Jakarta, SENTANA
AKSI Teror dan Intimidasi terus menghantui warga DKI Jakarta, setahun belakangan ini. Aksi ini tak lepas dari pertarungan menuju DKI-1 yang saat ini memasuki putaran kedua. Sejak masa kampanye hingga mendekati pencoblolan pada Rabu 19 April 2017 nanti, teror dan intimidasi layaknya hidangan yang disuguhkan bagi para pemilih setiap hari.
Meski Kepolisian telah berupaya meredam aksi-aksi ini, namun jumlah praktik-praktik intimidasi tak kunjung surut, bahkan meningkat. Sebabnya jelas, kemenangan dalam Pilkada DKI menjadi tolok ukur kemenangan politik pada Pemilihan Legislatif serta Pemilihan Presiden pada 2019 yang akan datang.
Pilkada pun tak lagi menjadi “Pesta Rakyat” yang penuh kegembiraan, Pilkada berubah jadi ketakutan.
Tak ingin ketakutan berlarut-larut di Ibukota, Gerakan Relawan Mandiri (GERAM) PEMBURU POLITIK UANG & LAWAN TEROR menggulirkan sebuah gerakan rakyat (people movement) yang baru, dinamakan “Ronda Rakyat” demi mengembalikan keamananan dan ketenangan warga Ibukota.
“Mendorong sebanyak-banyaknya warga Jakarta terutama yang tinggal di pemukiman padat penduduk melakukan ‘Ronda Rakyat’ secara swadaya demi mengembalikan keamanan serta kenyamanan masyarakat di kampungnya masing-masing” papar Sabar Mangadoe Tambunan, inisiator sekaligus penggerak (GERAM) PEMBURU POLITIK UANG & LAWAN TEROR. Sabar Mangadoe Tambunan, kepada SENTANA, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/4).
#LAWAN TEROR
Selain menjaga keamanan dan kenyamanan rakyat, gerakan yang baru ini, kata Sabar, sekaligus menumbuhkan kemauan dan kemampuan warga menolak politik uang serta menghadang segala bentuk teror dan intimidasi yang muncul di pemukiman-pemukiman padat selama proses Pilkada.
Sabar melanjutkan, dari hasil survei yang dilakukan berbagai lembaga survey, terdapat 2,1 juta pemilih yang mengalami ketakutan selama Pilkada DKI berlangsung, “Hak dasar warga untuk memilih dengan bebas dan rahasia telah dirampas oleh mereka yang melakukan teror dengan cara terstruktur, sistematis dan masif,” beber pria yang juga salah satu INISIATOR GERAKAN KEBAJIKAN PANCASILA bersama Gus Sollah, Buya Safii Ma’arif,
Menurut Sabar, untuk mewujudkan gerakan ini, pihaknya mengharapkan peran-aktif dan kongkrit dari seluruh kelompok dan lapisan masyarakat, terutama kaum kelas menengah ibukota Jakarta ini, dengan bergotong royong menyumbangkan waktu, tenaga, pikiran serta materil. Sebab gerakan ini kata dia, tidak cukup hanya mengandalkan partisipasi kita melalui ujung jari, gadget dan koneksi internet, alias melalui dunia maya.
“Masyarakat kecil khususnya di pemukiman padat membutuhkan bantuan kongkrit dari kita semua, terutama kita- kita dari kaum kelas menengah bangsa ini. Mari kita lakukan ‘Ronda Rakyat.’ Jangan takut, jangan golput. Mari kita lawan politik uang dan teror itu! Tak akan ada pihak manapun yang mampu menakut-nakuti kita, bila kita bersatu dan bergotong-royong menghadapinya,” kata Sabar Mangadoe Tambunan.
#BERDAULAT
Sabar mengingatkan, ketika Joko Widodo (Jokowi) berstatus Calon Presiden pada 24 May 2014 pernah menyampaikan bahwa “Demokrasi haruslah gembirakan rakyat.”
Karena itu kata dia melanjutkan, warga DKI sebagai rakyat yang berdaulat dan bermartabat bergerak dan melakukan Ronda Rakyat ini, “Dari kita, oleh kita, untuk kita. Mari semua bergembira dalam pesta demokrasi di Jakarta ini, dalam semangat Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika,” tutup Sabar.
Untuk mempermudah partisipasi masyarakat, Ronda Rakyat Center dapat dihubungi melalui Telp/SMS/WA di nomor 0812 9569 5984. @PHS