Oleh: Pdt Martunas P. Manullang
Selamat pagi dan salam damai sejahtera bagi kita semua.
Inilah suatu “pernyataan yang jelas” atau “pengungkapan nyata” tentang “identitas orang Kristen”, dalam keberadaannya sebagai orang percaya, anggota suatu persekutuan (di sini: gereja).
Inilah yang kita lihat pada ayat renungan hari ini, seperti tertulis dalam 1 Korintus 3:16: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”.
Menarik, kalau kita memulai penjelasan tentang ayat ini dengan kata tanya yang digunakan oleh Paulus : “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah………. “(?).
Mengapa ini penting?
Paulus melihat, jemaat di Korintus (orang Kristen dalam persekutuan) dan individu (perseorangan, pribadi) masih kurang mengerti (atau ‘gagal paham’ ?) tentang identitas mereka yang baru sebagai orang percaya. Entah karena ketidaktahuan ataupun kelalaian mereka.
Kalau belum/tidak tahu, maka perlu diberitahu (diajari, dibimbing, dituntun); namun kalau sudah tahu, sudah pernah dengar tetapi lupa atau lalai, atau apa pun namanya sehingga tidak disadari lagi, maka perlu “diingatkan kembali” supaya mereka benar-benar tahu dan ibgat dan sadar akan identitasnya yang baru itu.
Di sini, asumsi Paulus adalah, mereka itu belum tahu. Sebab seandainya mereka sudah tahu, tentulah perilaku mereka akan berbeda.
Singkatnya, menurut Paulus, pemahaman dan pengertian yang benar seseorang itu tentang dirinya selaku orang percaya, akan menjadi kunci bagi kekudusan hidupnya sebagai orang Kristen, paling tidak, identitas atau jati dirinya sebagai umat Allah.
Kata “tidak tahukah kamu, bahwa……. ” muncul lagi dalam 1 Korintus 6: 19, yang selengkapnya berbunyi : “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”
Intinya adalah, “kalau orang sudah menjadi percaya kepada Yesus Kristus” (di sini: percaya, menerima, dan dibaptis) itu artinya mereka telah mengikatkan diri suatu persekutuan yang baru (dan memiliki identitas yang baru). Identitas baru di sini, mereka adalah bait Allah, tempat kediaman Roh Allah.
Dalam Perjanjian Lama, bait Allah ada di Yerusalem (sebelumnya: kemah Suci, sebelum bait Allah dibangun).
Kepada Musa (dan kepada seluruh bangsa) pada waktu mendirikan kemah Suci, harus dipersiapjan tempat khusus, tempat kudus, sebagai tanda akan kehadiran Allah di tengah umat-Nya (Kel. 25:8). Bait Allah, menjadi tempat di mana Allah bersemayam.
Simbol nyata dari hadirat Allah, tempat-Nya bersemayam adalah Ruang Mahakudus.
Dan saat bait Allah kembali dibangun di Yerusalem, maka di kota Yerusalem-lah Alkah hadir (bnd. Yeh.48:35).
Dalam Perjanjian Baru, bait Allah atau tempat tinggal Allah, adalah umat-Nya: yaitu tubuh orang percaya secara pribadi (1 Kor.6:9) atau jemaat (gereja lokal), seperti yang dimaksudkan Paulus dalam 1 Kor. 3:16, dalam ayat renungan hari ini.
Gereja (jemaat, persekutuan orang percaya), sebagai tempat kudus Allah, adalah tempat kediaman Roh Kudus, Roh Allah sendiri (16b).
Kudusnya gereja, kalau gereja menjadi tempat tinggal Allah, melalui Roh-Nya. Gereja, adalah persekutuan orang percaya, bukan gedungnya (bangunan fisik).
Hadirat Allah tidak terikat pada gedung, tetapi kepada manusia, yang menjadi umat perjanjian-Nya.
Sebab di mana mereka ada, berkumpul atau beribadah, Allah akan hadir di sana, di tengah mereka (Mat.18:20).
Bahkan saat orang percaya menjalankan tugas kesaksian mereka, memberitakan Firman Tuhan, menjadi Saksi-Nya, Tuhan berjanji akan menyertai mereka (Mat. 28:20).
Jika persekutuan Kristen adalah sesuatu yang kudus, tempat Allah bersemayam, janganlah kiranya dicemari, dikotori atau dirusak oleh manusia, atau siapa pun. Entah karena pikiran-pikuran yang mau merusak atau bahkan memecah, menghancurkan gereja, entah karena perselisihan, pikirannyang tidak baik, perbuatan tidak bermoral, dan lain sebagainya.
Bahkan di ayat 17 dari 1 Korintus 3 ini, sangat jelas ditegaskan dan diperingatkan : “Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus, dan bait Allah itu ialah kamu”.
Gereja lahir dan bertumbuh karena Allah Bapa. Gereja dibangun di atas fondasi (dasar) Yesus Kristus.
Dan gereja menjadi tempat bersemayam Roh Allah, yaitu Roh Kudus.
Dengan kata lain, gereja adalah tempat di mana Allah Tritunggal ada, hadir, tinggal dan berkuasa.
Maka sebagai individu orang percaya, rasul Paulus mengharapkan, agar masing-masing menyadari tubuhnya adalah tempat kediaman Roh Allah, dan oleh karenanya, agar masing masing sebagai orang percaya, menyadari dirinya bukan miliknya lagi tetapi telah menjadi milik Allah.
Bahkan, mereka sudah ditebus oleh darah Kristus, harganya telah dibayar dengan sangat mahal, dan telah dibayar lunas. Supaya setiap orang, masing-masing, nemuluakan Allah dengan tubuhnya (1 Kor.6:20).
Sekarang pun, bagi kita semua kiranya sudah jelas, kita adalah bait Allah dan Roh Allah akan tinggal di dalam kita.
Marilah kita memohon, agar pengertian kita dibarui dari hari ke hari, sehingga perilaku kita, sebagai anggota umat Allah, dapat menjadi garam dan terang bagi sekitar kita, atau di mana pun kita berada, karena Roh Allah, yaitu Roh Kudus, diam di dalam kita.
Selamat beraktivitas di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Pdt Martunas P. Manullang