Seruan Terbuka kepada PT. Inalum: Normalisasi Aliran Air Danau Toba Sekarang

0
272

 

Seruan Terbuka kepada PT. Inalum: Normalisasi Aliran Air Danau Toba Sekarang

 

Oleh: Mangaliat Simarmata

 

Danau Toba, permata alam Sumatera Utara yang menjadi kebanggaan nasional dan daya tarik wisata dunia, kini menghadapi ancaman serius akibat kenaikan permukaan air yang tak kunjung surut.

Hampir sebulan terakhir, air Danau Toba terus naik sekitar dua meter, mengganggu aktivitas masyarakat, merusak area wisata di pesisir, dan berpotensi merugikan sektor pariwisata menjelang libur Lebaran.

Fenomena ini bukan sekadar akibat hujan deras yang turun di kawasan Danau Toba. Secara alami, danau ini memiliki sistem keseimbangan—air yang masuk akan mengalir keluar melalui Sungai Asahan.

Akan tetapi, kenyataannya, air masih bertahan di dalam danau. Ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ada ketidakseimbangan dalam pengaturan aliran keluar air di Bendungan Sigura-sigura yang dikelola oleh PT. Inalum?

*Apa yang Terjadi dengan Bendungan Sigura-sigura?*

Sebagai pengelola bendungan yang strategis untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), PT. Inalum memiliki kendali terhadap aliran air yang keluar dari Danau Toba.

Selama musim kemarau, mereka mampu mengatur debit air untuk memastikan pasokan listrik tetap optimal.

Akan tetapi, mengapa saat musim hujan, pengaturan ini seolah tidak dilakukan dengan baik? Apakah ada kebijakan yang sengaja dibuat untuk menahan air demi kepentingan tertentu, sementara masyarakat di sekitar Danau Toba harus menanggung dampaknya?

Jika ada kekhawatiran bahwa pelepasan air dalam jumlah besar bisa menyebabkan banjir di daerah aliran Sungai Asahan, maka solusinya bukan dengan menahan air di Danau Toba hingga merusak pesisir dan menghancurkan mata pencaharian masyarakat.

Harus ada keseimbangan yang diperhitungkan dengan matang untuk menghindari dua bencana sekaligus—banjir di hilir dan kenaikan air yang merugikan di hulu.

Baca juga  UNESCO Tetapkan 16 Geopark Baru sebagai UNESCO Global Geoparks

*Kerusakan Ekologis Memengaruhi Siklus Air*

Kondisi ini semakin diperparah dengan degradasi hutan penyangga di sekitar Danau Toba. Penggundulan hutan dan alih fungsi lahan menjadi perkebunan eukaliptus yang rakus air telah mengacaukan keseimbangan ekosistem.

Air hujan yang seharusnya terserap dengan baik kini langsung mengalir deras ke danau, mempercepat kenaikan permukaan air.

Pemerintah telah berulang kali berjanji untuk melakukan konservasi hutan penyangga Kawasan Danau Toba, tetapi hingga kini, langkah konkret belum terlihat.

Ini menjadi tantangan yang harus segera dijawab, bukan hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh perusahaan-perusahaan besar seperti PT. Inalum yang turut mengambil manfaat dari sumber daya alam di kawasan ini.

*Bertindaklah Sekarang*

Kami, masyarakat yang peduli terhadap Danau Toba, menyerukan kepada PT. Inalum untuk segera mengambil tindakan nyata dengan:

1. Menormalkan kembali aliran keluar air dari Danau Toba melalui Bendungan Sigura-sigura secara proporsional agar permukaan air kembali stabil.
2. Berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan lembaga lingkungan, untuk mencari solusi terbaik bagi keseimbangan ekosistem Danau Toba dan Sungai Asahan.
3. Mendukung upaya konservasi hutan penyangga di sekitar Danau Toba sebagai langkah jangka panjang untuk mengatasi masalah ini.

Danau Toba bukan hanya sumber energi bagi PLTA, tetapi juga sumber kehidupan bagi masyarakat sekitarnya.

Menyelamatkan Danau Toba berarti melindungi masa depan pariwisata, mata pencaharian penduduk, dan keseimbangan ekologis yang telah ada selama ribuan tahun.

Saatnya bertindak, sebelum terlambat!

*Penulis Pemerhati Lingkungan Hidup dan Pariwisata Danau Toba*
*Editor: Damayanti Sinaga*