Hikmat dan Kekuatan Allah

0
3079

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

 

Daniel 2:24-49

(24) Sebab itu pergilah Daniel kepada Ariokh yang telah ditugaskan raja untuk melenyapkan orang-orang bijaksana di Babel; maka pergilah ia serta berkata kepadanya, demikian: “Orang-orang bijaksana di Babel itu jangan kaulenyapkan! Bawalah aku menghadap raja, maka aku akan memberitahukan kepada raja makna itu!” (25) Ariokh segera membawa Daniel menghadap raja serta berkata kepada raja demikian: “Aku telah mendapat seorang dari antara orang-orang buangan dari Yehuda, yang dapat memberitahukan makna itu kepada raja.” (26) Bertanyalah raja kepada Daniel yang namanya Beltsazar: “Sanggupkah engkau memberitahukan kepadaku mimpi yang telah kulihat itu dengan maknanya juga?” (27) Daniel menjawab, katanya kepada raja: “Rahasia, yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum. (28) Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang. Mimpi dan penglihatan-penglihatan yang tuanku lihat di tempat tidur ialah ini: (29) Sedang tuanku ada di tempat tidur, ya tuanku raja, timbul pada tuanku pikiran-pikiran tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari, dan Dia yang menyingkapkan rahasia-rahasia telah memberitahukan kepada tuanku apa yang akan terjadi.

 

Daniel, yang namanya berarti “Allah adalah hakim(ku)”, memperlihatkan bagaimana seseorang hidup mengutamakan Tuhan dalam segala hal. Jika Allah menjadi prioritas, maka tidak akan ada kekecewaan dan kehampaan dalam hidup ini. Hal itu terlihat dengan jelas, di tengah-tengah ancaman dan tantangan yang sangat serius dari Raja Nebukadnezar kepada Daniel dan “orang-orang bijak” yang ada di Babel, bahwa kalau mereka sebagai “orang-orang bijak atau orang-orang pandai” dalam kerajaan saat itu tidak dapat mengungkapkan makna mimpinya, maka mereka akan dilenyapkan selama-lamanya.

Mimpi yang bersifat nubuat itu, tidak akan dapat diketahui oleh manusia yang mengandalkan kekuatan dan pengetahuannya sendiri (ay. 10-11). Namun, oleh Daniel, mimpi serta ancaman itu diterima dan dihadapi dengan tenang sambil mengajak teman-temannya untuk berdoa (ay.17-19). Dan, apa yang diyakini oleh mereka, bahwa Allah yang mereka imani sanggup melakukan segala-galanya terbukti, dimana dalam suatu penglihatan, Allah memberikan hikmat dan kekuatan-Nya kepada Daniel, sehingga dia dapat mengetahui  mimpi Raja Nebukadnezar serta maknanya (ay. 31-45).

Karena Hikmat dan kekuatan Allah jugalah, maka penjelasan yang diberikan oleh Daniel untuk Nebukadnezar dapat membuat dia mengerti, sekaligus senang dan memuji Allah yang disembah oleh Daniel dan teman-temannya, sebagai “Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja dan Yang menyingkapkan segala rahasia-rahasia“ (ay. 47).

Pemujian seperti itu juga harus selalu terucap dari mulut setiap orang percaya, bahwa hikmat dan kekuatan Allah sanggup memberitahukan dan menyingkapkan segala misteri kehidupan ini. Belajarlah juga seperti Daniel dan teman-temannya, di mana kita harus tetap tenang dalam menghadapi ancaman, tantangan dan godaan hidup sekarang ini. Utamakan Dia selalu dalam setiap kehidupan kita, dan mintalah hikmat serta kekuatan-Nya dalam doa untuk melangkah dengan pasti didalam hidup ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here