Oleh: Stefanus Widananta
Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirnu terhadap ucapan-ucapan yang menipu
Mazmur 34:14
Setiap dari kita pasti pernah berbohong, walaupun ada yang mengatakan kita berbohong untuk kebaikan, misalnya ada anggota keluarga kita yang divonis oleh dokter, menderita penyakit yang tak tersembuhkan, maka kita umumnya berbohong kepada saudara kita itu dan mengatakan bahwa sakitnya bukanlah sakit yang tak tersembuhkan.
Makanya tidak heran bila ada yang membedakan antara dusta hitam dan dusta putih.
Berbohong di dunia bisnis dan politik sepertinya sudah dianggap sebagai sesuatu yang lumrah.
Berdusta atau berbohong adalah mengutarakan sesuatu, yang diketahui tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Dusta bisa dilakukan dengan cara mengatakan hal yang tidak benar, namun bisa juga dengan bungkam seribu bahasa, sengaja tidak mau mengungkapkan kebenaran atau bisa juga dengan menyampaikan setengah kebenaran.
Pemazmur menasehati kita agar kita bisa menjaga lidah dan bibir kita terhadap ucapan-ucapan yang menipu, menipu sudah pasti motivasinya tidak baik dan lebih banyak dirancang untuk kejahatan.
Makanya Petrus berkata, “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu”
Yesus sendiri dengan tegas mengatakan, “Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak, apa yang lebih datipada itu berasal dari si jahat”.
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota, demikian kata Paulus.
Tuhan Yesus memberkati.