Pertolongan Tuhan Datang dalam Kekudusan Umatnya

0
1550

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

Yosua 6:15-21

(15) Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali. (16) Lalu pada ketujuh kalinya, ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota ini kepadamu! (17) Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi TUHAN untuk dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh. (18) Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya. (19) Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN.” (20) Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu. (21) Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai.

 

Pada hari ketujuh orang-orang Israel bangun ketika fajar baru menyingsing dan bersiap-siap untuk merebut kota Yerikho. Pada hari itu mereka harus mengelilingi kota Yerikho sebanyak tujuh kali, sebab itulah cara yang diberikan Tuhan untuk menguasai kota Yerikho. Setelah mengelilinginya tujuh kali, para imam meniup sangkakala dan Yosua berseru kepada mereka: “Bersoraklah, sebab Tuhan telah menyerahkan kota ini kepadamu!” Lalu umat Israel bersorak dan runtuhlah tembok kota itu. Perlu diingat bahwa bukan maksud penulis kitab Yosua mengatakan bahwa tembok kota itu runtuh karena bangsa Israel bersorak. Yang meruntuhkan tembok itu jelas Tuhan sendiri. Akan tetapi dalam rangka penyataan kuasa Tuhan, Israel harus menyatakan pujian dan menyambutnya dengan bersorak (sorak iman). Di atas sorak iman itu Tuhan bertindak.

Sesudah tembok kota runtuh, orang Israel masuk dan menguasai kota. Bangsa Yerikho ternyata tidak berdaya menghadapi penaklukan bangsa Israel. Mereka sangat terkejut dan tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Tuhan menyerahkan kota itu kepada Yosua dan bangsanya sesuai dengan janji-Nya dalam Yousa 6:2 (Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa).

Meskipun Israel telah menguasai kota itu, mereka tidak diperbolehkan mengambil apa pun yang ada di dalamnya. Karena segala isi kota itu telah dikhususkan Tuhan untuk dimusnahkan. Kata “khusus” yang dipakai di sini menggunakan kata Ibrani chèrèm, yang artinya sama dengan “haram” dalam bahasa Arab. Isi kota itu diharamkan Tuhan dan harus dimusnahkan. Siapa yang melanggarnya (dengan mengambil sesuatu) akan mendapat celaka.

Penumpasan kota Yerikho mengandung makna bahwa umat-Nya harus hidup ditempat yang telah dikuduskan dan tidak di atas kejahatan (termasuk benda-benda hasil kejahatan) masyarakat. Kita tahu bahwa penduduk Yerikho menyembah berhala dan menganut “agama-kesuburan” yang mempraktekkan kehidupan dengan mutu moral yang sangat rendah. Dalam “agama kesuburan” orang-orang dibenarkan melakukan pelacuran di kuil-kuil. Itulah sebabnya Tuhan membersihkan kota itu supaya umat-Nya tidak tercemar.

Ada dua hal yang dikecualikan oleh Tuhan dalam penumpasan-Nya terhadap kota Yerikho. Pertama, emas, perak, tembaga dan besi (untuk perbendaharaan Tuhan, lihat ayat 19). Mengenai perbendaharaan rumah Tuhan baca Bilangan 31:28-30, 45-54. Benda-benda berharga itu rupanya akan dipergunakan untuk kemuliaan Tuhan. Kedua, seorang perempuan sundal bernama Rahab yang dulu pernah menyelamatkan pengintai-pengintai yang dikirim Yosua (baca Yosua pasal 2). Benda-benda dan perempuan ini tidak boleh dimusnahkan.

Dari kisah ini kita boleh memetik beberapa pengajaran iman yang berharga untuk kekristenan kita masa kini.

Pertama, Tuhan selalu berkuasa menolong umat-Nya untuk mencapai keadaan yang lebih baik (bukankah Tuhan telah berjanji untuk memulihkan umat-Nya?). Pertolongan Tuhan adalah pertolongan yang dinyatakan di dalam keyakinan umat-Nya. Orang Israel tidak mungkin melihat tindakan Tuhan atas tembok Yerikho, kalau mereka sendiri tidak mentaati kehendak-Nya. Pemulihan kehidupan kita sekarang bukanlah sesuatu yang mustahil, asal kita yakin sepenuhnya kepada Tuhan. Akan tetapi amat disayangkan karena sekarang ini makin banyak saja orang Kristen yang mempersekutukan dirinya dengan kegelapan. Untuk kita harus bertobat, sebelum semuanya terlambat!

Kedua, untuk memelihara hubungan kita dengan Tuhan, kita harus menjauhkan diri (atau berusaha) menghindari bentuk-bentuk kehidupan dalam dosa supaya kita tidak terperangkap di dalamnya. Untuk itu kita harus terus memelihara kehidupan rohani kita supaya beroleh hikmat dari Tuhan untuk membedakan mana yang baik dan mana jahat.

Ketiga, menyadari bahwa hidup dan segala yang ada pada kita adalah anugerah dari Tuhan. Lalu dengan hati yang selalu merendah di hadapan Tuhan kita memberikan apa yang menjadi hak Tuhan dan tidak ditahan-tahan untuk diri sendiri. Bahkan, lebih daripada itu, dalam kepasrahan, kita dapat berkata bahwa “hidupku ada untuk kemuliaan Tuhan, Amin!”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here