LAI dan Kongres GMKI: “UT OMNES UNUM SINT”

0
2585

Oleh Sigit Triyono (Sekum LAI)

www.alkitab.or.id  IG:lembagaalkitabindonesia

Tanggal lahir LAI dan GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) sama-sama 9 Februari. GMKI lebih tua 4 tahun karena lahir 9 Februari 1950, sedangkan LAI lahir 9 Februari 1954.  Meski lebih tua 4 tahun, sampai saat ini dunia GMKI tetaplah “dunia mahasiswa”. Sedangkan LAI adalah “dunia Alkitab”

Sebagai sesama organisasi Kristen yang menyandang nama Indonesia, yang dilahirkan di era 1950an dalam konteks negeri yang baru merdeka, nafas nasionalisme memberi warna yang sangat dominan. “GMKI jadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI jadilah suatu pusat, sekolah latihan (“leerschool”) bagi orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan dari negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukanlah merupakan “gesselschaft”, melainkan ia adalah suatu “gemeinschaft”, persekutuan dalam Kristus Tuhannya, dengan demikian ia berakar baik dalam gereja, maupun dalam nusa dan bangsa Indonesia. Sebagai suatu bagian daripada iman dan roh, ia berdiri di tengah-tengah dua proklamasi: proklamasi kemerdekaan nasional dan proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injil kehidupan, kematian dan kebangkitanNya.” (Dr. Johanes Leimena, 9 Februari 1950, saat pembentukan GMKI).

Dalam perjalanannya, LAI  mampu membangun kompleks percetakan Alkitab sendiri. Hal ini didorong dan dijiwai oleh “semangat nasionalisme” dimana sudah membuat tidak ada lagi Alkitab untuk umat di Indonesia yang dicetak di luar negeri.  Suatu tindakan yang heroik yang membutuhkan upaya sangat keras dan penuh tantangan.

Kredo GMKI ‘Ut omnes unum sint’ (UOUS) atau ‘supaya semua menjadi satu’ sesuai dengan doa Tuhan Yesus yang tertera dalam Yohanes 17:21. Kredo ini memberi arti bahwa : “adalah suatu perintah atau pernyataan yang mutlak tentang semua manusia supaya menjadi satu.” Hal ini ditujukan terutama kepada orang–orang yang telah menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Mereka wajib menjadi satu sama seperti Yesus Kristus dengan Bapa-Nya yang adalah satu. Kata kuncinya adalah “satu“. Ini lebih lanjut dimengerti sebagai persatuan, kesatuan (“Unity”).

Lembaga Alkitab Indonesia turut mewujudkan Kredo GMKI dengan bukti: semua Gereja yang terdaftar di Indonesia dalam beragam denominasi dan konfesi sudah menggunakan Alkitab (Kitab Suci) terbitan LAI. Doa Tuhan Yesus terjawab di Indonesia bukan dalam bentuk organisasi Gereja yang bernaung dalam “satu atap”, tetapi menyatu dalam semangat penggunaan Alkitab (Kitab Suci) satu terjemahan dan satu terbitan, yaitu Alkitab LAI.

Tanggal 12-17 September 2018 GMKI menyelenggarakan Kongres ke-36.  Salah satu tanda agar eksistensi organisasi seperti GMKI dapat terjaga adalah dengan melaksanakan kongres sebagai kegiatan wajib sesuai periode yang ditetapkan. Melalui kongres akan dilaporkan seluruh implementasi keputusan kongres sebelumnya melalui semua program kerja yang dijalankan. Ajang ini sebagai arena pertanggungjawaban Pengurus Pusat GMKI.  Selanjutnya sesudah pertanggungjawaban dilaksanakan, dilanjutkan dengan perumusan program kerja Pengurus Pusat GMKI periode berikutnya. Tentu juga dilahirkan keputusan tentang sikap GMKI menghadapi isu-isu terkini. Pada bagian akhir sebuah kongres, yang paling “seru” adalah pemilihan Pengurus Pusat periode berikutnya.

GMKI sebagai organisasi kader mahasiswa Kristen ditopang terus oleh para Seniornya. Topangan dalam bentuk ide-ide, dorongan, jaringan, kesempatan berdialog, tenaga, sampai aspek finansial. Sinergi antara anggota dan Pengurus GMKI dengan para seniornya mencerminkan juga kebersatuan dalam semangat UOUS. Betapa tidak, para senior GMKI (yang sudah aktif di Gerejanya masing-masing) masih banyak yang terus rajin membantu GMKI sebagai ladang pelayanan bersama.

Lembaga Alkitab Indonesia yang memiliki mandat utama: menerjemahkan, memproduksi, menerbitkan, menyerbarkan dan mengupayakan agar Alkitab menjadi pedoman hidup umat, turut mensupport GMKI sebagai organisasi kader yang berbasis pada Alkitab. Sepanjang usia perjalanan LAI, sudah banyak kader GMKI yang terbukti sukses melayani dan memberikan pengaruh signifikan terhadap keberadaan LAI.

Jaman terus berubah. GMKI dan LAI juga perlu terus berubah. GMKI dan LAI harus mempersiapkan diri menyambut masa depan dengan penuh optimis. Titik simpul yang dapat mempertemukan GMKI dan LAI adalah pada aktivitas dan program yang dapat memfasilitasi umat untuk mengakses Alkitab. Titik simpul lain ada pada program yang berhubungan dengan “bible engangement” – Alkitab dipakai sebagai pedoman hidup sehari-hari umat.

GMKI dapat memanfaatkan peluang-peluang di dalam kelas-kelas “pendidikan Alkitab” yang diselenggrakan LAI. Dengan mengikuti kelas-kelas ini maka kualitas kader GMKI akan lebih kompeten dalam penguasaan isi Alkitab dan menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Juga para kader GMKI dapat menjadi relawan dalam mewujudkan Alkitab Untuk Semua dengan mendoakan, mewartakan serta mendonasikan berkat-berkatnya ke LAI. Kualitas kader GMKI seharusnya dapat diukur dari kemampuannya dalam mengimplementasikan nilai-nilai Alkitab.

Selamat berkongres ke-36 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia. Semoga semuanya berjalan lancar, aman dan damai. Semoga semua keputusan kongres GMKI ke-36 dapat semakin membawa GMKI berjaya dan mampu melahirkan kader-kader bertaraf nasional serta internasional berlandaskan nilai-nilai Alkitab.

*#SalamUOUS*

*#SalamAlkitabUntukSemua*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here