Mengampuni Sesama

0
2935

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

Matius 6:12

Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

 

“Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Demikianlah bunyi salah satu permohonan dalam “Doa Bapa Kami”, doa yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri kepada murid-murid dan gereja-Nya. Kenapa kita harus mengampuni sesama? Karena melalui sikap itu kita menjunjung kekudusan Tuhan.

Di bagian awal “Doa Bapa Kami”, kita telah berseru: “Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu…” Perkataan ini tidaklah bermaksud memerintah Tuhan, melainkan sebuah seruan berisi pernyataan bahwa si pendoa, berdasarkan imannya, menjaga kekudusan nama Tuhan. Berdasarkan pernyataan iman itu, kita lalu memohon pengampunan-Nya. Kita tidak dapat menjunjung kekudusan nama Tuhan dengan materi, pangkat atau kemampuan lahiriah yang kita miliki, tetapi lewat pengampunan. Karena itulah kita memohon pengampunan-Nya, dan pada saat yang sama kita telah mengampuni sesama kita. Pengampunan Tuhan hanya berlaku efektif ketika kita juga mau mengampuni sesama kita.

Seorang bapa gereja bernama Diognetus pernah menulis, “Orang-orang Kristen mempersatukan dunia di tangannya.” Ini adalah pernyataan yang cukup berani, tetapi sangat beralasan. Sekiranya nilai-nilai kristiani menjadi anutan dan panutan, maka seluruh dunia memang akan terikat indah dalam kesatuan.

Dalam lingkupkan yang kecil, orang Kristen dapat mempersatukan keluarga dan jemaat di tangannya. Kenapa? Karena inti kekristenan adalah kasih. Pusat kasih adalah pengampunan. Allah mengasihi kita, karena Dia terlebih dahulu telah mengampuni kita. Dengan demikian, kasih yang kita miliki harus terbukti dalam sikap mengampuni.

Dalam hal ini, di satu pihak, orang Kristen memiliki kerendahan dan ketulusan hati untuk mengakui dan memohon ampun atas segala kesalahannya. Di pihak lain, ia memiliki keterbukaan dan kemurahan hati memberi ampun kepada orang-orang yang bersalah kepadanya. Prinsipnya bukan lagi “mata ganti mata, gigi ganti gigi” (Mat. 5:38), melainkan “… ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat. 6:12). Pengampunan adalah jalan menjaga kekudusan nama Tuhan dan sekaligus pengikat gereja untuk hidup dalam kesatuan.

Sungguh benar ungkapan-ungkapan berikut ini:

Permohonan maaf adalah pemelihara persahabatan dan piutang kehormatan.

Tak pernah merupakan lambang kelemahan, sebab lawan kata mengampuni adalah membenci.

Tidak menuntut biaya apa, kecuali kesombongan anda.

Mohon maaf menghasilkan jauh lebih banyak, ketimbang biaya yang mesti dikeluarkan.

Ia adalah alat yang mesti ada di dalam setiap rumah tangga.

Jangan tahan hati kita untuk mengampuni. Yesus berkata, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Mat. 6:14-15). Pengampunan adalah kata kunci untuk membangun keserasian relasi kita dengan Allah dan sesama.

Orang Kristen mengikat seluruh dunia menjadi satu? Ya! Karena ia memiliki kunci keserasian dalam membangun hubungan antar manusia, yaitu pengampunan. Dengan mengampuni kita menjaga kekudusan nama Tuhan, dengan diampuni kita dikuduskan sebagai umat-Nya. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here