Diusir tapi Dikasihi

0
1978

Kejadian 21:14-21

Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th

Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. (ay. 14).

Diusir

Nas kita hari ini menggambarkan tentang diusirnya si hamba perempuan, Hagar dan anaknya, Ismael dari keluarga Abraham (ay. 14). Hagar menangis, dan sudah tidak berdaya. Sekarang ia mengharapkan remah-remah yang dulu dibuang dan dipandangnya dengan rendah di meja tuannya. Seperti halnya orang yang berada di bawah kuasa roh perbudakan, ia putus asa mengharapkan pertolongan, tidak ada yang bisa diandalkan selain kematian anak itu (ay. 15-16).

Dalam kesusahan ini, Tuhan dengan penuh rahmat tampil untuk memberi mereka kelegaan: Ia mendengar suara anak itu (ay. 17). Kita tidak membaca sepatah kata pun yang diucapkan anak itu. Tetapi keluhannya, rintihannya, dan keadaannya yang kacau, berteriak nyaring di telinga yang penuh belas kasihan.

Malaikat itu meyakinkan Hagar bahwa Tuhan memperhatikan anak itu dalam kesusahannya: Tuhan mendengar suara anak itu, sekalipun ia berada di padang gurun (sebab, di mana pun kita berada, selalu ada jalan terbuka menuju sorga). Oleh sebab itu, bangunlah, angkatlah anak itu (ay. 18). Perhatikanlah, kesiapan Tuhan untuk menolong kita ketika kita dalam masalah tidak boleh mengendorkan, tetapi justru menggiatkan, usaha-usaha kita untuk menolong diri kita sendiri.

Malaikat itu mengarahkan mereka pada perbekalan yang tersedia saat itu (ay. 19): Tuhan membuka mata Hagar (yang bengkak dan hampir buta karena menangis), dan kemudian ia melihat sebuah sumur. Berdiamnya Ismael, pada akhirnya, di padang gurun Paran (ay. 20-21), tempat yang liar, cocok untuk orang liar. Dan memang seperti itulah Ismael. Orang-orang yang lahir menurut daging merasa puas dengan padang gurun dunia ini, sementara anak-anak perjanjian berjalan menuju Kanaan sorgawi, dan tidak bisa beristirahat sampai mereka tiba di sana.

Hagar dan Ismael

Manusia cenderung hanya peduli pada dirinya sendiri atau kelompoknya, dan tidak peduli tentang orang lain. Christianto Wibisono lewat tulisannya di Suara Pembaruan Selasa, 6 Januari 2004 mengritik masyarakat pers Indonesia yang baru menyuarakan protesnya kepada pemerintah dan TNI karena terbunuhnya Ersa Siregar, reporter senior RCTI di NAD.

Sementara ketika ratusan sipil di NAD selama darurat militer II menjadi korban perang, tidak ada protes berarti dari para wartawan. Mereka baru ribut ketika rekan mereka yang menjadi korban.

Bacaan kita hari ini mengungkapkan kepedulian Tuhan kepada keluarga pilihan, Abraham dan Sara, juga kepada Hagar dan Ismael yang dibuang oleh mereka. Tuhan menggenapi janji kepada Abraham mengenai ahli warisnya. Ishak adalah penggenapan janji itu. Ya, Abraham sendiri tega mengusir Hagar dan Ismael, karena merasa kepentingan keluarganya terancam.

Tuhan tidak demikian.

Tuhan tidak pilih kasih. Tuhan tidak melupakan Hagar dan Ismael. Sesuai dengan janji-Nya kepada Hagar pada saat Ismael masih dalam kandungan, di padang gurun Bersyeba Tuhan melindungi dan memelihara mereka (ay. 17-21). Bahkan Tuhan menjanjikan Ismael menjadi bangsa yang besar (ay. 18). Kepedulian Tuhan jauh melampaui kasih manusia.

Kita belajar dari sikap Tuhan ini untuk peduli kepada orang lain, jangan hanya berpusat kepada diri sendiri dan kelompok kita. Bahwa Tuhan peduli kepada kita sampai memberi penyataan anugerah-Nya seharusnya membuat kita lebih mempedulikan orang lain. Karena, sesungguhnya siapakah kita? Apakah lebihnya kita daripada orang lain, yang adalah sesama kita?

Karenanya, renungkanlah ini: “Adakah orang yang tersisihkan oleh karena ego kita? Tunjukkan kasih Tuhan kepadanya melalui kepedulian kita yang konkret dan praktis!

KEPEDULIAN ADALAH MAKANAN YANG LEBIH BAIK DIHIDANGKAN SAAT ORANGNYA

MASIH ADA DAN DIDEPAN KITA.

SAAT IA TELAH PERGI DAN SUDAH TIDAK ADA, KEPEDULIAN KITA MENJADI BASI.

#Salam_WOW

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here