Mazmur 96; Wahyu 19:5
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!
Mazmur 96:1
Sebuah seminar diadakan di gereja Presbyterian di Omaha. Saat itu setiap jemaat diberikan balon karbit dimana pada saat hati mereka meluap dengan sukacita, maka balon itu harus dilepaskan ke udara. Karena Presbyterian, merkea tidak terbiasa berteriak “haleluya” atau “puji Tuhan.” Sampai ibadah itu usai, ternyata masih ada 1/3 balon lebih yang belum dilepaskan. Ayo, lepaskan balonmu !
Saat orang Kristen kehilangan sukacita, maka itu menjadi saat yang menyedihkan. Sebab Roh Kudus seharusnya menjadi sumber sukacita kita. Dan bila sukacita itu telah lenyap, pasti ada yang tidak beres dalam hubungan kita dengan Roh Kudus.
Pujian adalah ekspresi kita bersukacita. Tidak ada aturan waktu kapan kita memuji Tuhan. Tetapi itu harus terjadi setiap saat dan setiap hati, tanpa memandang situasi apa yang sedang kita hadapi. Kita pernah melihat sumber air di pegunungan misalnya ? Ciri apa yang kita lihat dari sumber itu ? Ciri utamanya adalah aliran air itu tidak pernah berhenti meskipun pada masa kemarau pun. Jadi dalam masa-masa bumi menjadi kering, sumber air itu masih mengeluarkan airnya.
Kalau ada orang Kristen yang bersukacita dan memuji Tuhan hanya pada masa senang saja, itu artinya sukacita itu karena pengaruh luar saja. Begitu masalah datang maka tidak ada pujian kepada Tuhan.
Pemazmur juga berkata tentang nyanyian baru. Apakah ini berbicara tentang lagu baru ? Itu hanya sebagian kecil saja artinya. Yang terutama adalah nyanyian yang keluar dari hati yang telah diperbaharui oleh karya Roh Kudus. Jadi lagu yang lama bisa menjadi seperti baru saat kita menyanyikan dengan hati yang meluap dengan sukacita.
Kitab Wahyu berbicara tentang suara yang berkata, “Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu : ”Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!” (Wahyu 19:5). Sebagian doa adalah kewajiban, maka memuji Tuhan juga kewajiban. Jangan abaikan pujian, sebab banyak anak Tuhan yang mengalami kuasa Allah saat doa dinaikkan.
Renungan :
Bagaimana dengan kebiasaan kita memuji Tuhan ? Apakah kita tidak yakin bahwa kita adalah seorang pemuji ? Kalau begitu, setelah Akitab membaca renungan ini, pujilah Tuhan dengan segenap hati kita !.
Selama masih ada pujian mujizat pun masih tersedia.