Majukan Apologetika Kristen di Indonesia

0
5106

Ev. Edy Sulistiyo Wahyudi, S.E, M.Div

images“Kekristenan di Barat (AS dan Eropa) sedang memasuki era buram, abad kegelapan baru, sedang memasuki era budaya “paska-kristen”. Bukan saja semakin banyak orang Kristen (khususnya pemuda Kristen) yang meninggalkan iman mereka; mereka juga semakin diindoktrinasi secara habis-habisan dengan ide-ide tidak Alkitabiah di seluruh masyarakat, seperti Darwinisme, humanisme sekuler, atheisme, relativisme, naturalisme, postmodernisme, hedonisme dan banyak lagi yang lain. Hal ini terjadi karena kebanyakan orang Kristen tidak diajarkan bagaimana mengembangkan suatu pandangan Kristen yang komprehensif tentang realitas. Kebanyakan orang Kristen tidak diajarkan/dilatih dengan suatu apologetika alkitabiah yang cerdas mengenai isu-isu fundamental saat ini. Saat ini ratusan juta anak-anak dan pemuda Kristen di Barat menjadi korban ide-ide populer dunia modern, sudah mengadopsi ide-ide anti-kris menjadi pandangan hidup mereka dan meninggalkan iman Kristen mereka.” Demikian dikemukakan Ev. Edy Sulistiyo Wahyudi, S.E, M.Div, dalam Seminar “Relevansi Apologetika Kristen Untuk Kaum Awam” yang diselenggarakan oleh Akademi Protestan Indonesia (API), di Jakarta.

“Pendidikan sekuler (Humanisme/Atheisme) merupakan sarana paling jitu yang digunakan kaum anti-kris untuk memurtadkan anak-anak Tuhan di AS dan Eropa saat ini. Sekitar 90% siswa yang belajar di sekolah negeri (dari TK sampai universitas) diajar teori Evolusi yang atheistis. Apalah arti sekolah minggu 1-2 jam di gereja dengan sekali pengajaran bagi anak-anak, dibandingkan dengan 5 hari indoktrinasi ajaran humanisme di sekolah-sekolah? Ini yang menyebabkan sekularisasi di AS. Keadaan ini juga sama di Eropa. Peradaban Barat sebagian besar sudah disekularisasi. Sekularisme adalah iman/agama yang beracun. Dari berbagai riset, hanya sekitar 10% orang Kristen yang memiliki pandangan dunia yang alkitabiah, kemungkinan karena pengaruh budaya kontemporer.”tandasnya dengan nada sedih.

“Akan tetapi, walaupun Kekristenan di Barat semakin mundur, akan tetapi Gereja di Barat saat ini justru sedang mendekati Zaman Keemasan Apologetika. Sudah mulai banyak lahir lembaga dan pusat-pusat apologetika Kristen Protestan Injili di AS. Sudah banyak lahir apologet-apologet dan filsuf-filsuf yang membela kekristenan secara intelektual, akademis dan saintifik. Sudah dibangun ratusan universitas Kristen Protestan Injili yang baru yang menjadi benteng-benteng apologetika Kristen di AS. Semakin banyak orang Kristen yang kembali lagi kepada kebenaran-kebenaran wawasan dunia Alkitabiah. (Biblical Worldview). Kita harus melawan humanisme sekuler. Sudah lama tubuh Kristus membiarkan sekularisme mendikte moralitas masyarakat. Bukannya gereja yang mempengaruhi dunia ini, tetapi dunia yang telah mempengaruhi Gereja, dimana sudah tidak ada lagi perbedaan yang jelas antara orang Kristen dengan non-Kristen.

