Oleh: Oka Bagas S
Tidak ada pribadi yang lebih penting untuk dikenal di dunia ini selain Yesus atau Sang Penyelamat. Selidikilah segala sesuatu tentang Dia, kemudian anda akan mengenal siapakah Dia sebenarnya. Ada sebagian orang yang sama sekali tidak mau mendengar tentang nama Yesus. Menurut saya, orang itu berbuat kesalahan yang terbesar dalam hidupnya. Bagaimanakah ia dapat memberi penilaian yang benar tentang Yesus, kalau ia tidak mau mendengar tentang Dia. Kalau ia seorang yang berhikmat, seharusnya ia curiga dan bertanya dalam hati, apa sebab pemimpin agamanya melarangnya menyelidiki tentang Yesus, yang namanya berarti Penyelamat?
Ia tidak pernah melakukan satu dosapun. Ia menghidupi kehidupan yang suci mutlak. Puluhan bahkan ratusan orang dipakai oleh iblis untuk mengamatinya setiap hari. Mereka berusaha mencari kesalahanNya, namun tidak ada satu dosa pun didapati mereka pada diriNya. Kesucian hidup adalah syarat mutlak Sang Penyelamat. Syarat ini telah tertulis dalam kitab yang ada di tangan orang-orang di sekitarnya. Orang-orang Yahudi tahu persis, bahwa Penyelamat yang dijanjikan adalah seorang yang suci mutlak.
Sebenarnya mereka tahu, bahwa tidak ada seorang pun bisa hidup suci mutlak kalau ia bukan seorang manusia jelmaan Allah. Siapakah Yesus? Jawaban yang benar itu pasti bukan menurut pendapat orang-orang yang beratus-ratus tahun sesudah Dia. Dan juga bukan menurut pendapat orang-orang di sekelilingNya, walaupun mereka dapat memberikan jawaban yang lebih akurat daripada yang hidup ratusan tahun kemudian. Jawaban yang benar adalah menurut pendapat diriNya sendiri. Karena Dialah yang paling tahu siapa diriNya. Dan yang lebih tepat lagi ialah, melalui kehidupan dan semua yang dilakukanNya.
Ia tidak pernah menuntut diri sebagai guru, nabi atau pemimpin politik, sekalipun Ia melakukan tugas mengajar. Ia menyatakan kebenaran, sekalipun harus menanggung resikonya. Ia berkata kepada orang Yahudi, bahwa diriNya adalah Allah. Allah yang menjelma menjadi manusia. Tentu orang-orang Yahudi pada waktu itu sangat kaget terhadap tuntutan ini. Mereka tahu siapa ibuNya, serta anak-anak lain yang dilahirkan oleh ibuNya sesudah Dia. Mereka menilai Dia menghujat Allah dan mau membunuhNya.
Dalam masyarakat mereka, tidak ada orang yang berani mengatakan bahwa dirinya adalah Allah pencipta langit dan bumi. Resiko untuk mengeluarkan pernyataan itu terlalu besar. Sesuai dengan hukum yang ditulis oleh Musa, orang yang berkata demikian harus dibunuh. Tetapi Yesus mengatakan dengan tegas bahwa diriNya adalah Allah, karena Ia tidak dapat berbohong. Mereka tidak rela menerima tuntutanNya. Bahkan sampai hari ini, banyak orang tetap tidak mau menerima tuntutanNya. Daripada mengakuiNya Tuhan, sebagian orang hanya mengakuiNya nabi. Padahal, Dia tidak menuntut pengakuan sebagai nabi, melainkan Tuhan atau Allah.
Sebenarnya, hanya ada dua pilihan saja, yaitu menerima tuntutanNya dengan mengakuiNya Allah, atau menolakNya. Banyak orang mengambil keputusan tanpa menyelidiki atau mempertimbangkan fakta-fakta kebenaran. Mengapa Dia berani mengatakan diriNya Allah, padahal Dia tahu persis resikonya? Kalau Dia tahu diriNya bukan Allah, berarti Dia berbohong! Kalau Dia tidak tahu siapa diriNya, berarti ada masalah kejiwaan. Hanya ada dua alasan untuk menolakNya; yaitu menuduhNya berbohong atau menganggapNya gila. Kemungkinan Yesus memiliki masalah kejiwaan adalah hal yang sangat mustahil. Juga jelas sekali bahwa karakterNya bukan pembohong. Tidak ada orang yang sengaja berbohong supaya dibunuh. Ia mengajarkan nilai moral yang melebihi siapapun yang pernah hidup. Bukan hanya sekedar mengajarkan, melainkan juga mempraktekkan apa yang diajarkanNya.
Benarkah Ia Allah? Selain Ia suci tak bernoda, Ia juga melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Ia menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan menyembuhkan orang yang buta sejak lahir. Ia mengusir setan keluar dari tubuh orang yang dirasuki. Ia menghidupkan orang mati, bahkan yang telah dikubur empat hari. Ia menghentikan angin ribut, dan tahu bahwa di dalam mulut ikan ada uang. Ia tahu segala sesuatu yang belum diucapkan oleh seseorang. Apa yang tercatat di dalam Injil itu hanya sebagian kecil dari segala sesuatu yang diperbuatNya ketika Dia hadir di dunia ini. Tetapi apa yang tercatat di dalam Injil itu sudah cukup untuk menunjukkan identitas diriNya. Siapapun yang ingin masuk Surga, harus memikirkan tuntutan Yesus dengan serius, dan membuat keputusan.