Oleh: Tigor Mulo Horas
Jumat (7/9), Saya makan malam di Bebek Kaleyo Tomang bersama Bro Rusdianto dan beberapa Ketua RT dari RW sebelah.
Mereka tertarik dengan kegiatan masyarakat yang telah kami selenggarakan di RW kami, maka ingin kenal dan bincang-bincang.
Pembicaraan kami cukup hangat bukan karena pedasnya sambal bebek muda yang kami santap semalam, tapi memang sangat seru bincang politik jaman now.
Tempe kata Bakal Cawapres Sandiaga Uno mahal? Lha wong kami pengusaha warung makanan kok tidak tahu?
Rp100.000,- kalo dipakai belanja sama istri saya cukup belanja untuk 3 hari buat kasih makan kami sekeluarga 5 orang, timpalan bapak yang satu lagi.
Kenapa di medsos dan berita-berita tidak jelas kok lain? Kok katanya Tempe setipis kartu ATM?
Bahkan perbincangan kami sampai membahas dollar dan rupiah, lengkap dan seru!
Makin seru pas bincang mengenai pileg, saat ini sudah mulai banyak team sukses atau bahkan beberapa caleg yang datang nemuin para RT atau RW.
Rejeki nomplok nih Bang Tigor, ujar Pak RT. Mereka datang dengan sejuta harapan seraya memberikan “salam tiban” yang lumayan lho.
Bahkan ada satu bacaleg DPRD yang datang dan memberikan komitmen “salam tiban rutin per-bulan”, setiap bulan akan di beri Rp200.000,- tentu dengan syarat ketentuan berlaku.
Pas saya kejar, siapa nama bacaleg DPRD tersebut? Pak RT mengelak halus, mantap berkelitnya, lebih jago daripada pembalap profesional ambil tikungan untuk ngeles-nya.
Saya rubah strategi, saya bilang silahkan terima rejeki “salam tiban-nya” tetapi nyok kita mikir masa depan bangsa & negara. Apa jadinya Kebon Sirih atau Senayan kalau di isi sama manusia-manusia jagoan salam tiban?
Sederhana saja…Untuk kita sama sama bangun bangsa, bisa dengan langkah kecil, dengan bikin kapok oknum caleg “jago salam tiban”.
Abang-abang pasti paham maksud saya…
*Tigor Mulo Horas*
Juru Bicara PSI.