Merendahkan Hati

0
1271

Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan

 

Syalom, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupan kita sekalian.

 

Yesaya 47:13-14, Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk berdiang!

 

 

Percaya diri itu sangat penting dan perlu, namun terlalu percaya diri itu tidak penting dan tidak perlu, sebab ini akan menimbulkan kesombongan, keangkuhan, kecokakkan dan tinggi hati. Di dunia ini kita perlu percaya diri tetapi tidak terlalu percaya diri, sebab ketika kita terlalu percaya diri akan jatuh pada pemahaman ambisius terhadap sesuatu atau tindakan. Sebab kita diajarkan untuk rendah hati dalam setiap tindakan dan perkataan yang kita lakukan dan nyatakan.

 

Di dalam kerendahan hati terdapat kepercayaan yang sungguh-sungguh dalam sebuah pemahaman dan tindakan. Orang pintar yang memiliki percaya diri yang berlebihan sekalipun kalau dia tidak memiliki kerendahan hati maka ia akan jatuh pada waktunya. Kerendahan hati menggambarkan siapa kita diantara mereka yang diciptakan oleh Allah ditengah-tengah dunia ini!

 

Bangsa Babel yang dikenal dengan kekuatannya dan kekuasaannya atas umat Allah yang ditawan terlalu percaya diri akan kekuatan dan kuasanya yang memiliki umat Allah. Sehingga semua cara dihalalkan untuk menguasai umat Allah dan melakukan sesuka hatinya atas bangsa itu. Mereka tidak mengenal Allah yang mahakuasa dan mahakudus di dalam hidupnya, yang mereka kenal hanyalah tukang jampi, peramal dan kekuatan sihir. Padahal kehancuran mereka yang melakukan tindakan tercela atas Allah, ada di tangan Allah sendiri bukan ditangan para penyihir dan tukang jampi. Kehancuran yang akan menimpa mereka. Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk berdiang! Dengan katakan lain bahwa api yang akan melanda mereka adalah api yang memusnahkan mereka bukan api yang menghangatkan diwaktu musim dingin. Itulah akibat dari kesombongan bangsa Babel atas Allah dan tidak mengakui bahwa Allah sumber segala berkat dan kuasa.

 

Saudaraku, jika kita merasa bahwa semua yang terjadi atas hidup kita sekarang ini adalah atas jerih payah dan keringat kita, marilah untuk mengkoreksi diri dan iman kita. Supaya kita tidak jatuh dalam kesombongan iman, sesungguhnya segala yang terjadi didalam hidup kita ini adalah atas dasar kuasa dan berkat Allah yang diberikan bagi kita masing-masing.

 

Kekuatan dunia ini hanyalah ingin menyesatkan kita dan menjauhkan kita dari Allah. Tidak akan lama bertahan kekuatan duniawi ini, jika masih itu yang kita andalkan dan junjungi, kembalilah kepada Allah. Dialah yang memberikan apa saja yang menjadi kebutuhan hidupmu bukan kekuatan dari dunia ini! Jika kita masih merawat kesombongan itu sampai saat ini maka siapkanlah hati dan pikiran untuk menerima konsekuensinya yaitu dimusnahkan dengan api. Sebab orang yang sombong bagaikan jerami yang dibakar oleh api.  Kekuatan jampi dan mantera itu pun tidak mampu melepaskan kita dari api tersebut. Hanya Allah saja yang mampu menolong kita. Untuk itu, mari merendahkan diri dihadapan Allah untuk memiliki sikap rendah hati di dalam hidup kita. Amin

 

Selamat beraktivitas untuk kita semua

Salam Marturia

Pdt. Anna Vera Pangaribuan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here