Oleh: Stefanus Widananta
Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas
Amsal 22:1
Ada peribahasa yang mengatakan bahwa gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama
Kita semua sadar dan tahu bahwa manusia ketika berakhir hidupnya tidak bisa membawa apa-apa ke dalam kuburnya, orang hanya mengingat kita sebagai orang yang baik atau jahat, orang yang berkontribusi banyak terhadap hidup kita atau justru yang membuat hidup kita sengsara
Banyak orang lupa, ketika hidup begitu menggebu-gebu menumpuk harta kekayaan dengan segala cara, tidak peduli apakah menindas orang kecil atau tidak, tidak peduli akan nasib orang lain dan ketika mati, namanya tidak mau diingat orang lagi, terutama mereka-mereka yang pernah ditindas olehnya
Sebagai orang percaya, kita diingatkan bahwa nama baik itu lebih berharga dari pada kekayaan, di bagian lain Pengkhotbah mengatakan bahwa nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal
Harusnya sebagai pengikut Kristus, kita sudah menjadi ciptaan baru, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”
Kita diminta untuk mengalami transformasi, sosok kita yang dulu, tidak disukai orang bahkan dibenci orang karena kata-kata, sikap dan tindakan kita, berubah menjadi orang yang bisa mendorong orang lain untuk berbuat baik, menghibur dan menguatkan orang lain, sosok masa lalu kita yang menjijikkan ditransformasikan menjadi sosok yang indah, yang disukai orang lain
Jangan sampai kita menggadaikan nama baik kita demi materi karena sia-sia memiliki kekayaan yang melimpah bila kita tidak memiliki nama baik
Aroma wangi parfum begitu mudah pudar, namun aroma hidup kita yang baik akan senantiasa memberi harum bagi orang-orang yang mengenal kita
” Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa ” ( 2 Kor 2:15 )
Tuhan Yesus memberkati