Oleh: P. Adriyanto
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”_*
*Roma 12:2*
Lingkungan bisnis yang dinamis dan yang diwarnai dengan perubahan yang sangat cepat, menuntut para pelaku bisnis untuk melakukan perubahan radikal/cepat yang positif dan yang menyangkut perubahan sikap mental, pola pikir (mindset), cara pandang (paradigma), pola bisnis, struktur pasar, perubahan produk/jasa, teknologi, selera konsumen, perubahan policy, strategi, taktik, dan lain-lain. Mereka yang tidak dapat mengikuti perubahan tersebut akan terjebak di tengah (stuck in the middle) dan akhirnya akan hancur/ lenyap dari industri terkait. Ingat arus *_DIGITAL DISRUPTION_* yang semakin deras yang menggeser pola bisnis yang konvensional. Pada abad digital ini hampir semua sektor bisnis penting mendasarkan pola bisnisnya pada teknologi berbasis internet, seperti perbankan, online business seperti Buka Lapak, Grab online taxi, dan lain-lain. Sampai bimbingan belajar pun saat ini mulai terancam dengan bimbingan belajar online.
Bagaimana dengan kita sebagai manusia biasa? Apakah kita tidak perlu berubah? Perubahan adalah hak setiap orang, namun ada orang yang tidak mau berubah. Orang-orang ini akan menjadi obsolete (ketinggalan zaman/kuno) dalam semua aspek kehidupan. Dan mereka merasa seperti orang asing yang hidup di dunia lain.
Sebagai orang Kristen (Katolik dan Protestan) kita bahkan harus memelopori perubahan karena Yesus Kristus adalah *Agent of Change* yang maha agung.
Perubahan-perubahan yang telah Yesus lakukan antara lain adalah:
* Ia telah memerintahkan diberlakukannya Hukum Kasih oleh umat manusia.
* Yesus telah menggenapi Hukum Taurat, bukan meniadakan tapi agar dapat dimengerti dan dipatuhi manusia.
* Melalui kematian-Nya, Yesus telah mendatangkan perubahan sikap mental dan keberanian dari para murid-Nya. Semula mereka ketakutan dan bersembunyi di dalam rumah, tapi setelah kematian Kristus mereka punya keberanian untuk keluar ke mana-mana dan mengabarkan Injil dengan penuh semangat.
Firman mengingatkan kita bahwa jangan sekali-kali kita menjadi serupa dengan dunia dan kita harus berubah oleh pembaruan budi kita. Bila selama ini kita lebih mencintai dunia, sekarang kita harus lebih menyukai kehidupan yang berorientasi pada pendekatan kepada Tuhan.
Ada beberapa prakondisi bila kita benar-benar ingin berubah:
✓ kita harus bertobat dan menjadi seperti anak kecil.
*”Aku berkata kepadamu: jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”*
*Matius 18:3*
✓Kita harus selalu hidup dalam terang.
*Matamu adalah pelita tubuhmu, jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya”*
*Lukas 11:34~36*
✓ Kita harus membuang segala sesuatu yang kotor dan kejahatan.
*”Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa yang menyelamatkan jiwamu.”*
*Yakobus 1:21*
Kita tidak perlu takut untuk berubah kearah yang benar dan lebih baik, di manapun juga karena Tuhan senantiasa melindungi kita.
¹ *”Bukankah telah Kuperlihatkan kepadamu? Janganlah kecut dan tawar hati sebab TUHAN, Allahmu menyertai engkau ke manapun engkau pergi.”*
*Yosua 1:9*
Yesus membawa perubahan. Kecanggihan teknologi oleh manusia adalah berkat dan anugerah dari Tuhan, dan kita wajib menjaganya untuk kebaikan manusia.
² *”Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”*
*Yeremia 29:11*