Jakarta, Suarakristen.com
Direktur Eksekutif LJSI (Lembaga Jaringan Suara Indonesia) Fahrurizal menyatakan, masyarakat Jawa Timur membutuhkan figur Gubernur yang dapat menyiapkan lapangan kerja.
Pernyataan Direktur LJSI tersebut, menyusul telah dilaksanakannya survei yang mengukur popularitas dan akseptabilitas serta tingkat keterpilihan sejumlah nama bakal calon Gubernur Jawa Timur periode tahun 2018 -2023.
Fahrurizal mengungkapkan, Survei Lembaga Jaringan Suara Indonesia (LJSI) tersebut digelar pada 3 -10 Agustus 2017 di 29 Kabupaten dan 9 Kota di Jawa Timur dengan metode wawancara tatap muka kepada 1.613 responden yang sudah memenuhi hak pilih.
“Sampel dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling. Sedangkan margin of error survey sebesar +/- 2,44 persen dan tingkat kepercayaannya sebesar 95 persen,” ujar Fahrurizal kepada wartawan di Kantornya, Senin (14/8).
Lanjutnya, responden dalam penelitian survei ini terdiri dari masyarakat umum, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh Pemuda.
Dia menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan tokoh masyarakat adalah orang yang dianggap memiliki pengaruh dan dapat mempengaruhi keputusan calon pemilih, sedangkan yang masuk kategori tokoh Agama, adalah alim ulama, guru ngaji dan ustadz atau ustadzah.
“Kemudian responden dalam penelitian ini, sebagian besar adalah masyarakat umum, yaitu sebesar 89.90 persen, kemudian diikuti sebesar 5.60 persen, selebihnya adalah tokoh agama, sebesar 2.10 persen dan tokoh pemuda / politis sebesar 2.40 persen,” jelasnya.
Menurut dia, beberapa tahap dari hasil survei ternyata dari 1613 responden hanya 57,3 persen yang mengetahui akan adanya Pemilihan Gubenur Jawa Timur pada Juni 2018 sedangkan sisanya sebanyak 42,7 persen responden sama sekali tidak tahu akan adanya pilgub pada tahun depan.
“Tentu saja hasil Survei ini menunjukkan kalau KPU kurang bersosialisasi,” imbuhnya.
Sementara itu kata dia, Figur Gubernur yang diinginkan responden Jawa Timur dari survei jajak pendapat masyarakat terjawab bahwa 68,3 persen Responden menginginkan figur Gubenur Jawa Timur dan yang paling diharapkan dari kalangan pengusaha atau pebisnis.
Alasannya adalah bahwa Gubernur bisa membuka lapangan kerja dan membuat kebijakan yang bisa mempermudah pembukaan usaha atau bisnis di Jawa Timur yang berdampak pada peningkatan penghasilan masyarakat, sedangkan figur gubernur dari birokrasi hanya diinginkan oleh 8,5 persen responden , figur dari kalangan LSM dan politisi 9,4 persen dan selebihnya yaitu 13,8 persen menginginkan figur gubernur dari kalangan pemimpin agama.
Dia menuturkan terdapat beberapa tingkat atau kriteria yang dilakukan dalam survei tersebut diantaranya adalah : 1. Tingkat Popularitas Tokoh.
Saifullah Yusuf (Wakil Gubernur Jatim) tingkat popularitasnya 71,2 persen, Nur Hayati Ali Assegaf (anggota DPR RI) tingkat popularitasnya 41,2 persen, dan Nurwiyatno (inspektur Pemprov Jatim) tingkat popularitas nya 42,1 persen Kemudian La Nyalla Mattalitti (Ketua Kamar Dagang dan Industri Jatim), tingkat popularitasnya 74,3 persen serta Komisaris Besar Polisi Syafi’in (Analis Kebijakan Madya Bidkum Mabes Polri) Tingkat Popularitas nya 39,2 persen , dan Tingkat Popularitas Khofifah Indar Parawangsa yang sudah dua kali menjadi cagub Jatim yaitu 76,2 persen, sedangkan Tri Rismaharini Walikota Surabaya memiliki Tingkat Popularitas 70,4. %.
