Oleh: Pdt. L.H.M. Simanjuntak
(Kejadian 18:9)
Lalu kata mereka kepadanya: “Di manakah Sara, isterimu?” Jawabnya: “Di sana, di dalam kemah.”
Sebelumnya dijelaskan bahwa Allah telah menghampiri Abraham di tempat kediamannya:
Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah.
Sesungguhnya Abraham belum mengetahui persis jika orang yang sedang melewati kemahnya itu adalah Allah atau orang suruhan Allah, karena Abraham menyambutnya sesuai dengan tradisi yang ada pada saat itu.
Niatnya melulu hanya untuk melakukan yang terbaik bagi orang yang sedang melintas dan tentu sedang mengalami kelelahan karena melakukan perjalanan panjang di tengah padang gurun, minum dan makan tentu adalah yang didambakan orang yang sedang kelelahan.
Jadi apa yang dilakukan oleh Abraham adalah sebuah perilaku yang patut dilakukan oleh seseorang pada waktu itu dan sedkaligus memperlihatkan kepada kita bagaimana dia dengan sempurna menjalankan adat istiadat timur dengan baik bahkan hingga menghantar para tamunya itu pergi dari kemahnya. Kita bisa membayangkan betapa lelahnya orang yang disambut Abraham tersebut karena tidak hanya berjalan panjang, namun juga berjalan dibawah terik matahari yang tentu suhunya sangat panas.
Ketulusannya menyambut para tamu, membuat para tamunya menunjukkan siapa mereka sebenarnya dengan bertanya: Lalu kata mereka kepadanya: “Di manakah Sara, isterimu?” Jawabnya: “Di sana, di dalam kemah. Dan firman-Nya: Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki. Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.
Dari sini diketahuilah bahwa tamu yang datang itu adalah orang suruhan Allah atau bahkan Allah sendiri ada diantara yang datang itu. Kita juga bisa membayangkan betapa bahagianya Abraham saat itu, karena tanpa diduga ternyata yang dia sambut dan layani dengan baik itu adalah Allah sendiri.
Perbuatan baik Abraham kepada para tamunya juga sekaligus menunjukkan kebaikan dan kasih Abraham kepada Allah, artinya karena kasihnya kepada Allahlah hingga ia mau berbuat bagi kepada setiap orang.
Mari lakukan yang terbaik kepada semua orang tanpa pilih kasih, karena dibalik kebaikanmu itu justru ada Allah yang selalu melihatmu dan siap memberi berkat besar buatmu, amen.
SELAMAT PAGI DAN SELAMAT BERAKTIFITAS
(Pdt. L.H.M. Simanjuntak, Jkt).