Oleh: Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak-
*_(Efesus 4:32)_*
_Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu._
Suatu ketika dalam sebuah sidang di pengadilan, seorang ibu tiba-tiba berkata: bebaskanlah terdakwa ini bapak Hakim, karena saya sudah mengampuninya. Kasih dan pengampunan itulah yang tepat diberikan kepadanya agar ia bertobat dan berubah menjadi orang baik.
Hukuman apapun yang akan dijatuhkan kepada terdakwa ini tidak akan membuat suamiku hidup kembali. Untuk itu lebih baik ia diampuni dan dikasihi agar menjadi orang yang baik.
Tentu banyak orang yang hadir dipengadilan menganggap ibu itu bodoh dan keterlaluan, kenapa tega-teganya orang yang sudah berbuat jahat diampuni bagitu aja. Yah mungkin jika anda berada di pengadilan, andapun akan berkata demikian kepada si ibu, kenapa harus diampuni?
Si ibu itu adalah seorang ibu yang tiba-tiba menjadi janda karena suaminya mendadak tewas karena ditembak mati oleh terdakwa yang sedang duduk di kursi “pesakitan” di pengadilan itu. Menyakitkan dan sungguh kejam memang perbuatan terdakwa kepada suamiku, namun aku telah mengampuninya dan berharap ia menyesal, bertobat dan mau berubah, demikian ditambahkan oleh ibu itu.
Bagaimana jika itu terjadi padamu? Apakah engkau juga akan mengampuni? Atau malah berbalik mengatakan gantung dia, tembak mati dia, hukuman mati dia, pokoknya, bukan pengampunan, melainkan dendam.
Nats hari ini, mengajak kita untuk menjauhkan diri dari sikap geram, marah, gaduh, fitnah dan apalagi sampai dendam. Jika anda disakiti atau dijahati orang lain Tahun lalu, apakah perbuatan jahatnya itu masih engkau simpan di hatimu? Bagaimana pula jika itu baru terjadi bulan lalu, minggu lalu atau kemarin, jangankan disimpan, mungkin masih membekas di hatimu.
Apakah kita terus diam saja dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa? Tentu tidak, namun reaksi pengampunan dan kasih kepada orang yang menjahati kita, itu lebih berarti dan memiliki nilai tinggi di hadapan Allah ketimbang menyimpan sakit hati dan rasa dendam di dalam hati kita.
Jangan menyimpan rasa dendam dalam hidup karena itu bertentangan dengan status kita sebagai anak-anak Allah. Sama seperti Allah yang telah mengampuni kita di dalam Yesus, demikianlah kita harus berlaku ramah seorang terhadap yang lain serta saling mengampuni.
Janganlah selalu merasa benar dan membenarkan perbuatanmu yang sesungguhnya banyak tidak baiknya, tetapi sadarilah, akuilah dan mintalah pengampunan dari Allah. Yesuspun mengajari kita dalam Doa Bapa Kami: ….ampunilah dosa kami, seperti kami juga telah mengampunimu orang yang bersalah kepada kami.
Jadi jangan pernah berharap Allah akan mengampunimu, jika engkau sendiri tidak mau mengampuni orang lain yang bersalah kepadamu. Hilangkanlah rasa dendam, bersikaplah ramah, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, amen.
*SELAMAT PAGI*
*DAN*
*SELAMAT BERAKHIR PEKAN*
*_(Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak-Jkt)_*