RELAWAN DI TENGAH PANDEMI
Oleh: Edward Simanungkalit
Sabtu, 29 Pebruari 2020, BNPB mengumumkan status darurat Covid-19 yang disampaikan oleh Doni Monardo selaku Kepala BNPB yang juga merangkap sebagai Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Status darurat ini kemudian pada 17 Maret 2020 diperpanjang sampai 29 Mei 2020 oleh karena merebaknya penyebaran Covid-19. Kemudian sejak Senin, 16 Maret 2020 kantor-kantor instansi pemerintah sudah mulai tidak melakukan pelayanan secara langsung dan mulai juga ada kantor yang melakukan WFH (Work From Home). Sarana transportasi umum juga berhenti. Tempat-tempat hiburan dan wisata mulai diberhentikan juga. Kemudian seiring dengan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) semakin banyak kegiatan yang berhenti. Hanya transportasi pengangkutan barang dan bahan-bahan kebutuhan pokok yang masih tetap berjalan. Jalan-jalan pun berubah sepi dari yang tadinya biasa macet terutama pada bulan April-Mei 2020.
Berhentinya banyak kegiatan seperti dikemukakan tadi membawa pengaruh kepada perekonomian yang mengakibatkan perputaran roda perekonomian mengalami perlambatan. Meskipun demikian, perhatian masih tertuju kuat kepada penyebaran Covid-19 yang demikian menakutkan. Karena, persentase yang meninggal lumayan tinggi pada awalnya dan berubah perlahan di kemudian hari di mana yang sembuh menjadi lebih banyak. Sehabis Lebaran, maka mulailah dilakukan sosialisasi New Normal dan Presiden Jokowi mulai bergerak ke mal-mal di Bekasi dan Jakarta. Sementara sejak bulan April sudah mulai terjadi gelombang PHK yang semakin besar pada bulan Mei 2020. Persoalan sudah meningkat tidak lagi hanya pada masalah penyebaran Covid-19, tetapi sudah sampai kepada masalah ekonomi. Untuk itulah mulai disalurkan Bansos Tunai dan Bansos Sembako sejak April 2020.
Pandemi masih terus menghantui sementara vaksin belum ditemukan, tapi kemudian tiba vaksin dari China dan dari Korea Selatan. Adapun vaksin dari China dan Korea Selatan masih harus menjalani uji klinis tahap ketiga dengan harapan akan selesai tahun 2020 ini. Setelah selesai uji klinis barulah dapat diproduksi secara massal di sekitar Januari 2021 mendatang. Jadi, selama belum ada vaksin, maka selama itu pula bangsa ini menghadapi ketidakpastian. Sementara masalah kesehatan yang diikuti dengan masalah ekonomi merupakan dua hal yang membutuhkan penanganan. Untuk itulah pada akhirnya dibentuk Komite Penangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), yang timnya telah dibentuk oleh Presiden pada 27 Juli 2020 lalu. Adapun Ketua Komite KPCPEN ialah Airlangga Hartarto dengan Wakil-Wakilnya dari Menteri lainnya, sedang Ketua Pelaksana KPCPEN ialah Erick Thohir. Erick Thohir kemudian dibantu oleh seorang wakil yang baru diangkat, yaitu Jenderal TNI Andika Perkasa, SE., MA., MSc., MPhil., PhD. Komite ini sudah bekerja yang sudah dipersiapkan sejak awal dan menggeliatnya perekonomian sejak Juli 2020 membuat bangunnya rasa optimis bahwa bangsa ini akan keluar dari masalah ekonomi yang sedang terjadi. Optimisme tersebut sudah penulis paparkan sebelumnya dalam tulisan berjudul: “RELAWAN DI TENGAH PERGUMULAN BANGSA” (www.gramediapost.com: 13/08-2020).
Bersamaan dengan optimisme dalam ekonomi tersebut diharapkan berbarengan dengan pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 berjalan lancar, agar pemulihan dari krisis dapat dituntaskan secara keseluruhan.
Sejak Mei 2020 lalu relawan Jokowi sudah mulai ikut mengambil bagian dalam penyaluran Bansos Sembako terutama di wilayah DKI Jakarta. Berikutnya sudah mulai meluas hingga ke Bodetabek dan Cibubur-Cileungsi. Dalam kaitan dengan pandemi ini, maka kegiatan tersebut merupakan peluang bagi relawan untuk ikut mengambil bagian membantu masyarakat. Relawan berasal dari Jakarta dan daerah-daerah penyangga, sehingga melihat secara langsung bagaimana kondisi masyarakat berdasarkan pandangan mata. Penulis mengetahui seorang relawan yang gigih bersama timnya menyalurkan kepada masyarakat yang layak untuk menerima Bansos Sembako di banyak wilayah Kota Administratif dan Kabupaten Bekasi. Relawan seperti ini patut ditiru langkahnya yang sudah banyak membantu masyarakat. Di tengah-tengah pandemi seperti ini relawan tetap dibutuhkan dan dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat. Tanpa disadari bahwa sesungguhnya banyak masyarakat yang terbantu melalui kegiatan penyaluran Bansos Sembako seperti itu.
Kegiatan menyalurkan Bansos Sembako merupakan satu hal yang dapat dilakukan oleh para relawan di tengah-tengah pandemi sekarang. Ketika melihat anggota masyarakat itu menerima Bansos dengan senangnya, penulis juga merasa puas dan bahagia melihat mereka yang terbantu. Kadang-kadang ada juga tantangan yang harus dihadapi, tapi penulis terbayang kepada orangtua yang menjadi pelatih perang gerilya pada masa perjuangan kemerdekaan. Tentu jauh lebih berat yang orangtua penulis hadapi pada masa perang mempertahankan kemerdekaan. Apalagi pada masa agresi Belanda membuat ibu dan kakak penulis harus terlunta-lunta terbawa arus pengungsi tanpa disertai bapak yang sedang bergerilya. Yang diterimanya di kemudian hari setelah Indonesia merdeka adalah Bintang Gerilya dengan selembar Piagam Penghargaan Pejuang Kemerdekaan yang ditandatangani Presiden RI. Sebagai pejuang kemerdekaan, maka dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan dengan tembakan salvo pada saat penguburan, tetapi kami bangga memiliki bapak seperti dia. Relawan dapat melakukan sesuatu pada masa pandemi ini melalui penyaluran Bansos Sembako. Biarlah semakin banyak rakyat yang merasa terbantukan oleh relawan dan relawan dikenang sebagai pejuang pada masa pandemi. Sesungguhnya apa yang dilakukan ini adalah bagi bangsa dan negara, yang sebentar lagi kita rayakan hari ulang tahunnya yang ke-75 sekaligus merupakan wujud dukungan kepada Jokowi. Merdeka! (15-08-2020). ∆∆