Oleh: P. Adriyanto
*”Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”*
*1 Korintus 13:13*
Nas di atas menjelaskan kepada kita bahwa meskipun kita mempunyai iman, tapi jika kita tidak memiliki kasih, maka sama sekali tidak berguna, karena iman tersebut bekerja oleh kasih (Galatia 5:6)
Bila kita hidup dengan kasih, maka kita tidak pernah gagal dalam segala hal, karena kasih tidak pernah gagal. Kasih sanggup mengadakan perubahan yang menyeluruh dalam kehidupan kita bila memahami kasih Tuhan kepada kita, dan kita mengasihi sesama kita. Kasih adalah satu-satunya rahasia yang dapat menghantar kita pada kesuksesan kita.
Allah adalah kasih dan Dia mengasihi kita.
*”Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.”*
*Yeremia 31:3*
Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang terlebih dahulu mengasihi kita dan kasih-Nya begitu besar sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib guna menebus dosa kita.
Kita harus bernaung di dalam kasih Allah.
Yesus juga sangat mengasihi kita.
*”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”*
*Yohanes 10:11*
Kita harus saling mengasihi dengan sungguh-sungguh, sebab kasih itu berasal dari Allah. Allah mengasihi kita melalui pencurahan di dalam hati kita oleh Roh Kudus.
*”Setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.”*
*1 Yohanes 4:7*
Kita seringkali melupakan kasih kepada orang lain karena perasaan benci. Kebencian adalah hasutan dari iblis yang tidak suka melihat kita hidup dengan damai sejahtera, dan iblis tidak mau bila Allah yang adalah sumber kasih menyertai dan memberkati kita.
Kita tidak sungguh-sungguh mengasihi Allah bila kita tidak mengasihi sesama kita. Kita juga diperintahkan agar tidak menyimpan kebencian terhadap orang lain, kita harus mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri.
Akibat yang dapat timbul dari kebencian akan menimbulkan pertengkaran sampai pembunuhan.
Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia (1 Yohanes 3:15).
Dalam kehidupan sehari-hari dalam dunia kerja, sering timbul konflik dan perseteruan yang berkepanjangan. Seorang pemimpin dengan bebas bisa membenci anak buahnya, terlebih-lebih bila posisinya paling bawah seperti office boy, dan melakukan tindakan semena-semena, sehingga anak buah mengalami stress sampai depresi berat, yang dapat menimbulkan masalah keluarga, berbagai penyakit seperti stroke, borok usus/mag yang parah dan menghambat karir/masa depannya. Ini sama dengan membunuh orang lain.
Kita harus menunjukkan kasih Allah bahkan kepada orang yang memusuhi dan membenci kita.
*”Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu, karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu.”*
*Matius 5:43~47*
Jangan kita hanya mengasihi orang-orang yang berkedudukan lebih tinggi daripada kita, orang-orang yang mengasihi kita, tapi merendahkan orang-orang yang hanya bisa menerima perlakuan buruk dari kita.
*”Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.”*
*Lukas 5:32~35*
Kita harus berbelas kasihan dan bersifat pengampun. Kita harus mengampuni orang lain sebagaimana Allah telah mengampuni kita. Celakalah kita bila tidak berbelas kasihan.
*”Penghakiman yang tidak bebelas kasihan akan berlaku atas orang-orang yang tidak berbelas kasihan.”*
*Yakobus 2:13*
Kita jangan menyimpan dendam dan kebencian, menunggu tibanya Idul Fitri, Natal dan Tahun baru baru saling memaafkan secara beramai- ramai. Ini bukan kasih yang tulus, tapi hanya merupakan tradisi manusia.
Amin.