Sedang hidup di zaman post-modernisme, relativisme dan humanisme sekuler, Gereja sedang berada di persimpangan jalan yang kritis, karena itu kita harus siap menyuarakan kebenaran biblical worldview kita pada dunia yang sedang bingung mencari jawaban-jawaban problematis

Apologetika Kristen harus berperan sebagai katalis untuk menetralkan tren berbahaya ini Kita harus berdiri kokoh dalam iman dan membela iman, dan diperlengkapi untuk mempunyai pengaruh positif dalam masyarakat tempat kita hidup. Kita perlu memperlengkapi pelajar-pelajar dan mahasiswa Kristen dengan apologetika Protestan Injili agar mereka bisa menghadapi humanisme, evolusionisme dan isme-isme yang tidak alkitabiah. Agar mereka bisa hidup dengan integritas, jujur dan cerdas dalam menghadapi tantangan-tantangan kehidupan. Agar para pelajar mampu memahami dan mengartikulasikan wawasan Kristen, dan memampukan mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan paling sulit dan mempersiapkan mereka secara praktis agar mereka dapat merespons setiap tantangan dengan iman Kristen mereka dengan percaya diri.

Kekristenan merupakan sahabat bagi akal budi. Kekristenan memiliki tradisi yang kuat dalam filsafat, sains, kesusasteraan, dan seni. Karena itu, kekristenan yang otentik dan sejati dibangun di atas dasar iman, logika dan akal budi. Sehingga kita harus menolak sikap yang anti intelektual, anti filsafat, anti ilmu pengetahuan.

Kekristenan bukan untuk orang yang berpikiran lemah. Tidaklah cukup dengan percaya saja. Kita harus tahu apa yang kita percaya dan mengapa kita percaya. Dan kita harus bisa membela iman percaya kita.”papar Edy Sulistiyo dengan suara lantang penuh semangat.

Lalu Apakah Apologetika itu? tanya Edy Sulistiyo.

“Orang non-Kristen, kaum skeptis, dan orang dari agama-agama lain sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan kritik tentang iman Kristen. Bisakah kita menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Saudara punya bukti apa bahwa Tuhan itu ada? Bagaimana saudara percaya pada Tuhan yang maha-kasih tetapi nanti akan mengirimkan orang ke neraka? Mengapa Tuhan (mau) menciptakan dunia yang penuh dengan kejahatan dan penderitaan? Kalau Ia maha-kasih dan maha-kuasa sebagaimana kata Alkitab, tidak bisakah Tuhan menghentikan kejahatan dan penderitaan? Bagaimana orang Kristen bisa mengatakan bahwa Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, sementara para ilmuwan telah membuktikan bahwa manusia berevolusi lebih dari jutaan yang lalu dari binatang-binatang yang lain? Mengapa saya harus mempercayai Alkitab, apabila ada banyak kitab suci yang lain yang juga mengaku sebagai Firman Tuhan? Bagaimana tentang kitab-kitab Injil yang terhilang, selain dari ke empat Kitab Injil? Itulah beberapa pertanyaan yang sering dipertanyakan orang-orang yang belum percaya. Pertanyaan mereka harus mampu kita jawab.

Kata apologetika berasal dari bahasa Yunani apologia yang ditemukan dalam 1 Petrus 3:15 dan berarti “membela, mempertahankan” (Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab (apologia/pembelaan) kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu,…) Alkitab mengatakan bahwa kita harus selalu siap sedia untuk memberi “pembelaan” (suatu apologia) kepada orang-orang yang menanyai kita tentang pengharapan yang kita miliki sebagai orang Kristen.

Jadi apologetika adalah cabang teologia Kristen yang mengkhususkan diri untuk/dalam “membuat pertahanan dan pembelaan” dan memberi jawaban (alasan) secara rasional, logis, biblikal, kontekstual dan komprehensif-sistematis terhadap pertanyaan, keberatan, sanggahan, kritik dan penolakan dari orang-orang yang belum percaya, tentang klaim-klaim kebenaran tentang iman Kristen.

Apologetika Kristen itu sangat penting dan wajib bagi setiap generasi karena dalam setiap zaman kekristenan akan selalu diserang, dikritisi dan digugat. Kita berapologetika karena kita percaya worldview alkitabiah adalah pandangan dunia yang paling baik, paling rasional dan paling dibutuhkan umat manusia sepanjang zaman. Hidup manusia bergantung pada worldviewnya. Apologetika membantu orang memahami mengapa pandangan hidup Kristen (Christian worldview) itu yang paling masuk akal/logis. Karena itu apologetika harus menjadi prioritas dalam setiap gereja.

