Oleh: DR.DR. STEFANUS WIJI SURATNO SE, MM, PHD , DTH (C).
1 Tesalonika 5:16-18 (TB) Bersukacitalah senantiasa.
Tetaplah berdoa.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Kehidupan menjelang akhir jaman ini bukan tambah enak tapi makin tambah sulit. Persaingan antar industri menyebabkan masing-masing perusahaan harus melakukan efisiensi. Karena fluktuasi kurs, resesi dunia bahkan semakin menurunnya sumber daya alam karena semakin meningkatnya konsumsi manusia. Maka di seluruh dunia tidak sedikit perusahaan yang terus melakukan rasionalisasi. Dampaknya akan semakin banyak orang yang kehilangan pekerjaan, profit perusahaan yang lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini bagi yang terkena dampaknya akan mempengaruhi kehidupan rohani dan kehidupan keluarga secara kualitas. Bagaimana kita mengantisipasinya dengan kondisi yang demikian? Jangan takut rasul Paulus mengajarkan 3 hal dalam mengatasi hal ini yaitu dengan
1. Bersukacita senantiasa
2. Berdoa senantiasa dan
3. Mengucap syukur senantiasa.
Pertama bersukacita senantiasa. Sukacita adalah salah satu obat yang manjur dalam menghadapi sakit penyakit. Amsal 17 : 22 bersukacita atau hati yang gembira adalah obat yang manjur. Dengan hati yang gembira maka secara tidak langsung telah melupakan masalah atau kesedihan dihati. Dengan sukacita ini maka setiap orang bisa menjalani sebuah kehidupan seperti air yang mengalir. Apalagi bila kita didukung dengan hal yang kedua yaitu berdoa senantiasa.
Berdoa artinya kita berkomunikasi dengan Tuhan sebagai penguasa hidup dan pencipta manusia. Dengan berdoa hubungan kita semakin intim dengan Tuhan. Dalam doa inilah kita bisa menyerahkan beban hidup kita kepada Tuhan dan bersandar penuh kepadaNya ( Yeremia 17 : 7-8 ). Tuhan memberikan kunci jawaban dalam mengatasi masalah dengan berdoa ( Matius 7 : 7; Yohanes 14 : 14 ). Doa yang dilakukan kapan saja, dimana saja akan membawa dampak pada penyegaran jiwa karena Allah akan menjawab segala permohonan kita dan memberi kelegaan pada beban hidup kita ( Matius 11 : 28-30 ). Tuhan Yesus mengatakan kepada murid2Nya agar meminta dalam nama Tuhan Yesus maka Allah akan memberikan segala yang kau minta dalam doa ( Yohanes 15 : 7-8, 16 ). Ketiga, mengucap syukur senantiasa. Mengucap syukur adalah salah satu bentuk selalu berterima kasih kepada Tuhan entah yang Tuhan berikan dalam bentuk sukacita maupun dukacita karena kita harus bisa menerima apapun bentuk yang Tuhan berikan. Allah melihat hati manusia. Siapapun yang selalu mengucap syukur itu membuat hati Tuhan senang sehingga dalam sekejap bisa merubah pikiran Tuhan. Tak mudah orang bisa mengucap syukur karena manusia selalu ingin suasana senang, bahagia dan tak kekurangan. Mengucap syukur ini merupakan bentuk tingkatan rohani yang tinggi. Semakin tinggi rohani seseorang maka semakin sering dia akan mengucap syukur.
Ayub adalah salah satu teladan bagi umat yang tetap mengucap syukur baik dalam keadaan baik atau buruk ( Ayub 2 : 9-10 ). Sekalipun isteri yang disayanginya suruh mengutuki Tuhan saat kondisi keluarganya memburuk dia malah marah dan mengingatkan agar tetap bersyukur. Dia orang yang saleh diberkati dengan limpahnya. Tapi saat keadaan menjadi buruk dimana hartanya habis, anak-anaknya mati semua dan tubuhnya dipenuhi penyakit dan teman-temannya meninggalkan dia, namun Ayub tetap mengucap syukur kepada Allah sehingga kehidupannya dipulihkan oleh Allah dua kali lipat. ( Ayub 42 : 10-15 ). Semoga renungan ini menjadi solusi kepada pembaca bila menghadapi masalah apapun lakukan tiga hal yaitu bersukacita, berdoa dan mengucap syukur senantiasa. Sekian selamat.
Kesimpulan dan Doa :
Tuhan kami tetap bersukacita , berdoa dan mengucap syukur senantiasa apabila kondisi kami menjadi buruk dan lebih lagi saat kami dalam kondisi baik.
Salam kasih
DR.DR. STEFANUS WIJI SURATNO SE, MM, PHD , DTH (C).
Dosen Program Doktor Theology dan Ministry Dari Harvest International Theological Seminary.