Oleh: Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak
*_(Makeaki 3:13-18)_*
Zaman sekarang ini sepertinya sudah mulai sulit untuk menemukan orang yang sungguh-sungguh baik. Mulanya bisa saja kita mengetahui seseorang adalah baik, eh tahunya jahat.
Lihat betapa banyaknya orang yang ditangkap oleh KPK karena korupsi, padahal mereka sebelumnya dikenal orang baik. Ada yang tiba-tiba ketahuan mencuri, memperkosa, menipu, membunuh, pengedar dan pengguna narkoba, padahal sebelumnya ia dikenal sebagai orang yang baik.
Mengapa orang yang jahat cenderung bertambah? Mungkin ada yang jawab karena hukuman bagi orang jahat tidak memberi efek jera.
Atau mungkin ada juga yang jawab orang jahat hidupnya senang sementara ada orang yang baik hidupnya susah. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin sudah pernah kita dengar ataupun mungkin kita sendiri yang mengungkapkannya.
Lihat saja akhir-akhir ini pejabat termasuk pimpinan daerah masih saja banyak yang tertangkap operasi tangan karena korupsi. Kenapa yah mereka masih melakukan kejahatan korupsi padahal belum berapa lama hal serupa juga terjadi di daerah lain.
Demikian juga kita masih saja terus melihat para pengedar dan pengguna narkoba yang tertangkap tangan oleh polisi karena membawa ganja atau barang terlarang lainnya. Apakah mereka tidak takut ketika mengetahui para pengedar narkoba di hukum mati dan banyak yang telah menjalani eksekusi mati?
Tampaknya melakukan hal yang jahat lebih disukai ketimbang melakukan yang baik menurut Allah. Motivasi untuk mengikuti perintah Allah nampaknya semakin menurun, sementara motivasi untuk mengikuti perintah pikiran sendiri semakin tinggi.
Demikian halnya yang terjadi di tengah kehidupan bangsa Israel semangat untuk mengikuti dan menyembah Allah semakin turun dan bahkan hampir hilang (jika tidak dapat dikatakan sudah hilang). Dalam perikop Minggu Hari ini, perilaku itu sedang terjadi di tengah kehidupan bangsa Israel.
Di antara Bangsa Israel bahkan memberikan pernyataan, mereka berkata: Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apa untungnya melakukan sikap yang benar dan beribadah? (14).
Hal itu dilakukan mereka atas kekecewaan mereka melihat orang fasik atau orang jahat kok hidupnya mujur atau menyenangkan. Mereka memberontak dengan mempertanyakan dimana kasih Allah bagi umat yang setia?
Tetapi di antara bangsa Israel masih ada juga orang-orang yang tetap setia dan takut akan Allah. Walaupun banyak tantangan dan penderitaan yang dihadapi, namun mereka tetap setia untuk mengikut dan menyembah Allah.
Mereka yang tetap setia adalah mereka yang berhikmat yang tidak membiarkan penderitaan itu berkembang dan menghancurkan semangat berTuhan. Coba ingat Ayub yang berhikmat dari Allah walau sempat terpuruk namun tetap setia kepada Allah.
Ayub mencoba untuk memahami penderitaan yang terjadi dalam hidupnya serta berusaha untuk dapat memahami kehidupan ini dari sudut pandang yang benar. Akhirnya Ayub seakan berkata: untuk mengikut Allah harus siap menerima hal-hal yang menyenangkan hati dan yang menyakitkan hati.
Kita juga bisa melihat sosok Daud yang jatuh bangun karena banyaknya penderitaan Hidup yang dialaminya. Daud tetap tegar iman dan selalu berseru kepada Allah untuk memujiNya dan meminta pertolonganNya.
Bagi mereka yang setia muncul pemahaman,
Tuhan memperhatikan dan mendengarnya (16).
Tuhan memiliki sebuah kitab untuk menuliskan peringatan di hadapanNya, bagi orang yang takut akan Tuhan dan bagi orang-orang yang mebghormati namaNya (16).
Nah, bagi mereka yang setia kepada Tuhan, ada pengharapan yang menyejukkan hati diberikan Tuhan. Kepada mereka itu, Tuhan berkata mereka akan menjadi milik kesayanganKu sendiri pada hari yang Kusiapkan demikian Tuhan memberikan penegasan (17).
Menjadi milik Tuhan berarti mereka akan disayangi dan dikasihani bagaikan seseorang yang menyayangi anaknya yang melayani dia (17b). Jangan pernah berpikir bahwa kesetiaan kita beribadah kepada Tuhan hanya kesia-siaan belaka karena kita banyak mengalami tantangan Hidup.
Coba bayangkan, mengapa sampai muncul pemahaman yang “aneh” di antara bangsa Israel dengan berkata: adalah kesia-siaan beribadah kepada Tuhan? Hal ini terjadi karena mereka salah memahami dan salah menempatkan Allah dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Allah hanya dipahami sebagai sosok yang hanya memberikan sesuatu yang indah dan menyenangkan hati saja. Sehingga di saat mereka mengalami kepedihan hati dan penderitaan Hidup, mereka menuduh Tuhan tidak adil.
Ingat, Hal seperti inipun bisa saja terjadi pada diri kita, ketika kita menjadikan Allah sebagai sosok untuk menjadi alat atau benda yang dapat memuaskan ego dan keinginan kita. Di saat kita beribadah kepada Allah lakukanlah itu untuk memujiNya dan mengucap syukur kepadaNya.
Artinya bahwa ibadah yang kita lakukan itu pertama-tama harus didasari dengan pemahaman bawa Allah itu sungguh mengasihi, Allah itu sudah banyak memberikan yang terbaik bagi kita. Atau dengan kata lain, Ibadah kita akan menjadi benar di hadapan Allah, ketika ibadah yang kita lakukan adalah sebagai bentuk syukur kita kepada Allah atas keselamatan yang Allah sudah berikan kepada kita.
Jika kita mengalami kesedihan dan kesulitan hidup dalam berbagai hal padahal kita adalah orang yang tekun beribadah, jangan pernah menyesali ibadahmu tetapi yakinlah bahwa Allah melihat dan mengetahui apa yang sedang terjadi padamu. Untuk itu ketahuilah tidak ada yang sia-sia dalam perbuatan baik kita serta pelayanan kita kepada Allah.
Ingatlah juga apa yang disaksikan oleh rasul Paulus: Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaanTuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Tuhan memiliki memori penyimpanan yang tidak terbatas, ketaatan dan kebaikan kita tidak hanya dilihat oleh Tuhan, tetapi juga tertulis dalam kitabNya. Sehingga tidak ada kata “sia-sia” dalam kesungguhan kita untuk setia kepada firmanNya.
Jangan pernah iri hati melihat orang fasik memiliki hidup yang senang, karena sesungguhnya kesenangan yang kekal itu hanya milik orang yang selalu setia beribadah kepada Allah. Nantaikanlah yang terbaik terjadi atasmu sesuai dengan waktu yang diberikan Allah, bukan sesuai dengan pikiranmu.
Mari, lakukanlah selalu ibadah yang benar di hadapan Allah, amen.
*DOA:*
*_Ya Allah, aku ingin beribadah kepadaMu, karena aku telah menerima banyak berkat dariMu serta Engkau adalah keselamtanku, amen._*
*SELAMAT HARI MINGGU*
*DAN*
*SELAMAT BERIBADAH*
*_(Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak-Ktr HKBP Distrik VIII DKI Jkt)_*