Oleh: Pdt. Andreas Loanka
BGA dari Kejadian 1:1-2:7
Alkitab tidak dimulai dengan pembuktian tentang adanya Allah, melainkan dimulai dengan penyataan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kej. 1:1). Sebelum adanya segala sesuatu, sebelum adanya waktu, Allah telah ada. Alkitab dengan tegas menyatakan keberadaan Allah.
Pada mulanya telah ada Allah Tritunggal. Kejadian 1:1-3 menyatakan ketiga pribadi dari Allah Tritunggal, yaitu Allah yang menciptakan (Kej. 1:1), Roh Allah (Kej. 1:2), dan Firman Allah (Kej. 1:3). Firman itu kemudian menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus (Yoh. 1:1-3, 14). Allah adalah esa (Ul. 6:4-5), tetapi Allah yang esa itu menyatakan diri dalam tiga pribadi, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Mulai dari kitab Kejadian pasal 1 hal ini telah dinyatakan kepada manusia (Kej. 1:1-3, 26).
Kejadian 1 pada satu pihak menyatakan keberadaan Allah, tetapi dipihak lain juga menyatakan tindakan Allah. Allah yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Tindakan penciptaan itu melibatkan Allah Tritunggal. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah (Bapa) mencipta (Kej. 1:1; Why. 4:11), Tuhan Yesus (Anak) mencipta (Kej. 1:3; Yoh. 1:3; Kol. 1:15-16), dan Roh Kudus mencipta (Kej. 1:2; Ayb. 26:13).
Allah menciptakan alam semesta di dalam keteraturan dan baik. Setelah menciptakan langit dan bumi, pada hari pertama Ia menciptakan terang (Kej. 1:1-5). Hari kedua Ia menciptakan cakrawala (Kej. 1:6-8). Hari ketiga Ia menciptakan daratan (Kej. 1:9-10) dan menciptakan segala jenis tumbuh-tumbuhan (Kej. 1:11-13). Hari keempat Ia menciptakan benda-benda di langit (Kej. 1:14-19). Hari kelima Ia menciptakan segala makhluk di air dan burung-burung di udara (Kej. 1:20-23). Hari keenam Ia menciptakan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang liar (Kej. 1:24-25). Dan pada hari keenam itu juga Allah menciptakan manusia (Kej. 1:26-27). Setelah Allah menciptakan segala ciptaan-Nya, Alkitab selalu menyatakan bahwa “Allah melihat semuanya itu baik” (Kej. 1:10, 12, 18, 21, 25). Terlebih lagi setelah Ia menciptakan manusia, Alkitab menyatakan: “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kej. 1:31).
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang istimewa. Pertama, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26-27). Kedua, Allah menciptakan segala sesuatu dengan berfirman “jadilah…,” tetapi pada saat menciptakan manusia, Ia turun tangan untuk membentuknya. Ia membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya sehingga manusia itu menjadi makhluk yang hidup (Kej. 2:7). Ketiga, Ia menciptakan manusia sebagai puncak dari segala ciptaan. Kepada manusia diberikan mandat untuk berkuasa atas segala makhluk ciptaan lain, yaitu untuk menggunakan, menjaga, dan memeliharanya (Kej. 1:28-29).
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang istimewa hendaklah kita memuliakan Allah Tritunggal, karena kita memang diciptakan Allah untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7). Marilah kita mengelola diri sendiri dalam keteraturan, melayani Allah, menjadi berkat bagi sesama, dan memelihara segala ciptaan-Nya dengan baik untuk kemuliaan Sang Pencipta.
Salam dan doa dari,
Pdt. Andreas Loanka
GKI Gading Serpong