Oleh: Pdt Martunas P. Manullang
Selamat sore dan salam damai sejahtera bagi kita semua.
AIR MATA, RASA SYUKUR DAN DOA.
Itu satu hal yang nyata dari ayat renungan hari ini.
“Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kau curahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku” (2 Timotius 1:4).
Rasul Paulus mengenal Timotius, orang muda yang telah dianggapnya menjadi (sebagai) anaknya sendiri (paling tidak anak rohani atau binaan rohaninya) yang kini sedang menjadi seorang gembala di jemaat.
Rasul Paulus ingin, agar Timotius tetap kuat dalam iman serta bersemangat dalam melayani, walau sedang menghadapi masa-masa sukar/sulit.
Selain tetap kuat dan semangat dalam melayani, kiranya juga tetap taat dan setia dalam Firman Tuhan, percaya teguh pada Tuhan.
Terkadang ada “musuh” yang menyerang saat menjalankan pelayanan, tetapi tetaplah semangat dan setia.
Kadang pelayanan dan tantangan yang di dalamnya dapat membuat seseorang menangis, entah karena mengasihani diri sendiri, ingin menyerah, merasa lemah dan tidak kuat, ingin mengundurkan diri, dsb.
Paulus mau mengingatkan Timotius, bahwa jika hal seperti itu selalu dibayangkan oleh orang-orang yang mengasihi, maka mereka akan berdoa.
Kenangan Paulus terhadap Timotius dan pergumulan pelayanannya, membuat dia berdoa kepada Tuhan. Kiranya Tuhan memberi peneguhan, ketetapan hati, keyakinan penuh, semangat dan kerelaan hati untuk melanjutkan pelayanan itu, khususnya pelayanan Timotius.
AIR MATA, RASA SYUKUR DAN DOA menyatu dalam kehidupan orang beriman.
Dalam persekutuan yang hidup dengan Tuhan. Dalam pertumbuhan kerohanian yang semakin baik.
Dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dalam setiap aspek hidup. Dalam rasa syukur atas perkenanan Tuhan untuk menjalani hari-hari hidup yang diberi.
Berbagai kesulitan bahkan kepedihan yang dijalani dalam pelayanan, termasuk bila harus menangis, berurai air mata; semuanya itu bisa dipakai Tuhan untuk semakin meneguhkan, menguatkan, mendorong dan memantapkan langkah dan semangat untuk tetap melayani dengan kerendahan hati dan ketulusan.
Apa pun pengalaman dalam kehidupan pelayan, ada hal yang tidak dapat dilupakan, yaitu tetap mengucap syukur kepada Allah dan tetap bertekun melayani.
Inilah yang dibayangkan Paulus dalam diri Timotius, seorang gembala jemaat, seorang yang berusia muda, tetapi tetap melayani dengan hati nurani yang murni.
Bila itulah yang terjadi, maka itulah awal sukacita bagi Paulus.
Bersukacita, sebab Timotius melayani dengan sepenuh hati, melayani dalam iman, ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan dan setia dalam tugas pelayanan itu sendiri.
Bagi kita, orang percaya yang hidup pada zaman ini, tetaplah bekerja dan melayani dengan tekun, tabah dan sabar.
Tetap bersemangat dan fokus dalam pelayanan.
Ada banyak orang percaya yang selalu bersedia mendukung dalam doa dan permohonan kepada Tuhan, agar Dialah yang selalu memampukan, meneguhkan dan menguatkan para pelayan dalam tugas masing-masing.
AIR MATA, RASA SYUKUR DAN DOA menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi setiap orang, sebagai pelayan, atau sebagai anggota jemaat, individu orang percaya, kapan pun dan di mana pun.
Selamat beraktivitas di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Pdt Martunas P. Manullang