*Bacaan :* Amsal 3:1-26; Roma 8:28-30
_”Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”_ (Amsal 3:5)
Dua malaikat yang sedang melakukan perjalanan ke luar kota dan singgah pada rumah seorang yang kaya raya. Keluarga itu tidak mengijinkan kedua malaikat tersebut tidur di dalam rumah besar mereka. Sebagai gantinya, kedua malaikat itu diberi tempat di gudang bawah tanah yang dingin, kotor, tanpa pemanas.
Ketika sedang menyiapkan tempat tidur mereka, malaikat yang lebih tua melihat sebuah lubang di dinding, lalu memperbaikinya. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya, malaikat yang tua itu menjawab : “kelak kau akan tahu.”
Malam berikutnya, kedua malaikat tersebut menginap di sebuah keluarga petani yang miskin, tetapi sangat ramah. Setelah berbagai makanan yang serba sedikit, pasangan petani tersebut mempersilahkan kedua malaikat tersebut tidur di tempat tidur mereka, sedangkan mereka sendiri tidur di lantai.
Ketika matahari muncul di ufuk timur keesokan paginya, mereka menemukan pasangan petani tersebut sedang menangis sedih. Ternyata, sapi yang merupakan satu-satunya sumber penghidupan mereka, yang memberikan susu setiap pagi, tergeletak mati di pinggir ladang mereka.
Malaikat muda menjadi marah kepada malaikat tua : “mengapa engkau tega melakukan semua ini ? Kemarin kita menginap di rumah seorang kaya raya dan kita dibiarkan tidur di gudang yang kotor dan dingin, tetapi kamu masih membantu mereka dengan memperbaiki dindingnya yang bolong. Malam ini kita menginap di rumah seorang petani miskin yang begitu ramah dan mau berbagai, tetapi apa yang kamu lakukan ? Kamu biarkan sapi yang merupakan satu-satunya sumber hidup mereka, mati.”
Malaikat tua menjawab singkat : “Kau akan mengerti.”
Ketika malaikat muda mendesak untuk menjelaskan, malaikat tua berkata : “Waktu kita menginap di tempat orang kaya kemarin, aku melihat sebuah lubang di dinding. Di dalamnya ada kepingan emas. Tetapi karena orang kaya tersebut sangat tamak, tidak mau berbagai, dan tidak bisa ramah kepada orang lain, maka dinding tersebut kututup. Biar mereka tidak tahu dan tidak dapat mengambil emas tersebut. Lalu malam ini, ketika kita tidur di ranjang pak Tani, dan mereka mengalah tidur di lantai, malaikat maut datang hendak mengambil istri petani itu. Tetapi aku belokkan dan sebagai gantinya, malaikat maut itu mengambil sapi pak Tani.”
*Renungan :*
_Pernahkah kita merasa bahwa hidup kita begitu berantakan dan Tuhan sepertinya tidak bekerja sesuai dengan harapan kita ? Namun kita tahu bahwa Allah bekerja sesuai dengan rencanaNya dan rencanaNya itu pasti indah._
*_Orang bijak memandang jauh ke depan_*