Oleh: Lie Stefanus Wiji Suratno
Daniel 6:10 (TB) (6-11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Daniel adalah seorang nabi yang hidupnya sangat setia dan mengasihi Tuhan. Tiga kali sehari selalu berdoa dan memuliakan Tuhan sehingga sekalipun dia adalah orang buangan tetapi hidupnya disertai oleh Tuhan. Bahkan dia diangkat menjadi pejabat tinggi di tiga pemerintahan yang berbeda yaitu Jaman Nebukadnezar, jaman Betlsazar dan jaman raja Darius. Jarang sekali ada pejabat tinggi yang bisa dipercaya dengan masa yang berbeda beda. Umumnya ganti pimpinan pasti ganti anak buah. Sekalipun hidupnya bahagia tapi tidak berarti lepas dari pencobaan. Bahkan kali ini ancaman maut yang jiwanya bakal melayang karena dimasukkan ke gua singa. Mengapa dan salahnya apa? Daniel dicari-cari kesalahannya tapi tidak ditemukan. Kesalahan yang dicari yaitu merupakan kekuatan Daniel yaitu berdoa kepada Tuhan. Memàng kalau sudah ada irihati, dendam dan tidak suka apapun bisa diciptakan. Orang-orang Kasdim ini irihati dengan Daniel karena Daniel disayang raja sehingga posisi penting pasti dikuasai oleh Daniel. Maka dicarilàh pemukafatan jahat untuk mencelakai Daniel. Dengan pengumuman larangan untuk menyembah dewa dalam sekian hari maka mudah sekali untuk membuktikan kesalahan Daniel. Berdoa adalah hal kewajiban manusia dengan Allahnya tidak melanggar hukum manusia. Tetapi manusia jahat bisa membalikkan logika sehingga inilah kesalahan yang bisa dituduhkan kepada orang yang baik.
Akhirnya didapati Daniel berdoa pada Tuhan dan dinyatakan bersalah. Tetapi raja Darius tahu bahwa semua ini adalah akal-akalan para politikus. Tetapi raja Darius yakin bahwa Daniel adalah orang benar maka dia meyakinkan dan memberi semangat pada Daniel bahwa Allah yang Daniel sembah akan sanggup melepaskan Daniel dari maut.
Setelah beberapa hari disertai berdoa dengan sungguh lalu raja Darius menemui Daniel di gua singa dan dia sangat girang sekali karena Allah membungkam mulut-mulut singa tersebut dan Daniel tetap hidup. Lalu lawan-lawan Daniel dimasukkan ke gua singa semua dan mati diterkam oleh singa-singa itu.
Pelajaran yang sangat baik adalah kita harus tetap meneladani iman Daniel yang tetap setia kepada Tuhan walau nyawanya terancam karena pencobaan yang sangat berat bila Tuhan sudah turut campur dan menyertai maka mujizat yang ekstrim akan terjadi dalam hidup kita. Mari kita tetap berdoa dan setia menyembahNya seperti iman Daniel.
Kesimpulan dan Doa :
Tuhan ajarkan kami untuk memiliki iman dan tekad yang kuat seperti Daniel bahwa apapun yang dihadapi bersama Engkau ada kemenangan iman dan mujizat yang luar biasa akan terjadi.
Salam kasih
Lie Stefanus Wiji Suratno
Dosen Program Doktor Theology and Ministry
Harvest International Theological Seminary