa bagaimana rupanya (Yakobus 2:23~24).
Apa yang dimaksud menjadi pelaku firman? Ada banyak sekali keteladanan Kristus dan perintah-Nya, jadi bila kita beriman maka kita harus melakukannya.
Di antara sekian banyak perintah, beberapa perintah yang biasanya dirasa berat bagi sebagian orang adalah:
✓ mengasihi musuh kita/orang yang membenci kita (Lukas 6:36). Dalam keadaan emosi banyak orang percaya yang malah mengatakan: *”ora sudi/najis”*
✓ menjadi duta Kristus untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid Kristus. (Matius 28:19). Banyak orang Kristen yang sedapat mungkin menyembunyikan identitas kepercayaannya di depan banyak orang yang tidak seiman. Diminta berdoa saja tidak bisa.
Ada beberapa prasarat untuk menjadi pelaku firman:
¹ kita tidak berdiri di jalan orang berdosa dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh (Mazmur 1:1). Jangan menganggap bahwa gereja adalah tempat yang bebas dari saling cemooh. Iblispun aktif bekerja di lingkungan gereja.
² Jangan ragukan perintah Tuhan karena Tuhan senantiasa membantu kita.
*”Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa, tapi Roh itu sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”*
*Roma 8:26,28*
³ Kita harus yakin bahwa firman memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan dan lain-lain.
*”Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”*
*2 Timotius 3:16*
⁴ Berani mengambil risiko terkait dengan kegiatan sebagai pelaku firman.
*”Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba di tengah-tengah serigala, sebab itu, hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.* *Tetapi waspadalah terhadap semua orang, karena ada yang akan*
*menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadahnya.”*
*(baca selengkapnya Matius 10:16~20)*
Adalah merupakan konsekuensi iman kita, bahwa kita harus menjadi pelaku firman. Bukankah iman tanpa perbuatan adalah mati?
Amin.