Oleh: Pdt. Anna Vera Pangaribuan
Selamat pagi untuk kita semua, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupan kita sekalian.
Yeremia 18:14-15, Masakan salju putih akan beralih dari gunung batu Siryon? Masakan air gunung akan habis; air yang sejuk dan mengalir? Tetapi umat-Ku telah melupakan Aku, mereka telah membakar korban kepada dewa kesia-siaan; mereka telah tersandung jatuh di jalan-jalan mereka, yakni jalan-jalan dari dahulu kala, dan telah mengambil jalan simpangan, yakni jalan yang tidak diratakan.
Siapakah diantara kita di dalam hidup ini mau melakukan yang sia-sia? Tentu tidak bukan, bahkan hampir semua orang tidak mau melakukan jala kesia-siaan, sebab hal itu tidak ada manfaatnya dan faedahnya bagi dia dan mungkin tidak ada untuk orang lain. Tetapi, sadar atau tidak sadar, kita pernah melakukan hal yang sia-sia di dalam hidup ini. Memang penilaian kesia-siaan itu adalah dari Allah, namun disamping itu kita perlu menanyakannya kepada Allah. Apakah perbuatan dan tindakan kita itu berkenan bagiNya atau tidak?
Bangsa Allah adalah bangsa pilihan yang dikasihi oleh Allah, tetapi bangsaNya membuat hati Allah menjadi sedih karena mereka tidak menuruti rencana dan perintah Allah. Allah menggambarkan diriNya seperti tukang periuk yang membentuk dari tanah liat. Ketika Periuk itu tidak baik maka ia akan kembali dihancurkan untuk menciptakan Periuk yang baru kembali. Tetapi disini bangsa Allah digambarkan dalam hal pembangkangan kepada Allah, dengan ungkapan;Tetapi umat-Ku telah melupakan Aku, mereka telah membakar korban kepada dewa kesia-siaan; mereka telah tersandung jatuh di jalan-jalan mereka, yakni jalan-jalan dari dahulu kala, dan telah mengambil jalan simpangan, yakni jalan yang tidak diratakan. Terjadi perubahan yang tidak disadari oleh umat Allah. Begitu juga dengan ungkapan; Masakan salju putih akan beralih dari gunung batu Siryon? Masakan air gunung akan habis; air yang sejuk dan mengalir? Perubahan dan penyimpangan umat Allah digambarkan tidak mengenal kejujuran dan kesetiaan.
Saudaraku, pesan ini merupakan hal yang harus kita sadari di dalam hidup kita. Ada banyak perbuatan kita yang mungkin kita anggap benar ternyata salah bagi Allah, maka ujilah perbuatannya dan sikapmu menurut kebenaranNya dan kesetiaanNya di dalam hidupmu. Mungkin perasaan kita dekat dengan Allah ternyata kita sudah jauh dari padaNya. Untuk mengembalikan itu semua maka kita harus mau dihancurkan, maksudnya adalah seperti tukang periuk yang menghancurkan Periuk yang tidak baik dan membuat kembali yang baru. Dihancurkan berarti meninggalkan dan menanggalkan kebiasaan lama yang tidak berkenan bagi Allah. Apakah saudara dan saya mau diperbaharui oleh Allah? Amin
Selamat beraktifitas untuk kita semua
Salam Marturia
Pdt. Anna Vera Pangaribuan