Oleh DR. S Wiji Suratno PhD
Mazmur 4:4 (TB) (4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela
Sebagai manusia setiap orang pasti pernah marah. Marah disebabkan banyak hal, antara lain karena tersinggung ucapan lawan bicara, ada yang memfitnah, tidak suka sikap lawan bicara, dikritik, dicela, tidak dipercaya, melihat orang lain berlaku bodoh dan melanggar firman atau melanggar moral dan etika, kecewa dan tidak puas dan lain sebagainya. Bolehkan manusia atau umat percaya marah? Tentu saja sebagai orang yang tidak sempurna boleh saja marah. Tuhan Yesuspun pernah marah ketika bait Allah digunakan untuk tempat yang tidak layak oleh orang-orang yang tidak beribadah. Hanya saja dalam marah Alkitab mengajarkan beberapa batasan yaitu 1. Jangan berbuat dosa 2. Jangan lama-lama 3. Marah dalam hati jangan direalisasikan 4. Tetap berdiam diri.
Mengapa saat marah jangan berbuat dosa? Saat marah umumnya emosi manusia tak terkendali. Saat emosi manusia bisa melakukan apa saja. Bila kuasa Iblis masuk ini yang akan mebimbulkan banyak mala petaka. Maka tidak sedikit perpecahan dalam gereja, dalam rumah tangga, dalam organisasi karena tidak bisa mengendalikan diri. Dalam marah rasul Paulus mengatakan jangan sampai matahari terbenam. Efesus 4 : 26-27 agar kita segera berdamai dan meredam kemarahan sehingga Iblis tidak memanfaatkannya. Contoh di Alkitab seperti Kain, Musa, Absalom dan Saul merupakan contoh orang yang tidak bisa mengendalikan kemarahan sehingga akhirnya melakukan kesalahan yang fatal dan berakibat buruk terhadap dirinya sendiri.
Marah boleh tapi cukup dalam hati sehingga tidak direalisasikan. Dengan demikian maka kita bisa meredam dan mengendalikannya. Keluarkan kata pengampunan dan maaf maka hati akan terasa tenang dan amarah itu perlahan akan hilang dan kita keluar dari tekanan jiwa. Dan keempat adalah berdiam diri. Dengan berdiam diri dan mengeluarkan kata memaafkan hal ini memberi kesempatan pada Roh Kudus untuk bekerja dan menutup ruang gerak si jahat menguasai hidup kita. Kemarahan adalah suatu dosa dan bila diikuti akan berbuah dosa ( Galatia 5 : 19-21 ). Mari amarah diganti dengan buah buah Roh ( Galatia 5 : 22-23 ) maka akan memperoleh sukacita yang penuh karena Roh Kudus akan memenuhi hidup kita dan KuasaNya akan memimpin kita ke jalan yang benar.
Salam kasih
DR. Stefanus Wiji Suratno PhD