Iman Kristen sedang dirusak oleh ajaran-ajaran palsu dari orang-orang tak beriman dan penyesat-penyesat. Tuhan tidak ingin kita duduk-duduk santai ketika iman Kristen diserang dan dirusak orang para pengkritik iman. Tuhan ingin kita merespons tantangan-tantangan dan keberatan-keberatan dari para pengkritik dan skeptik, dan meruntuhkan ide-ide, misinformasi dan dusta-dusta mereka.

Ada 5 alasan kita berapologetika: Pertama, apologetika merupakan bagian dari misi kita (Kita ingin menjangkau orang-orang yang terhilang); kedua, apologetika merupakan perintah dalam Alkitab (karena kita ingin taat pada Firman Tuhan); ketiga, apologetika merupakan bagian dari sejarah gereja; keempat, apologetika merupakan tanggung-jawab Kristen kita untuk membela kebenaran (karena kita ingin menjadi orang yang berintegritas); kelima, apologetika merupakan bagian penting pemuridan Kristen (karena kita ingin mempersiapkan orang-orang Kristen yang transformatif, progresif dan militan).

Kita harus kembali ke dasar-dasar kebenaran Tuhan yang ada dalam FirmanNya, Alkitab. Kita harus belajar menerapkan kebenaran biblical worldview dalam setiap aspek hidup kita. Kita menolak nilai-nilai pandangan dunia yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Kita memperingatkan orang akan bahaya-bahaya bila memperyai dusta-dusta dunia. Setan terus menciptakan dan membuat dusta-dusta secara halus dan berusaha menyesatkan manusia dengan ide-ide manipulatif dan menyesatkan. Orang-orang yang menolak Kekristenan telah ditipu.

Tujuan apologetika bukan hanya untuk memenangkan suatu diskusi atau perbedaan pendapat, tetapi agar orang yang sedang kita ajak bicara bisa menjadi murid Kristus kemudian hidup di dalam Tuhan Yesus dalam seluruh spektrum kehidupan. Apologetika harus bisa merubah hidup kita, iman kita, pola berpikir kita dan relasi kita dengan Tuhan.

Akan tetapi, masih ada beberapa kalangan Kristiani yang apriori dengan aplogetika. Mereka biasanya berkata,”Kita hanya perlu memberitakan Injil dan mempercayai Roh Kudus. Firman Tuhan tidak perlu dibela. Firman Tuhan itu hidup dan penuh kuasa, lebih tajam dari pisau bermata dua! Mengapa Tuhan ingin kita “membela iman” kita? Bukankah kita hanya perlu memberitakan Injil?

Sikap ini tidak tepat karena Firman Tuhan memerintahkan kita untuk selalu siap sedia untuk memberi pembelaan (1 Petrus 3:15) dan kita harus berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus(Yudas 1:3).

2 Koriuntus 10:4-5 “Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.”

Tuhan menyuruh Yeremia dalam Yeremia 1:9, 10b:”Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataanKu kedalam mulutmu…untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.”

Tugas utama kita sebagai duta-besar Kristus adalah untuk memberitakan Injil dan melakukan pemuridan. Tetapi kadang-kadang sebelum orang menerima Injil, kita harus mencabut, merobohkan dan membinasakan dan membakar ide-ide, spekulasi-spekulasi, filsafat-filsafat dan dusta-dusta dunia, agar mereka bisa benar-benar mengenal Allah yang benar dan sejati. Jadi kita harus memberitakan Injil dan sekaligus harus siap sedia membela kebenaran.

Kita berapologetika dengan lemah lembut, ramah, bersikap hormat, rendah hati, bijaksana, penuh kesabaran dan akademis. Tujuan utama kita berapologetika bukanlah untuk berdebat kusir atau memenangkan perdebatan tetapi untuk berdialog dan memenangkan jiwa

Kita harus membawa gelombang baru apologetika Kristen ke Gereja Barat. Kita harus memajukan apologetika Kristen di Indonesia. Kita harus mempersiapkan apologet-apologet dan membangun pusat-pusat apologetika Kristen yang besar dan kredibel,”tegas Edy Sulistiyo.

Seminar ini dihadiri oleh ratusan aktifis gereja, mahasiswa theologi, para pengusaha dan profesional Kristen. (Hotben Lingga)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here