LET US ALL TAKE MORE RESPONSIBILITY, NOT OLNY FOR OURSELVES AND OUR FAMILIES BUT FOR OUR COMMUNITIES AND OUR COUNTRY (Bill Clinton)

0
1456

Oleh: Pdt. Weinata Sairin

 

 

Salah satu ciri khas dan keistimewaan manusia adalah bahwa ia sering disebut *manusia yang ditanggungi jawab*. Ya manusia yang harus memberi jawab terhadap berbagai perkembangan yang terjadi disekitar dirinya. Soal ekonomi, soal politik, soal hubungan antar agama, dsb. Bahkan ia juga harus memberi jawab terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan dirinya. Ia tidak bisa membisu. Ia  tak bisa abai. Ia takbisa melarikan diri meninggalkan persoalan yang terpaut drngan dirimya pribadi.

 

Martabat dan harga diri manusia akan banyak bergantung pada sikap manusia dalam mengejawantahkan identitas dirinya. Dari pengalaman empirik kita mengetahui ada banyak kasus yang.secara amat jelas membuktikan tatkala manusia bersikap masa bodo, membisu bahkan membiarkan saja segala sesuatu terjadi. Ia lari  dari tanggung jawab; ia lepas tangan, ia mencari kambing hitam.

 

Ada banyak orang yang berpandangan, atau berkilah bahwa tidak memberi jawab atau tidak bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya adalah melulu atau semata-mata masalah *teknis*. Ia tak sanggup, tak ada waktu atau merasa bahwa hal itu bukan bagian dari tanggung jawabnya. Padalah melarikan diri dari tanggung jawab adalah sebuah *penyangkalan secara sadar* terhadap hakikat dan identitas kedirian manusia. Ini soal mendasar dan penting, bukan sekadar soal teknis.

 

Agama-agama telah memberikan dasar pemahaman kukuh tentang sosok manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang istimewa yang penciptaannya berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia diciptakan dengan tugas pokok untuk memelihara, mengelola alam. Alam dengan segenap isinya yang telah diciptakan oleh Allah mesti dirawat dan dikelola dengan baik oleh manusia. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata manusia tidak sekadar merawat dan  memelihara alam, tetapi mengeksploitasi secara besar-besaran bahkan merusaknya dengan nafsu keserakahan yang luar biasa.

 

Berdasarkan realitas yang ada maka ke depan Agama-agama melalui masing-masing pemuka agama, harus makin mengedepankan tentang pentingnya sosok manusia, sebagai makhluk yang ditanggungi jawab, melalui berbagai bentuk informasi/program pembinaan. Manusia sebagai sentral ciptaan Allah, sebagai *imago dei* sebagai *chalifah Allah* harus benar benar berperan sesuai dengan identitasnya dan ‘tupoksinya’. Benar yang diucapkan Bill Clinton sebagaimana dikutip diawal bagian ini, bahwa tanggungjawab manusia itu tak boleh berhenti pada diri/kelompok sendiri tetapi juga harus mencakup lingkup yang lebih luas yaitu masyarakat dan negara. Pemikiran Bill Clinton yang cerdas seperti ini akan membebaskan manusia dari kerangka berfikir yang introvert dan primordial yang bisa kontraproduktif bagi sebuah masyarakat modern.

 

Selamat Berjuang. God bless.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here