Hidup Baru Bertitik Tolak Dari Kebangkitan Yesus

0
8607

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

Lukas 24:36-49

(36) Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!” (37) Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. (38) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? (39) Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. (41) Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: “Adakah padamu makanan di sini?” (42) Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. (43) Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. (44) Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” (45) Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. (46) Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, (47) dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. (48) Kamu adalah saksi dari semuanya ini. (49) Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.”

 

Kata orang, kalau tersesat di Jakarta, carilah puncak Monas. Menujulah ke sana, dan dari situ berusaha lagi untuk mencapai tempat tujuan Anda. Nasihat ini mengandung arti bahwa dalam hidup ini Anda harus memiliki “titik orientasi utama”. Bertolak dari titik orientasi itu Anda akan dimudahkan untuk menggapai maksud dan cita-cita Anda.

Dalam hidup beriman, “titik orientasi utama” kita adalah kebangkitan Yesus. Kita tidak akan sampai kepada keselamatan Allah kalau kita tidak masuk dalam dan berangkat dari kebangkitan Yesus.

Yesus harus bangkit dari antara orang mati untuk memberikan jalan bagi kita masuk dalam keselamatan Allah. Tanpa kebangkitan Yesus, kita akan tetap tinggal dalam keruwetan masalah karena dosa akan terus meliliti perjuangan kita. Kita tidak mempunyai pintu masuk dalam syalom Allah. Tanpa kebangkitan, apa yang disebut hidup baru hanyalah sebuah impian yang diharapkan, tapi tak akan kunjung nyata. Itulah sebabnya, ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya yang sedang berkumpul pada malam hari di sebuah rumah, pertama-tama Ia menjamin mereka dengan sabda-Nya, “Damai sejahtera bagi kamu!” Tampak bahwa kebangkitan Yesus membawa sukacita bagi murid-murid yang tadi berada dalam suasana ketakutan. Dan, memang, kebangkitan mengandung kekuatan untuk menyingkirkan ketakutan. Percaya pada Yesus yang bangkit adalah percaya bahwa Dia dapat menyingkirkan segala ketakutan. Dengan demikian, kebangkitan Yesus mau menegaskan kembali kehidupan dalam damai sejahtera di mana orang tidak perlu takut lagi dan sebaliknya hidup dalam sukacita.

Jelas, dengan kebangkitan-Nya Yesus mau mengembalikan citra diri kita yang telah rusak dan menjamin kita untuk hidup dalam kepenuhan rahmat Allah. Percaya kepada kebangkitan Yesus, berarti kita percaya bahwa Allah sanggup “membangkitkan” kita dalam setiap hal. Ia sanggup membangkitkan kita dari keterpurukan dan kehancuran. Ia sanggup mengubahkan kehidupan kita yang jahat kepada kehidupan bermakna. Ia sanggup membentuk kehidupan kita yang tanpa kasih kepada kehidupan yang penuh kasih. Dan yang tetutama, Ia sanggup membebaskan hati kita dari kekuasaan roh dunia dan mengisinya dengan Roh-Nya sendiri.

Karena itu, Yesus menjanjikan datangnya Roh Kudus ke atas murid-murid-Nya. Roh Kudus akan menolong mereka dalam menjalankan tugas sebagai saksi. Dan, yang tidak kalah penting dari kehadiran Roh Kudus adalah adanya kuasa untuk ‘mengampuni’ dosa. Kuasa ini hanya datang dari Roh Kudus yang diberikan Yesus kepada kita. ‘Mengampuni’ di sini bukan berarti kita dapat mengganti posisi Yesus. Hanya Yesuslah yang dapat mengampuni dan menyelamatkan orang dari dosanya. Akan tetapi dalam kuasa Roh Kudus kita dapat menjaminkan pengampunan itu bagi orang lain. Dengan kata lain, kita dapat menyalurkan pengampunan itu bagi mereka yang bertobat. Namun harus diingat, bahwa kita sendiri harus lebih dulu menjadi orang yang telah bertobat dari dosa-dosanya.

 

SELAMAT PASKAH !

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here