Lalu yang kedua, adalah tingkat akseptabilitas tokoh oleh masyarakat Jawa Timur. Hasil jawaban dari 1613 responden hasilnya cukup mengejutkan, tingkat akseptabilitas La Nyalla mencapai posisi tertinggi dibandingkan Tokoh lainnya yaitu 85,2 persen ,dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) hanya mencapai posisi (72,3 persen), dan itupun dibawah tingkat Akseptabilitas walikota Surabaya Tririsma Harini yaitu 74,3 persen dan disusul Khofifah Indar Parawangsa (73,8 persen), sedangkan tokoh lainnya masih dibawah 60 persen seperti Nur Hayati Ali Assegaf 57,3 persen ,Nurwiyatno 54,2 persen , Syafiiin 42,3 persen , Abdullah Azwar Anas 58,3 persen , Agus Harimurti Yudhoyono 48,2 persen , Djarot Syaiful Hidayat 59,2 persen.
Indikator ketiga adalah tingkat kemampuan (Kapabilitas) para tokoh. Pada indikator tingkat kemampuan para tokoh, responden menempatkan La Nyalla Mataliti sebagai tokoh yang paling dianggap mampu untuk mengatasi persoalan Ekonomi dan Sosial di Jatim.
Hal ini tergambar dalam jawaban responden yang memberikan skor kapabilitas sebesar 86,4 persen, sedangkan Khofifah Indar Parawangsa memiliki skor kapabilitas sebesar 82,1 persen ,Tri Rismaharini sebesar 80,3 persen, Syaifulloh Yusuf sebesar 78,3 persen , Djarot Syaiful Hidayat 78,1 persen , Abdullah Azwar Anas 70,3 persen,Nurwiyatno sebesar 60,2 persen, Nur Hayati Assegaf 57,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 52,3 persen dan Syafiin 46,7 persen .
Terungkap bahwa, Petahana Wakil Gubernur Jawa Timur yang selama ini tidak terlalu banyak ikut serta dalam mengambil keputusan dalam pemerintahan Soekarwo, sehingga Masyarakat Jawa Timur meragukan kemampuan Syaifulloh Yusup menjadi Gubernur Jawa Timur.
Keempat adalah tingkat atau kriteria Keterpilihan Tokoh Sebagai Gubernur Jawa Timur jika Pilgub digelar hari ini.
Dalam pertanyaan secara mendadak pada responden siapa tokoh yang menjadi pilihan responden untuk Gubernur Jawa Timur. Tanpa memberikan nama tokoh dan gambar tokoh serta latar belakang tokoh, maka secara spontan jawaban responden seperti demikian yang memilih Tri Rismaharini 20,6 persen, La Nyalla 20,5 persen, Khofifah Indar Parawangsa 16,6 persen, Syaiffuloh Yusup 9,3 persen, Djarot Syaiful Hidayat 4,4 persen, Abdullah Azwar Anas 4,3 persen, Nurwiyatno 3,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,7 persen, Nur Hayati Assegaf 1,6 persen dan Syafiin 1,1 persen serta 16,7 persen responden yang tidak memberikan jawaban.
Namun dalam jawaban responden dengan menggunakan kertas kuisioner yang dilengkapi dengan biodata para tokoh dan gambar tokoh, dalam pertanyaan siapa tokoh yang dipilih oleh Bapak /Ibu saat Pilgub Jawa Timur bila digelar Juni 2018 maka hasil jawaban survei menunjukkan sebanyak 26,3 persen memilih La Nyalla dengan alasan kemampuan La Nyala sebagai Pengusaha dan keterlibatannya di Kadin dan organisasi-organisasi sosial dapat mampu meningkatkan kesejahteraan Ekonomi Masyarakat , dan yang akan Memilih Syaifulloh Yusuf Hanya 9,1 persen yang diakibatkan ekonomi masyarakat yang makin sulit selama dalam kepemimpinan Sukarwo- Gus Iful.
Tri Rismaharini akan dipilih sebanyak 17,2 persen karena dianggap belum mampu untuk memimpin Provinsi Jawa Timur sehingga disarankan untuk tetap mengurus Kota Surabaya.
Sementara Khofifah Indar Parawangsa dipilih sebanyak 20,3 persen, Djarot Syaiful Hidayat 4,8 persen, Abdullah Azwar Anas dipilih sebanyak 4,6 persen, Nurwiyatno 2,3 persen, Nur Hayati Assegaf 2.2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,8 persen dan Syafiin 1,1 persen serta yang tidak menjawab sebanyak 10,3 persen.
“Dengan demikian maka Syaifulloh Yusuf akan sulit untuk bisa terpilih sebagai Gubernur karena harapan masyararakat Jawa Timur tidak ada dalam sosok dan kemampuan Gus Iful untuk menjadi Gubernur Jawa Timur,” pungkas Fahrurizal.
(Fri)