Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi
Wahyu 5:6-14
(6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. (7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu. (8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus. (9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.” (11) Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, (12) katanya dengan suara nyaring: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” (13) Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” (14) Dan keempat makhluk itu berkata: “Amin”. Dan tua-tua itu jatuh tersungkur dan menyembah.
Penglihatan Yohanes ini hendak menjelaskan kepada kita bahwa apa yang akan terjadi di masa depan telah disingkapkan sekarang melalui diri Yohanes. Dalam penglihatannya kali ini Yohanes melihat Kristus berdiri di tengah-tengah takhta dan dikitari oleh empat makhluk (malaikat tertinggi) dan tua-tua (orang-orang kudus yang berjumlah 24 orang). Dalam penglihatannya, Kristus tampak sebagai Anak Domba yang telah ‘disembelih’ (kiasan untuk penyaliban Kristus), dan yang memiliki 7 mata dan 7 tanduk. Ketujuh mata dan tanduk itu adalah simbol dari 7 Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Perlu dijelaskan bahwa angka 7 adalah lambang kesempurnaan dalam tradisi Israel. Penyebutan angka 7 bukan menunjuk pada jumlah melainkan pada artinya, yaitu kesempurnaan. Jika disebutkan 7 Roh Allah, maka itu bukan berarti ada 7 Roh Allah, melainkan Roh Allah yang Mahasempurna, yang melebihi roh-roh lain didunia ini. Roh Allah yang Mahasempurna itulah yang turun ke bumi.
Anak Domba itu kemudian menerima Kitab gulungan dari tangan Allah. Penerimaan Kitab gulungan itu adalah tanda penerimaan kuasa penuh dari Allah untuk memerintah dunia ini dan untuk melaksanakan rencana penyelamatan Allah bagi ciptaan-Nya. Serentak dengan diterimanya Kita gulungan itu, tersungkurlah makhluk-makhluk dan tua-tua yang mengitari Anak Domba itu. Oh, betapa agung dan mulianya Kristus. Semua yang mengitarinya tersungkur, sujud menyembah. Dalam sujudnya, mereka menyanyikan pujian yang berisi pengagungan Kristus. Dan juga, malaikat-malaikat (berlaksa-laksa jumlah) yang ada di sekitar mereka menyerukan kata-kata penghormatan mereka akan Kristus. Tak ketinggalan makhluk-makhluk di bumi ikut meninggikan-Nya. Semua pujian dan seruan penghormatan mereka menyiratkan betapa Anak Domba itu berkuasa atas seluruh penghuni sorga dan bumi. Itulah sebabnya mereka memuji dan menyembah-Nya.
Tema renungan kita kali ini adalah “Sembahlah Dia (Kristus) yang Berkuasa.” Sungguh tepat, karena hanya Kristuslah yang berkuasa atas sorga dan bumi! Di luar Dia tidak ada yang lain. Dia telah menerima kuasa itu dari Allah. Oleh karena itu yang patut disembah hanya Dia. Firman ini seharusnya membuat kita segera melepaskan segala “berhala-berhala” dalam hidup kita, mereka hanya memiliki kekuasaan yang sementara saja sifatnya. Mereka hanya berkuasa ketika di dunia. Kuasa mereka tidak dapat menjamin kita untuk hidup dalam sorga. Juga tidak dapat menjamin kita untuk hidup secara sorgawi di dunia ini.
Firman ini juga seharusnya membuat kita tidak terikat secara mutlak pada unsur-unsur apa pun di dunia ini (seperti uang, jabatan, kekayaan dll.). seakan-akan tanpa unsur itu hidup kita tidak terjamin. Banyak orang telah terikat begitu hebatnya dengan unsur-unsur itu sehingga merasa takut bila tidak memilikinya. Parahnya lagi, mereka berusaha mendapatkannya dengan cara apapun yang ia inginkan. Maka jadilah ia sebagai budak unsur-unsur itu.
Allah, dan juga Kristus, membenci manusia yang menyembah berhala. Mengapa? Karena menyembah berhala berarti mengilahikan sesuatu yang tidak ilahi. Dengan kata lain, manusia menghormatinya sebagai tuhan pada hal dia hanyalah ciptaan biasa. Boleh jadi dia adalah ciptaan yang melawan Tuhan, dan kini berusaha menguasai kita manusia. Hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah dalam Yesus Kristus. Kekuasaannya tak terbatas dan menjamin kita sampai pada keselamatan kita. Masihkah kita mau terikat pada ‘berhala-berhala’ yang kekuasaannya sangat terbatas?