Oleh: Jeannie Latumahina
Menurut UNESCO ,minat baca orang Indonesia 0,01 artinya dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang suka baca.Di tahun 2017 Indonesia diperingkat ke 60 dari 61 negara yang masyarakatnya senang membaca.
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa sangat sulit untuk menjadikan masyarakat dan netizen Indonesia cerdas, sangat sulit menciptakan oknum pemimpin Indonesia yang cerdas.Sebab masyarakat dan para oknum pemimpinnya malas membaca buku.Apalagi buku sejarah.Membaca saja sudah malas,maka tidak mengherankan kalau mendengar pun mereka sering tertidur.
Masyarakat dan para pemimpinnya lebih tertarik dan suka pada berita hoax,gosip ataupun pada film hoax.Apalagi dalam beberapa hari belakangan ini Film G 30S menjadi topik hangat.
Arifin C Noer dengan beberapa kesengajaan adegan ,dalam Film G 30 S tersebut ,memaparkan kebohongan cerita tentang peta Indonesia bahwa Indonesia mencakup Timor Leste.Kebohongan yang lain adalah : kekejaman anggota Gerwani di Film G30S adalah Hoax, strategi rezim Orba.Sebab berdasarkan hasil visum et repertum ke-6 Jenderal dan 1 perwira tinggi yang menjadi korban kudeta 1965 ,tidak ditemukan luka hasil dari sayatan atau pencongkelan mata,seperti digambarkan film tersebut.Mungkin juga, menurut saya, ini adalah tanda dari Arifin C Noer ,yang mau mengatakan bahwa film tersebut penuh kebohongan.Film tersebut adalah hoax.hati- hati menontonnya ! saya pikir karena dia sangat memahami bahwa masyarakat dan para oknum pemimpinnya sangat senang dengan yang berbau” hoax!”
Hoax ,merupakan dagangan yang sangat laku terjual bagi masyarakat yang bodoh dan tolol serta dungu . Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat mudah dibodoh- bodohi,dikompor-komporin, apalagi kalau disanjung- sanjung wauww sangat mudah untuk diangkat sekaligus dibanting ke dalam jurang perpecahan.Apalagi kalau dicampur dengan penyedap SARA! langsung saja dilahap dan disantap dengan emosi yang meluap- luap..Masyarakat yang sangat terpaku dan terpesona dengan berita hoax maupun film hoax.
Pertanyaan saya adalah apakah film yang menyimpang dari sejarah yang sebenarnya atau dengan kata lain film yang penuh dengan kebohongan layak untuk ditonton masyarakat bahkan seruan untuk nobar??Apakah ada standar batasan kode etik sebuah film yang menyangkut sejarah suatu bangsa?Nasionalisme suatu bangsa?
Tidak mengherankan Nobar Film G 30S PKI, menjadi trend seruan dari oknum pemimpin tertentu langsung direspons laris manis oleh masyarakat.Semangat dan antusias yang terbaca jelas di medsos dan juga pamer kebanggaan kalau distatus FB nya ada berita kalau yang bersangkutan ikut nobar .Merasa senang menjadi bagian dari berita yang hangat ,berita nobar film G 30S PKI!
Miris melihat kenyataan seperti ini.Gampang terpesona,bangga dengan kebodohan percaya pada berita maupun film hoax.Cerewet dan curhat di media sosial tentang kebodohannya.Tanpa mengetahui bahwa inilah yang dinanti Saracen.Situasi seperti inilah yang ditunggu! dan sudah pasti dimanfaatkan oleh Saracen!
Menurut pemikiran saya, sudah saatnya seni perfliman Indonesia ,apalagi yang menyangkut sejarah bangsa dapat dipertanggungjawabkan hakekat atau inti pesan sejarah yang hendak disampaikan secara benar.Sejarah adalah sesuatu yang benar,tepat ,kontekstual dan dapat dipertanggungjawabkan.Sejarah yang salah perlu untuk diluruskan.Untuk menguatkan analisis sejarah yang benar,maka kita perlu mendapatkan banyak informasi dari sumber- sumber yang dapat dipercaya, dalam hal ini pelaku sejarah yang masih hidup ataupun buku serta bukti sejarah yang otentik.Jangan sampai masyarakat yang sudah malas baca dibuat semakin menjadi bodoh.Jadilah masyarakat dan netizen yang kritis!Jadilah bangsa yang bangga dengan sejarahnya!Bangsa yang belajar dari sejarah untuk menjadi lebih baik!Bangsa yang memiliki budaya baca!Bangsa yang cerdas!Bangsa yang bersatu! fokus dalam bekerja ,mengejar ketertinggalan! Menjadikan Indonesia sebagai zambrut khatulistiwa yang bermartabat didalam peradaban dunia!
Kediri,26 September 2017.