Sahabat yang Bisa Menjadi Obat

0
1274

 

 

 

Oleh: Pdt. Fridris Jimson Siburian, S.Th.

 

Amsal 17:17 (TB)  Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.

Ada gurindam  yang mengatakan ” carilah olehmu sahabat yang bisa dijadikan obat!  Tidak seorangpun di dunia ini yang bisa hidup seorang diri, itulah sebabnya Allah menciptakan manusia dari sejak semula berpasang-pasangan tidak terkecuali binatang.

Setiap Allah menyelesaikan ciptaannya, untuk  semua yang  diciptakan-Nya,  di akhiri dengan “maka Allah melihat semuanya baik (Kejadian 1: 10,12,21,25).

Namun jauh berbeda dengan pendapat Allah untuk manusia sebagai Imago Dei Allah, sebab sesudah manusia yaitu Adam dan pasangannya Hawa  sebagai penyempurna ciptaan Allah diciptakan (Kejadian 1:27),( bukan hanya Allah berkata”Baik” melainkan “it was very good” (tov meod/ibrani) “sungguh amat baik (Kejadian 1:31).  Itu artinya manusia dari dulu sampai sekarang harus hidup bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Karena dengan demikianlah bisa saling ; berbagi rasa, membantu, menguatkan, menghibur. Tetapi setelah manusia jatuh ke dalam dosa, semuanya yang sudah ditata Allah termasuk hidup bersosialisasi dirusak oleh dosa, sehingga kita bisa melihat sekarang kawan  bisa menjadi lawan, sahabat bisa menjadi sabetan, teman bisa ditelan. Fakta otentik Alkitab dituliskan ketika manusia pertama Adam dan Hawa melanggar titah Allah, mereka saling “mempersalahkan” (Kejadian 3), berlanjut lagi yang bersaudara Kain membunuh Habel adeknya sendiri yang seharusnya dikasihinya ; persahabatan sudah dirusak iblis akibat dosa manusia, bahkan Tuhan Yesus sendiri dikelabui oleh Yudas Iskariot sebagai gurunya,  dan hal itu terus terjadi sampai detik ini.

Untuk itu kita sebagai manusia teristimewa yang sudah ditebus oleh darah Kristus, sangat dibutuhkan kejelian kita untuk bisa mencari sahabat yang bisa dijadikan obat. Dalam hal ini bukan berarti kita diajarkan untuk tidak bisa atau terlalu memilih-milih orang untuk kita jadikan sahabat kita. Bukankah kita adalah anak-anak Tuhan yang harus mengasihi semua orang termasuk mereka yang memusuhi kita? ; Lukas 6:27

“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

Namun Tuhan menghendaki kita selektif tetapi jangan terlalu memilih-milih. Maksudnya ialah jika kita ingin mencari sahabat kita pilih yang bisa selalu menyemangati kita, menguatkan iman kita, yang bisa membuat kita makin hari makin lebih baik bukan malah membuat kita tidak dan tambah rusak. Memberikan kita the change of life. Ingatkah kita Firman Tuhan yang berkata bahwa “pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik”(1 Korintus 15:33).

Sahabat yang baik itu adalah ibarat obat yang dapat memberikan kesembuhan ; obat tidak semuanya manis tetapi obat juga ada yang pahit sampai terkadang kita tidak mau makan obat tersebut, seperti itulah sahabat yang bisa dijadikan obat ; karena dia mengerti kita, disamping dapat menjadi teman canda tawa kita, susah dan duka ada bersama kita, pun tidak segan-segan untuk menasehati dan menegur kita jikalau kita salah langkah, dia selalu ada bersama kita, tidak pernah mempermasalahkan kekurangan kita, tidak mempersoalkan  keterbatasan kita, tetapi selalu merasakan apa yang juga kita rasakan dan siaga selalu untuk menolong kita. Seperti yang Tuhan Yesus contohkan bagi kita anak-anak-Nya.  Amen, Terpujilah Tuhan Yesus atas Firman-Nya.

 

Pdt. Fridris Jimson Siburian, S.Th.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here