Damai itu Indah

0
2104

 

 

 

Oleh: Christian T

*Renungan BGA ( Baca Gali Alkitab )*

 

*Kejadian 31:43-55*

 

*Syallom, sahabat-sahabat-ku pembaca setia BGA yang terkasih dalam Kristus Yesus,*

 

Tema BGA kali ini saya kutip dari slogan yang dulu pernah populer yang didengungkan oleh lembaga pertahanan kita ( TNI ) dan saya rasa masih relevan dan akan terus relevan dan sangat didambakan oleh kita semua bangsa Indonesia yang telah melangsungkan pilkada serentak dan sebentar lagi akan ramai kampanye pilpres 2019, dan juga sangat didambakan oleh insan manusia yang masih waras dan beradab di seluruh jagad planet bumi ini. Namun adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa dalam sejarah peradaban umat manusia perdamaian yang sangat didambakan itu jauh panggang dari api. Para pemimpin kerajaan atau negara, pemimpin partai politik, pemimpin rohani atau agama, pemimpin perusahaan atau organisasi agama dan kemasyarakatan dan lain sebagainya masih terus hidup dalam konflik. Kita menyaksian negara-negara besar saling memamerkan kekuatan militernya dan melakukan uji coba nuklir dan peralatan serta persenjataan canggih mereka. Dunia masih dihantui kekerasan bersenjata, kekerasan sektarian, kekerasan rumah tangga,kekerasan seksual, dan bahkan terancam oleh perang nuklir dan diambang perang dunia ketiga. Manusia dari zaman ke zaman dikuasai oleh hawa nafsu amarah dan dendam yang tak berkesudahan. Sekalipun telah didirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan telah diadakan beberapa kali perjanjian perdamaian, namun kita masih menyaksikan peperanvvgan masih terus terjadi dan akan terus terjadi. Mereka berulangkali melanggar perjanjian perdamaian atau gencatan senjata.

 

*Sahabat-sahabat yang terkasih dalam Yesus,* dalam pembacaan kisah Yakub selanjutnya ini, kita dapati bahwa akhirnya Yakub dan Laban, paman dan mertuanya ini mengikat kesepakatan perjanjian perdamaian dan perdamaian itu tidak berhenti pada mereka saja namun untuk seterusnya sampai pada generasi  genera si mereka. Sebagai tandanya, mereka mendirikan tugu dari timbunan batu yang dinamai Yegar Sahaduta oleh Laban dan Gilead dan juga Mizpa oleh Yakub (43-49). Allah Abraham dan Allah Nahor menjadi hakim bagi mereka, dan Yakub bersumpah demi Yang Disegani Ishak untuk berpegang teguh pada janjinya untuk tidak menelantarkan anak-anaknya dan mengambil istri yang lain. Lalu mereka mengadakan perjamuan makan dan sebelum berpisah Laban mencium dan memberkati cucu-cucunya dan anak-anaknya (50-55).

 

*Sobat yang terkasih,* walaupun fakta yang kita saksikan setiap jam dan setiap saat bahwa perdamaian jauh dari yang kita harapkan dan kita idam-idamkan, namun bukan berarti perdamaian tidak bisa tercipta. Itu semua bergantung pada diri kita dan niat baik kita masing-masing pihak, seperti yang terjadi pada Yakub dan Laban dalam perenungan BGA ini. Jikalau Yakub terus memelihara rasa sakit hatinya dan rasa dendamnya kepada mertuanya ini, dan itupun ada alasannya dan dapat dipahami mengingat perlakuan mertuanya selama itu, namun itu tidak dilakukan oleh Yakub. Yakub yang saat itu tidaklah sama dengan Yakub yang sebelumnya. Yakub menyadari bahwa ada misi yang jauh lebih utama dan penting yang harus dijalankan dan diwujudkan yakni dari keturunannya semua bangsa akan mendapat berkat Abraham, yakni keselamatan dalam Kristus Yesus. Misi ini dapat dilaksanakan dan diwujudkan jikalau ada perdamaian pertama-tama dengan Allah dan selanjutnya dengan sesama dalam komunitas yang dekat, yakni keluarga, gereja, tetangga dan akhirnya dengan masyarakat.

 

*Sobat,* ingatlah salah satu ucapan Yesus dalam khotbah-Nya di atas bukit :

 

*”Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” ( Mat 5:9 )*

 

Dan Rasul Paus berkata dalam tulisannya

 

*” Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! ” ( Rom 12:18 )*

 

DAMAI ITU INDAH

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

Salam dan doa:

Christian T

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here