TOBELO – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia mengadakan Konsultasi Nasional Perempuan GMKI di Tobelo, 29 November- 2 Desember 2017 dengan tagline “Perempuan Merdeka”.
“Kegiatan Konas Perempuan GMKI ini adalah yang pertama sejak beberapa tahun terakhir dan dilaksanakan bertepatan dengan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan yang dilaksanakan dari tanggal 25 November-10 Desember. GMKI setiap tahunnya selalu turut terlibat dalam kampanye ini, dan Konas Perempuan ini menjadi salah satu momentum penting untuk semakin menguatkan kampanye dan advokasi GMKI terhadap isu-isu perempuan di Indonesia,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI, Sahat Martin Philip Sinurat dalam sambutannya pada acara pembukaan Konas Perempuan.
Sahat menyatakan bahwa sejak dahulu kungkungan patriarki begitu kuat membatasi pergerakan perempuan sebagai ciptaan merdeka. Masyarakat masih membiarkan terjadinya diskriminasi dan tindak kekerasan terhadap perempuan. Bahkan negara sering kali membiarkan terjadinya ketidakadilan gender di tengah masyarakat.
“Melalui Konas Perempuan, kita mengajak semua kader perempuan GMKI se-Tanah Air untuk berkonsultasi tentang apa, bagaimana dan seperti apa nantinya model atau desain rencana tindak lanjut dari perjuangan perempuan merdeka. Pasca kegiatan ini, GMKI diharapkan dapat semakin gencar melakukan advokasi dan kampanye anti kekerasan perempuan. Selain itu kader-kader perempuan GMKI semakin termotivasi untuk menjadi pemimpin yang berdaya saing baik di kampus, organisasi, dan masyarakat,” ujar Sahat.
Ketua Umum Sinode Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH) Pdt. Demianus Ice dalam sambutannya menyampaikan bahwa gereja dan lembaga agama memiliki peranan penting dalam mendekonstruksi dan mentransformasi pemahaman masyarakat tentang perempuan.
“Forum ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap persoalan kekerasan perempuan yang masih banyak terjadi. Di tengah bangsa yang mengalami krisis moral, perempuan GMKI ditantang untuk tampil sebagai pelayan gereja dan masyarakat yang berbela rasa dengan yang lain,” ujar Pdt. Demianus.
Dalam sambutannya, Bupati Halmahera Utara, Ir. Frans Manery mengapresiasi pelaksanaan Konas Perempuan yang diadakan di Tobelo. Agenda nasional ini menjadi momentum bagi perempuan Halmahera Utara untuk dapat berperan sesuai bidangnya masing-masing.
“Kabupaten Halmahera Utara mulai berbenah dalam mendorong kepemimpinan perempuan. Kepemimpinan di ruang publik sudah ada diisi oleh perempuan. Sayangnya, banyak perempuan Halmahera Utara yang masih membatasi dirinya, padahal dari segi jumlah, Halmahera Utara mayoritas dihuni oleh penduduk perempuan. Saya berharap para peserta terkhusus yabg berasal dari GMKI Tobelo dapat menjadi penggerak dalam kepemimpinan perempuan di kabupaten ini,” ujar Bupati.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang diwakilkan oleh Staf Khusus Menteri, Bapak Benny Bernard Naraha, menyampaikan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan perdagangan manusia masih marak terjadi di berbagai daerah. Beliau mengakui bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri menyelesaikan persoalan-persoalan ini.
“Presiden Jokowi menginstruksikan kementerian ini untuk bekerjasama dengan berbagai yayasan, LSM, dan lembaga advokasi lainnya. Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan GMKI ini, yang menunjukkan bahwa para pemudi turut prihatin dan terlibat dalam mengurangi dan meniadakan kekerasan terhadap perempuan Indonesia. Kami dari kementerian PP dan PA siap untuk bekerjasama dalam advokasi dan pemberdayaan perempuan di daerah-daerah,” kata Benny.
Sebelum membuka secara resmi acara ini, Staf Khusus Menteri berpesan agar para peserta dapat membangun komunitas di daerah masing-masing sehingga ketika terjadi persoalan perempuan, dengan cepat dapat diadvokasi oleh jaringan tersebut. Pembukaan kegiatan Konas Perempuan GMKI dilakukan oleh Staf Khusus Menteri didampingi oleh Bupati Halmahera Utara, Ketua Komnas Perempuan Azriana Manalu, Ketua Umum Sinode GMIH, Ketua Panitia Debora Tongo Tongo, dan Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI.
Pada kegiatan ini hadir kurang lebih seratus orang peserta perempuan dari puluhan cabang GMKI se-Indonesia, perwakilan OKP, utusan gereja, dan para undangan lainnya.